xvii

3.3K 511 36
                                    

"Sehun-ah, aku mengetahui keberadaan Yoona!"

Setelah mengetahui keberadaan Yoona, dimana kota yang ia tempati dan dimana tempat tinggal yang ia tinggali, semua informasi didapat dari Suho. Sehun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia hanya memikirkan Yoona tanpa mempedulikan keselamatannya. Ya. Yoonanya sedang rapuh saat ini. EXO-L yang menolak member EXO berkencan, sekarang ditambah dengan keluarnya tiga member di grup kekasihnya.

Waktu satu setengah jam Sehun tempuh untuk tiba di tempat Yoona. Dengan cepat Sehun melangkahkan kakinya. Bukan apartemen, hanya sebuah rumah kecil. Rumah yang mempunyai halaman yang cukup luas.

Saat Sehun menuju pintu masuk, manager Yoona yang bukan lain adalah Seung Woo bertepatan keluar dari rumah kecil Yoona, "Sehun-ah? Sedang apa kau disini? Sangat berbahaya jika ada paparazzi yang membututimu,"

Sehun masih tetap dengan wajah dinginnya yang berbanding terbalik dengan hatinya yang khawatir, "Aku tidak peduli, hyung. Dimana Yoona?"

Seung Woo terdiam sejenak dan menunduk, "Ia berada didalam. Keadaannya sedang kacau balau. Dia jatuh sakit dan baru saja dokter pribadinya pergi. Ia mendapatkan infusan. Mental dan jiwanya terganggu,"

"Bolehkah aku menemuinya?"

Seung Woo tersenyum, "Sebelumnya memang aku ingin menjemputmu, Sehun-ah. Ia membutuhkanmu. Dia butuh dirimu untuk menguatkan dirinya sendiri," Seung Woo beralih melihat jam yang bertengger di lengan tangannya, "Aku harus bertemu dengan seseorang. Apa tidak apa aku menitipkan Yoona padamu?"

Sehun mengangguk tanda bahwa ia mampu menjaga Yoona.

"Baiklah, ku percayakan padamu, Sehun-ah. Aku pergi," pamit Seung Woo.

Tidak lama setelah Seung Woo menghilang, Sehun masuk kedalam rumah Yoona. Hanya terdapat satu ruangan di rumah kecil itu. Ruangan satu-satunya di rumah itu adalah kamar Yoona. Sehun berusaha membuka pintunya dengan sangat pelan. Namun niatnya untuk tidak menganggu Yoona dengan deritan pintu sia-sia. Karena Yoona sudah terbangun dan menatap keluar jendela.

Tatapan kosong.

"Yoona.." sapa Sehun mencoba untuk membuyarkan lamunan Yoona. Tetap saja sia-sia. Seperti hanya terdapat tubuh Yoona, sedangkan jiwanya sedang berpetualang meninggalkan tubuhnya.

Sehun menghembuskan nafas kasarnya. Ia memberanikan diri untuk mendekati kekasihnya dengan menaiki ranjang di sebelah Yoona, "Jangan.." ucap Yoona dengan suara serak saat Sehun mencoba untuk meraih tangan Yoona.

Yoona beralih menatap Sehun, "Jangan meninggikan penggemarmu dengan kata-kata atau janji manismu," airmata berhasil lolos dari mata besar rusanya, "Aku membenci keadaan seperti ini. Disaat kau sudah berjanji akan selalu tetap bersama, kau berhasil meninggikan penggemarmu. Dalam waktu singkat, kau hempaskan penggemarmu dengan mengkhianati grupmu,"

Sehun menarik pergelangan tangan Yoona yang terdapat jarum infus menusuk kulit lembutnya, dan membawanya dalam pelukan, "Aku paham, sayang. Sangat paham," Yoona terisak dalam pelukan Sehun. Ia menangis sejadi-jadinya, "Aku memang tidak begitu paham. Persabatanmu dengan noona-deul jauh lebih lama dibandingkan dengan persahabatan diriku dengan Luhan-hyung, Kris-hyung atau Tao-hyung. Tetapi aku paham akan janji yang tidak terwujud, cita-cita yang belum kalian capai bersama, waktu, kebersamaan dan lainnya,"

