La Chérie. 14

17 1 0
                                    

Stav hanya terdiam menatap Volok. Begitu juga aku, Liana, Mirabella dan Laurelle. Sedangkan Lyra terlihat membuang muka. Volok lalu menghela napas.

"Kita sudah berjanji tidak akan membicarakan hal itu lagi pada siapa pun," ujar Volok gusar.

"Cepat atau lambat semua orang harus tahu, Volok!" Stav mengernyitkan dahi.

"Kamu tahu apa, Stav? Aku menyesal tidak membunuhmu setelah kerusuhan itu reda," gerutu Volok. Mirabella menatap Volok dengan ekspresi terkejut.

"Volok, ada apa denganmu? Kamu tidak akan mengatakan hal seperti tadi, kan?" tanya Mirabella pelan.

"Kenapa tidak?" tanya Volok sinis sambil menatap Mirabella. Mirabella hanya terdiam.

"Sudahlah Volok. Lupakan saja niatmu," Stav hendak meraih tangan Volok, tapi Volok membaca sebuah mantra dan Stav mendadak terlempar ke arah dinding. Mirabella menjerit, lalu dia menghambur ke arah Volok, menghalanginya untuk mengeluarkan mantra atau serangan lain. Volok menatap Mirabella sinis, lalu menggerakkan tangannya ke arah Mirabella. Angin kencang mendadak muncul dan menyerbu ke arah Mirabella. Saat itu Laurelle langsung membaca mantra, dan sebuah dinding batu langsung muncul, menghalangi Mirabella dari diterjang angin. Mirabella terdiam di depan dinding batu itu, masih shock, sementara Laurelle langsung menariknya merapat ke dinding tersebut. Aku, Lyra dan Liana mengikuti mereka. Sementara Stav bangkit dari jatuhnya, lalu dia membaca sebuah mantra dan api menyembur ke arah Volok. Volok meloncat menghindar.

"Ada apa dengannya...?" tanya Mirabella lirih. Lyra dan Laurelle saling bertatapan lalu mengendikkan bahu.

"Ini pasti sesuatu yang tidak boleh kita ketahui," bisikku.

"Apa ada dapur di sini?" Liana menatap Laurelle dan Laurelle mengangguk.

"Di mana? Tunjukkan," desak Liana, dan Laurelle mengernyitkan dahi.

"Untuk apa dapur? Kamu mau memasak di tengah-tengah suasana yang genting ini? Yang benar saja," omel Laurelle.

"Bukan begitu," keluh Liana. "Aku mau membuatkan Volok kue chiffon dengan bunga matahari. Itu akan membuatnya mengatakan apa yang dia sembunyikan selama ini," jelasnya.

"Jangan. Chiffon bunga matahari itu berbahaya! Itu memang akan membuat dia mengatakan hal yang dia rahasiakan, tapi dia juga akan melakukan hal-hal semaunya. Ini bisa membahayakan kalau dia mendadak mengamuk atau semacamnya. Lagipula sepertinya sekarang tidak memungkinkan untuk memaksanya makan kue," tegur Lyra.

"Jadi bagaimana caranya? Masa iya kita harus melawannya," keluh Liana, lagi.

"Aku dan Lyra akan mencoba memblokir semua serangannya, lalu Lyra akan menahannya di tanah. Saat itu kamu, Laurelle dan Nicoletta ke dapur markas dulu untuk membuat kue chiffonnya, bersamaan dengan kue Choco Lava dengan daun mint. Sepengetahuanku kue ini punya efek menenangkan yang cukup efektif sehingga dia tidak akan menyerang lagi untuk beberapa saat. Setelah jadi, dan semoga kami sudah berhasil menahannya di tanah, kalian membawa kuenya ke sini," ujar Mirabella. Liana mengangguk, setuju dengan ide tersebut, dan dengan menyeretku, dia dan Laurelle berlari ke arah dapur markas.

Aku, Liana dan Laurelle meninggalkan arena latihan menuju dapur. Setelah kami sampai ke dapur, Laurelle mengunci pintunya dan menyalakan lampunya. Terlihatlah peralatan masak yang sangat lengkap beserta rak-rak pendingin berisi bahan masakan, buah-buahan, berbagai jenis bunga dan bubuk berkilau dengan warna macam-macam.

"Sebaiknya kita buat Choco Lavanya dulu," ujar Liana sambil mengambil bahan-bahan dari rak dan meletakkannya di meja dapur. Aku yang masih terkagum-kagum dengan betapa lengkapnya bahan masakan di dapur itu terdiam di depan rak bahan masakan.

La ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang