Meet Kin's Lover

2.6K 350 23
                                    

Forth yang masih terdiam di depan rumahnya, memandang penuh arti pada mobil SUV putih. Secara perlahan mulai menjauh sampai akhirnya hilang pada persimpangan jalan.

Hari yang melelahkan itu tak menyurutkan gelora batin yang tengah dirasakannya.

Pemuda itu menghabiskan 12 jam dari waktunya selama sehari ini bersama pujaan hatinya.

Forth mulai sadar akan perasaan yang  tercipta begitu saja terhadap dokter muda itu. Entah sejak kapan, dokter yang menerima jantung adiknya itu mulai memenuhi relung hatinya yang sudah sekian lama kosong.

Pemuda itu akui... Perlahan tapi pasti... Kehadiran Beam dalam hidupnya mulai mengobati duka yang sudah menderanya selama dua tahun ini.

Angin malam yang berhembus dengan teganya itu, menjadi penanda bagi Forth untuk segera masuk ke rumahnya.

Sang ayah yang sudah tertidur lelap dan Forth membetulkan posisi selimutnya untuk menghalau dinginnya malam.

Setelah selesai membersihkan diri, ia beranjak ke arah ranjangnya untuk segera tenggelam dalam mimpinya. Forth tidak memerlukan mimpi indah malam ini, karena hari ini jauh lebih indah dibandingkan mimpinya selama ini.
.
.
.
.
Dua hari kemudian...

Beam baru saja memarkirkan mobil SUV putih itu. Dipandanginya rumah besarnya dari dalam mobil. Ia sudah lama tinggal seorang diri di rumah warisan sang ayah.

Serangan jantung yang menyerang ayahnya kala itu memaksa Beam untuk menerima kenyataan bahwa kini ia hanya seorang yatim piatu.

Mungkin karena rasa bersalah sang ayah yang mengakibatkan stres berkepanjangan. Terlebih stres bisa berpengaruh pada pola hidup yang tidak sehat.

Sejujurnya Beam tidak sanggup menyalahkan ayahnya... Selama ini perjuangan ayahnya hanya untuk Beam seorang.

Harta yang tak ternilai di dunia ini mampu membuatmu melakukan hal yang di luar nalar.

Bahkan untuk membunuh seseorang...

Ketika tangannya meraih tas kerja yang terletak di sampingnya, sebuah bingkisan kecil jatuh begitu saja.

Merasa penasaran akan hal itu, tangan putihnya memungut bingkisan  itu. Ia sama sekali tidak ingin membuka bingkisan itu karena ia tahu itu bukanlah miliknya.

Berusaha mengingat siapa saja orang yang kemungkinan duduk di sampingnya. Hingga bayangan seseorang muncul dalam benaknya. Satu-satunya yang duduk disampingnya.

Forth...

Ahh... Sejak kunjungan ke kebun binatang itu, Beam belum menghubunginya lagi. Bahkan chat terakhir yang dikirimnya hanya sebuah ucapan terimakasih atas bantuan Forth. Dan tentu saja Beam belum berani membuka balasan Forth.

Beam segera turun dan memasuki rumahnya. Ia berencana mengabari Forth setelah selesai mandi.

Dan di sinilah dia sekarang, sebuah sambungan telepon yang sedang ia tunggu untuk diangkat.

"Halo..."

"Oh Nong... Aku rasa kau meninggalkan bingkisanmu di mobilku kemarin... "

"Ahh rupanya di situ jatuhnya... Baiklah besok aku akan mengambilnya... Dokter Beam ada di rumah sakit kan besok?"

"Tidak usah Nong... Kebetulan besok aku ada workshop di fakultas kedokteran... Setelahnya aku akan mengunjungimu... "

"Hmmm... Baiklah. Sampai berjumpa besok..."

God Give Me You | Forth & Beam's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang