17. Very care💗

1.4K 44 2
                                    

Semenjak kemarin aku sakit. Kak zein jadi makin protektif, bahkan hari ini aku disuruh tidak sekolah. Untungnya kemarin saat sir Dani menyuruh adiknya kesini. Kak zein baru datang dari surabaya. Coba kalo enggak, kan dikirinya ada hubungan apa-apa. Setiap Tika menatapku, aku merasa dia seperti meremehkanku. Apalagi dia beda 4 tahun diatasku. Dia melihatku seperti aku merebut seseorang. Meski dia tersenyum ramah di depan sir Dani.

"Ren, kamu masih lemes coba. Jangan sekolah dulu." Ucap kak Zein entah sudah berapa kali. Aku yang sibuk mau berangkat sekolah hanya geleng-geleng kepala saja.

"Ren, kalo kamu kenapa-napa gimana?"

"Huh, kak zein ini gak tau yah adiknya strong banget?"

"Kemarin apa? Strong darimana?"

"Kemarin pengecualian."

"Iyaudah kakak telpon guru kamu biar jagain kamu di sekolah." Ucap kak zein mengambil ponselnya dari saku.

"Jangan, rena bukan bayi kali. Kemarin telat makan doang. Cuma maag  kakak sayang. Anterin sekolah dong sekarang."

"Iya kalo dibiarin kan bakal parah, ren. Kakak anterin tapi tunggu 5 minute karena mobil kakak belum nyampe."

"Apa? Mobil? Kakak beli mobil?"

"Emang kenapa? Demi kesehatan kamu biar gak masuk angin."

"Astaghfirullah, udah deh kak. Lebay amat. Cuma sakit gini doang mah kecil. Dikasih makan yang banyak sembuh kok." Ucapku tersenyum lebar.

"Gak mau tahu. Ayo tunggu diluar." Dia menarik tanganku. Saat kak Zein membuka pintu munculah dua manusia yang membuat kami terkejut.

"Astaghfirullah!!" Ucap kami bersamaan.

"Sir dani sama sam ngapain di pintu?" Ucapku.

"Saya kebetulan lewat sini, makanya saya mampir." Ucap sir dani kelihatan gugup.

"Oh kalo aku ren, emang sengaja jenguk kamu sebelum sekolah." Ucap sam yang lebih terlihat gugup.

"Rena udah sembuh kok, gak usah sering kesini. Saya gak suka liatnya." Ucap kak zein dengan muka datar. Aku menepuk tangannya pelan.

"Makasih yah udah jengukin rena. Ayo duduk dulu. Rena ambilin susu hangat sama roti." Ucapku.

"Gak usah!" Ucap mereka bertiga serentak. Aku hanya menghela nafas.

"Ren, berangkat yuk! Biar aku yang nganter." Ucap sam.

"Gak boleh!" Ucap sir Dani dan kak zein yang membuat sam melotot tak terima.

"Emangnya kenapa?" Ucap sam.

"Kamu gak punya SIM, KTP, jadi gak boleh bawa rena." Ucap kak Zein. Aku melihat wajah sam yang kesal.

"Oke, sir dan kakaknya rena, kalo gitu saya pamit. Ren, cepet sembuh yah." Ucap sam sambil berlalu pergi.

"Iya sam makasih." Ucapku tulus.

"Kamu berangkat bareng saya aja ren." Ucap sir dani.

"Rena berangkat sama saya." Ucap kak zein.

Setelah itu mereka malah adu mulut, aku pun mengambil kunci motor diatas nakas dan mengendarai motor menuju sekolah. Kudengar mereka berteriak memanggil namaku, tapi aku sudah terlanjur kesal. Jadinya aku mengendarai motor di atas kecepatan rata-rata.
Tepat pukul 6, aku sudah sampai di sekolah. Aku berlari ke kelas dan mendapati Sam yang tertidur pulas. 'Kasihan dia, pasti sengaja bangun pagi biar bisa jenguk aku' ucapku dalam hati. Aku pun berjalan mengendap-endap menuju bangku agar tak membuatnya bangun. Saat aku duduk, ternyata dia sudah bangun.

Forbidden Love💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang