#Note:
I made this special ending to finish my story. I feel great for having you guys as my beloved readers. Because of you, I have many courage to realise this story every week. 😘And I have a recommendation song for you when you read my story. So I add some video on this part. Tee had heard this song a few weeks ago.
So... Check my story...
.
.
.
.
.Tiga tahun kemudian...
Mata kelamnya itu memandang dalam pusara yang diujungnya terdapat sebuah bingkai foto gadis kecil.
Tersenyum dengan amat cantik meskipun wajahnya memanglah tampan. Jemarinya yang putih itu terulur untuk menyentuh bingkai foto itu.
Seorang diri di pemakaman rupanya tak membuat pemilik mata kelam itu takut. Justru hatinya menghangat karena dengan begitu ia mampu menikmati kesunyian ini, bersama mantan pasiennya.
PING
Sebuah pesan singkat dari telephone genggamnya itu. Membuat Beam segera meraih saku celananya. Dirinya tidak menduga bahwa pesan itu berasal dari kekasihnya yang ada jauh di negara orang.
Rindu yang menyiksanya memang tak terbendung. Terlebih setiap Beam harus mengakhiri pembicaraan mereka di telepon. Ada sebuah kesedihan yang membuatnya takut untuk mengakat telepon itu.
Hubungan jarak jauh memang sulit bagi mereka. Komitmen yang menjadi pegangan Beam untuk melewati hari-harinya.
'Namanya Beam Baramee. Laki-laki yang kini umurnya sudah lebih dari 30 tahun,'
Beam mengerutkan keningnya saat membaca isi pesan singkat itu. Foto dirinya dan tulisan yang dikirim Forth sama sekali tak ia pahami.
"Mungkin efek bertengkar di telepon kemarin?"
Namun rasa penasarannya tetaplah menguasai. Bahkan ketika dirinya melihat Forth tengah typing.
Kemudian foto dirinya dengan jas kedokteran bahkan saat dia tengah bekerja di rumah sakit.
'Dia rela berdiri berjam-jam di meja operasi guna menyelamatkan pasiennya. Tidak peduli selelah apapun dirinya, '
Beam pun akhirnya memilih untuk tidak membalas chat dari Forth. Ia ingin lihat kejutan apalagi yang akan dikirim kekasihnya.
Kini foto dirinya bersama beberapa anak dari festival lampion. Dengan senyum yang terpatri pada bibirnya kala foto yang entah bagaimana bisa ada.
'Kesabaran dan ketulusannya pada setiap orang... Mampu membuatnya semakin indah,'
Ada perasaan yang hangat dalam diri Beam saat membaca pesan itu. Meskipun itu hanya berupa sebuah tulisan namun niat tulus Forth mampu sampai pada hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
God Give Me You | Forth & Beam's Story
Romance"Pernahkah kau rindu pada seseorang hingga hatimu sakit, Dokter Beam?" tanya mahasiswa teknik itu. . . . Ketika Beam dengan dosa besar yang menghantuinya, mampu mengobati luka batin yang dialami Forth. Cinta jauh lebih besar ketimbang rasa benci...