Jakarta, 21 April 2017.
Sheryn menatap hampa catatan kalender ditangannya. Mencoba menemukan sesuatu yang sudah bisa dilupakannya, namun ternyata perasaan itu masih sama. Semua kenangan itu masih terekam jelas dimemorinya. Semuanya masih terlihat sangat jelas.
Sheryn mengambil benda berbentuk kotak kecil berwarna merah yang ada didalam rak meja riasnya. Sudah lama kotak itu tergeletak disana sampai berdebu seperti ini.
Sheryn mengeluarkan sebuah benda bersejarah dari kotak merah--gelang berliontin huruf F&S. Sheryn tersenyum getir menatap liontin yang berinisial nama Fajril dan juga namanya. Hanya ini benda kenangan paling bersejarah yang masih Sheryn simpan dari Fajril. Selebihnya, ada dalam memorinya dan hatinya.Sudah tujuh bulan setelah malam menyedihkan itu. Dimana Sheryn dan Fajril harus berpisah. Namun, selama itu juga Sheryn masih menyimpan perasaannya pada Fajril. Dia tetap menjaga perasaannya untuk cowok seperti Fajril yang sudah sekian kali mehancurkan hatinya.
Sudah banyak cara yang dilakukannya agar bisa melupakan Fajril, tapi yang terjadi malah rasa itu makin bertambah.
Susah banget sih, lupain lo.
Padahal lo udah gonta-ganti pacar dan sama sekali gak pernah inget sama gue. Lo bahkan gak pernah peduli, gimana perasaan gue setiap liat lo jalan sambil gandengan sama cewek yang beda-beda didepan gue.Lo tuh, udah tau atau pura-pura gak tau, sih, kalau gue tuh masih sayang banget sama lo.
Apa karna gue gak menarik, sampe-sampe lo ninggalin dan campakkin gue gitu aja?Fajril... gue kangen.
Air mata itu kembali mengalir, setiap kali Sheryn ingat pada Fajril. Setiap kali Fajril terlihat bahagia dengan pasangannya yang beragam, air mata itu selalu menjadi gambaran suasana hati Sheryn saat melihatnya. Namun apalah daya, untuk marah pun Sheryn tidak berhak, karena dia bukan siapa-siapa.
****
Sheryn sibuk berkutat dengan buku catatan matematika, matanya lurus menatap sederet rumus yang tercatat disana. Beberapa detik kemudian tangannya mulai bergerak dan menghitung hasil dengan rumus yang ada. Sesekali matanya melirik pada guru yang sedang mengawasi anak muridnya mengerjakan ulangan harian.
Bagus. Bu Santi gak liat kalau gue buka buku catatan.
Sheryn tersenyum simpul, mengetahui kecurangannya tidak diketahui oleh siapa-siapa.
"Baiklah, anak-anak. Waktu kalian tinggal lima menit untuk menyelesaikan soal yang belum terjawab."
Ucapan bu Santi membuat beberapa anak murid mengeluh dengan nada pasrah. Namun tidak untuk Sheryn, dia sudah mengerjakan semua soal dan tampak tersenyum bahagia.
Tak berapa lama suara bell tanda istirahat berbunyi yang membuat murid kelas XI-IPA-2 segera mengumpulkan lembaran soal.
Setelah mengumpul soal dan Bu Santi pergi meninggalkan kelas. Suasana kelas berubah menjadi keributan dengan bertanya soal dan jawaban pada masing-masing teman.
Sheryn memandang jengah pada pemandangan didepannya, dia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Indy yang sedang berdebat masalah jawaban dengan Arlin."Apaan sih, emang tadi jawabannya B bukan A." Seru Arlin, "gue udah ngitung berulang-ulang, tau!"
Indy terdengar berdecak, "enggak! Jawaban yang bener itu A bukan B. Lo gak usah nyolot, deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Move On!
Teen FictionMANTAN adalah makhluk paling bersejarah dan menyimpan banyak kenangan. Makhluk yang pernah mengisi hati dan hari-hari, dengan cinta dan kasih sayangnya. Namun semuanya berakhir, karena sebuah PERPISAHAN alias PUTUS. Dan jadilah sekarang, semuanya ti...