Sehun membelai lembut surai pendek kekasihnya dan mendengarkan isak tangis kekasihnya yang memilukan, "Kau masih ingat bagaimana tiga member EXO hengkang dalam waktu yang sangat singkat?" Yoona mengangguk pelan dalam pelukan Sehun, "Aku sama rapuhnya dengan dirimu. Kecewa, marah, sedih, semua hal yang tidak bisa digambarkan berkecamuk dalam hatiku. Aku mengancurkan segala barang yang ada di depan mataku. Dan semua berakhir ketika kau datang, sayang. Kau menenangkanku dengan cara seperti ini. Memelukku. Membelai lembut rambutku. Menepuk pelan punggungku hingga aku tertidur di pelukanmu.."

"..Kau berkata padaku, kehilangan beberapa member bukanlah akhir dari segalanya. Kau memiliki jalan yang masih panjang. Jangan kau sia-siakan karena keterpurukanmu atau tangismu. Semua sudah pilihan mereka. Bukan salahmu dan bukan salah siapapun. Tidak perlu ada yang disalahkan. Kau hanya perlu maju. Kau tidak ingin tertinggal jauh dengan member yang hengkang, bukan?" Sehun menjauhkan tubuh Yoona dari pelukannya dan menangkup wajah sembab kekasihnya, "Aku tahu kau bisa melakukannya. Lakukan apa yang kau inginkan seperti member lain. Kau pasti bisa. Ingatlah, ada diriku, paman Im, Yoonji-noona, member yang masih menyayangimu dan keluarga SM. Mereka semua mendukungmu. Mereka semua mendorongmu. Kau tidak sendiri, Yoona," Sehun mengecup singkat bibir Yoona.

"Tidurlah disini," pinta Yoona dengan suara yang parau karena sesegukan. Hal itu membuat Sehun terkekeh pelan.

"As your wish, babe," Sehun membawa Yoona untuk berbaring dan membawanya dalam pelukan, "Cepatlah sembuh, dan kembali ceria. Setelah semua kembali normal, bawa kembali barangmu ke apartemenku. Aku merindukanmu hingga rasanya ingin mati,"

Yoona mengangkat kepalanya untuk melihat Sehun. Oh, sungguh. Itu sangat menggemaskan. Ditambah pipi, mata dan hidung Yoona yang memerah, "Apa penggemarmu akan baik-baik saja jika suatu saat mereka mengetahui hubungan kita?"

Sehun menepuk pelan punggung Yoona, "Semuanya akan baik-baik saja, sayang. Sebelumnya, aku berterima kasih padamu karena memilih untuk bertahan di agensi yang sama denganku,"

Yoona membenamkan wajahnya ke dada keras Sehun, "Aku bukan melakukannya untukmu! Taeyeon eonni, Hyoyeon eonnie, Sunny eonnie memintaku untuk tinggal. Dan aku tidak bisa membiarkan Yul eonnie sendirian,"

"Jadi? Bukan karena diriku?"

Yoona semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Sehun, "Kau adalah salah satunya untuk diriku bertahan di agensi sialan itu,"

"Oh, itu sangat manis, Oh Yoona,"

"Berisik! Jangan memberikan pertanyaan! Jangan mengajakku bicara! Aku ingin tidur!" jawab Yoona ketus dengan tetap membenamkan wajahnya di dada Sehun.

"Oh, sebenarnya aku ingin meminta biaya laundry padamu. Berkat ingus dan airmatamu, kemejaku menjadi basah. Tetapi setelah melihat tingkah menggemaskanmu, aku tidak akan meminta biaya laundry,"

"Kau menyamakan tangisanku seharga dengan biaya laundry satu buah kemeja?"

"Selamat tidur," Sehun mengecup kening kekasihnya. Ia hanya tidak ingin memperpanjangnya. Yoona butuh istirahat penuh untuk memulihkan kesehatannya. Dan berakhir dengan Sehun menginap beberapa hari di rumah kecil dan tersembunyi milik Yoona. Ia menemani kekasihnya hingga pulih. Sehun membawa sedikit demi sedikit barang Yoona untuk di kembalikan ke apartemen Sehun.

sailing ✔Where stories live. Discover now