1.Serpihan hati

142 11 3
                                    

   Sheryn berjalan dengan langkah gontai sambil menunduk, menyembunyikan wajah menyedihkan dari siswa-siswi yang berlalu-lalang disana-sini.
Sheryn menarik nafas berat dan menghembuskannya perlahan. Dia mendongak, dan seketika itu juga dia langsung membeku dengan mata terbelalak lebar. Melihat adegan romantis yang ada didepannya.

Fajril tampak merapihkan rambut seorang perempuan yang Sheryn tak tahu siapa. Karena cewek itu tampak membelakanginya. Sedangkan Fajril tampak tersenyum bahagia dengan perlakuannya pada perempuan itu yang 'mungkin' adalah pacar barunya.

Sheryn merasa tidak mampu untuk bernafas lagi. Dadanya terasa sesak. Tenggorokannya terasa tercekat. Melihat Fajril tampak sangat mesra dengan perempuan didepannya.

Tanpa di sadarinya. Setetes air mata kembali tumpah dari kelopak matanya. Membuatnya semakin tampak menyedihkan, karena menyaksikan adegan yang membuat hatinya makin remuk.

Secepat itukah kamu bisa lupa'in aku? Secepat itukah kamu bisa mencari cinta yang lain?

Jadi ini kenapa kamu mutusin aku dengan alasan 'males pacaran'? Tapi buktinya kamu pacaran.
Di depan aku sendiri!

Apa masih belum cukup dengan semua luka yang kamu kasih ke-aku? Sampai-sampai kamu mempermainkan aku dengan cara seperti ini.

Sheryn memejamkan matamya, tidak ingin terlalu membuang-buang air matanya untuk cowok yang bahkan tidak peduli padanya. Sementara kedua tangannya tampak meremas ujung roknya kuat-kuat.

Gelak tawa bahagia samar-samar terdengar olehnya. Fajril masih bisa tertawa bahagia dengan cewek barunya setelah putus hubungan dari Sheryn. Sedangkan Sheryn? Berniat untuk melupakan saja dia tidak sanggup, apalagi untuk terlihat baik-baik saja saat mantan kekasihnya sedang bermesraan, tepat di depannya sendiri.

Sheryn mulai menarik nafasnya dan mengehembuskannya dengan kasar. Menatap dengan penuh kepedihan dan kecemburuan dengan adegan di depannya.

Sudah cukup! Sheryn segera berderap dari sana. Tidak sanggup untuk melihat lebih lanjut pada adegan yang menyayat hatinya. Ini sangat keterlaluan. Apakah harus dengan cara ini yang di lakukan Fajril agar pisah dengannya? Apalagi dengan alasan yang sangat sulit untuk di terima.

Fajril ingin putus? Okay, itu bisa di terima Sheryn dengan berat hati. Namun, dengan alasan Fajril yang katanya 'Males pacaran'. Apakah itu alasan yang cukup logis. Sedangkan tadi Sheryn melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau Fajril sudah punya gandengan baru dan bermesraan di depannya.

Tega! Jahat!
Cowok gak punya hati!
Gue benci sama lo, Fajriii!

Sheryn meremas tangannya dengan frustasi. Dia butuh pelampiasan untuk meredakan emosi dan kekesalan hatinya sekarang.
Sheryn melangkah menuju kelasnya dengan wajah yang bisa di bilang sangat kacau. Apalagi dengan kantong mata yang tampak membesar dan mata yang sembab.

Tanpa menghiraukan tatapan di setiap penjuru kelas padanya. Sheryn segera menghempaskan bokongnya di kursi dan menelungkupkan wajahnya dengan kedua tangannya di atas meja.
Sheryn terisak. Teringat dengan adegan yang di lihatnya didepan gerbang sekolah tadi. Dadanya makin sakit. Matanya terasa perih, karena air mata yang terus mengalih dengan derasnya.

Dia tidak menghiraukan sahabat-sahabatnya yang tampak menggerombolinya. Memanggil dan bertanya dengan khawatir. Sheryn tidak sanggup untuk menceritakan semuanya, walaupun dia sangat ingin curhat pada para sahabatnya.

Sheryn butuh menyendiri untuk mendinginkan hatinya yang panas dengan api cemburu. Dia butuh termenung sendirian untuk meredakan kekesalan dihatinya.
Sheryn segera berlari keluar dari kelasnya dengan berderai air mata. Tanpa menghiraukan teriakan sahabatnya dan berbagai tatapan dari setiap siswa-siswi yang berada disepanjang koridor.

Let's Move On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang