11. DR. ATK

1.4K 60 1
                                    

Aku tidak berangkat sekolah sendiri karena ada kak Zein yang mengantarku. Dia bilang besok baru pulang ke Surabaya. Aku bersenandung ria selama diperjalanan. Saat sudah dekat dengan gerbang sekolah aku melihat mobil sir Dani baru akan masuk ke gerbang sekolah.

"Anterin sampe dalem atau sini aja?" Ucap kak Zein sambil berhenti.

"Sini aja, nanti sore jemput yah. Jangan kemana-mana." Ucapku.

"Iya istriku yang bawel. Salim dulu dong." Ucapnya sambil menjulurkan tangan.

"Ihh.. kasian yang gak punya istri, jadinya ngaku-ngaku jodoh orang. Iyaudah rena berangkat. Bye.." ucapku sambil salam kepadanya.

Kak Zein sudah pergi membawa motorku. Aku pun memasuki gerbang. Aku melihat sir Dani sedang menyender di mobilnya. Sedang apa sir Dani disitu liatin aja lagi, Ucapku dalam hati. Aku pun menunduk dan mempercepat langkahku.

"Renaa..!!" Ucapnya sambil berteriak mengejarku. Aku menghentikan langkahku.

"Apa?" Ucapku berhenti dan akhirnya menoleh.

"Saya masih marah sama kamu ren, soalnya kemarin saya udah jemput, kamunya malah pergi." Ucapnya dengan menggerutu.

"Iya kan udah minta maaf, malemnya juga udah bilang rena gak bisa, sir Dani langsung dimatiin aja vidcallnya. Maafin yaa temanku." Ucapku sambil menarik tangannya, dan menggandengnya sampai depan kelas. Dia diam saja dan mengikuti jalanku. Aku pun melepaskan tangannya saat aku akan masuk kelas.

"Kenapa dilepas? Lagi nyaman tau. Ayo duduk di bangku sana." Ucapnya manja sambil menggandeng tanganku menuju bangku depan TU.

"Rena mau ke kelas dulu. Mau nyimpen tas terus-" ucapanku terpotong.

"Suuuuuttt! Diem dulu saya lagi sedih. Tapi belum mau cerita. Jadi kamu diem ya. Saya gak marah ke kamu. Saya pengen senderan di bahu kamu, bentar aja." Ucapnya dengan suara sedih. Sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku. Sedikit susah dia mencari posisi yang nyaman, soalnya dia kan tinggi. Tapi akhirnya dia diam, aku melihat dia menutup matanya.

Sudah 10 menit kita berada di posisi ini aku sangat pegal diam di bangku dan dijadikan senderan. Sir dani pun bangun karena merasakan pergerakan tubuhku yang sudah sedikit kram di bagian tangan.

"Awww-" kata yang keluar dari mulutku pertama kali saat dia bangun dan membuka mata.

"Maaf yaa, saya selalu ngerepotin kamu. Tangan kamu sakit ya?" Ucapnya sambil memegang tanganku.

"Aww..aww.. sakit jangan dipegang lagi kram." Ucapku kepadanya.

"Maaf gara2 saya tangan kamu jadi sakit." Ucapnya menatapku dalam.

"Gapapa, kita kan teman jadi harus saling membantu. Kalo pengen cerita, cerita aja." Ucapku tersenyum karena sebenarnya tanganku sudah tidak kram lagi.

"Makasih ren. Nggak lupa kan nanti pulang? Bawa baju ganti gak?"

"Nggaklah, bawa kok. Rena ke kelas dulu. Bye kak Dani." Ucapku sambil melambaikan tangan lalu pergi ke kelas.

*****

Sepulang sekolah aku, thalita, key, dan leta menuju ke tempat yang memang akan menjadi ruangan kami selama belajar olimpiade matematika sebelumnya kami telah mengganti baju.
Kami sangat bersemangat karena ini adalah perlombaan pertama kami. Kami bahkan menyiapkan block note, sticky note, memo, pokoknya semua yang bisa ditempel agar ruangan kami jadi rame. Bahkan thalita, key, dan leta berniat untuk melukis dan akan dipajang di ruangan kami itu. Memang akulah yang tidak bisa melukis, karena mereka semua pandai dalam melukis.
Kami sudah sampai di depan ruangan yang akan kami bersihkan, tepatnya disamping kelas XI IPA 1, dulunya ruangan ini adalah XII IPS 7 tapi karena terlalu sempit makanya dijadikan ruangan kosong semata.

Forbidden Love💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang