3.Pertanyaan Rasa

110 6 0
                                    

Langkah Sheryn terhenti setelah memasuki gerbang sekolah, kakinya tiba-tiba terasa tidak bisa dilanglahkan setelah indera pendengarnya menangkap suara yang membuat hatinya mencelos seketika.
Sheryn menoleh, menatap tajam pada tiga cewek yang sedang menggosip.

"Eh, katanya Jack diskors, lho."

"Hah? Yang bener, lo?"

"Pantes aja kemaren, gue liat dia abis dari ruang BK. Udah kaya artis dia ditontonin banyak orang disana."

"Makanya, gue juga ikut nonton, kemaren."

"Ya ampun.. kasian banget ya, Fajril. Dia kan ganteng, masa diskors, sih."

"Iya sih, dia ganteng, tapi kelakuannya bertolak belakang sama wajahnya."

"Buat apa kasian? Sukurin tuh anak diskors biar kapok! Abisnya dia sering banget malakin gue!"

Salah satu dari ketiga cewek itu, menoleh dan mendapati sosok Sheryn yang dicurigakan sedang menguping. Dan yang ditakutkannya adalah secara seluruh sekolah tau, kalau Sheryn pacar Fajril. Bisa-bisa Sheryn akan mengadukan gosipannya pada Fajril.

Sheryn ngernyit, melihat ketiga cewek itu malah menatapnya intens sambil berbisik-bisik. Sheryn yang sadar bahwa dirinya sedang dibicarakan pun langsung membuang muka kearah gedunh sekolah. Setelah beberapa detik kemudian, Sheryn kembali menengok ketempat cewek-cewek tukang gosip tadi dan melihat cewek-cewek itu sudah berderap pergi menuju gedung sekolah.

Sheryn termangu ditempat. Memutar kembali pembicaraan ketiga cewek tadi, dimemori ingatannya.

Fajril diskors?

Sheryn menggigit bibir bawahnya dengan perasaan cemas. Memangnya sudah berapa banyak kesalahan yang dilakukan Fajril, sehingga pihak sekolah men-Skorsnya. Sedangkan Sheryn tidak mendengar kabar apa-apa kalau kemarin Fajril dipanggil keruang BK. Dia baru tau sekarang, itu pun karena menguping gosipan.

Sheryn mendongak, dan matanya menangkap sosok Risky. Teman sekelas Fajril.
"Ris! Risky!!" Panggil Sheryn dengan nyaring. Sampai-sampai siswa lain pun ikut menatapnya.

Risky yang mendengar ada yang memanggilnya, lantas celingak-celinguk dan mendapati Sheryn yang melambaikan tangan padanya. Risky pun langsung berderap menuju Sheryn.

"Ada apa, Sher?" Tanya-nya, saat sudah berada di depan Sheryn. "Tumben, manggil gue."

"Emm.. gini, Ris. Gue mau nanya sama lo." Ucap Sheryn sambil menatap Risky.

"Tanya aja, Sher."

"Emm.. tadi gak sengaja gue denger anak-anak kelas sebelas lagi ngegosip. Dan gue denger kalau Fajril diskors." Jelas, Sheryn. "Emang bener ya, kalau Fajril di skors?" Tanya-nya, kemudian.

Risky tampak mengangguk, meng'iya'kannya. "Iya, dia emang diskors."

Mendengar jawaban Risky, badan Sheryn menegang karena kaget. Berarti benar apa kata gerombolan cewek tukang gosip tadi, kalau Fajril memang diskors. Tapi, kadang gosip tidak selalu benar, bukan? Kadang gosip hanyalah sebuah berita yang dilebih-lebihkan agak menjadi sebuah berita besar.

Sheryn menggigit bibir bawahnya, lalu mendongak, menatap Risky yang tampak mengangguk dan tersenyum pada teman cowoknya yang lewat dan menyapanya.

"Okay deh, Ris. Thank's, ya." Sheryn menepuk pundak Risky sebentar, "Gue cabut, dulu." Katanya, lalu berderab pergi menuju kelasnya, meninggalkan Risky yang menatapnya dengan perasaan bingung.

"Bukannya Sheryn pacarnya Jack, ya? Kok dia gak tau, kalau Jack diskors." Gumam Risky, sambil menatap tubuh Sheryn yang semakin menjauh.
"Ah.. mungkin mereka lagi ada masalah, kali." Ucap Risky, lebih kepada dirinya sendiri. Lalu berderap pergi menuju kantin sekolah.

Let's Move On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang