20. I Miss You Rena

1.6K 50 0
                                    

Danias Hardian Mandala POV

Malam tadi aldeera tidak pulang, tapi di dalam hatiku menyelinaplah rasa senang. Aku mulai tidak betah dekat dengannya semenjak dia bekerja di perusahaan. Jika tidak karena lerie dan langit, mungkin aku tidak akan bersabar sampai sekarang. Tiga tahun menjalani kehidupan rumah tangga, dimana aku harus mengalah untuk istriku itu. Aku masih ingat betapa bahagianya aku bisa menikah dengan aldeera, karena dia cewek most wanted saat kami kuliah. Banyak yang menyebut kami pasangan serasi. Bahkan semua orang pun iri melihat kami. Dia selalu mendukung apapun keputusanku. Dia berjanji akan selalu ada dalam setiap suka dan duka. Dia juga mengizinkan aku menjadi seorang guru matematika tapi itu dulu sebelum dia ingin menjadi CEO, sebelum dia ingin menjadi wanita karier, dia ingin menjadi wanita yang berpendidikan tinggi. Aku masih ingat betapa bahagianya kami saat kelahiran lerie. Kami menjaga dia bersama, bangun malam bersama, mengganti popok bersama,  pokoknya selalu bersama. Tapi setelah melahirkan langit keinginannya untuk bekerja di dunia bisnis tidak dapat ditahan lagi. Dia mulai sibuk dan aku pun mendapat pekerjaan menjadi seorang guru matematika di sekolah favorit itu, setelah aku menunggu sekian lama.
Sekarang untuk apa mengingat masa itu? Aku bertekad untuk mengembalikan aldeera ke semula lagi. Tapi apakah bisa? Kalaupun dia mau berubah, aku masih memberinya kesempatan kedua.
Inginnya aku mengajak kedua anakku dan aldeera untuk quality time bersama tapi kau tau mommy mereka saja tak pulang. Sepertinya aku harus mencarinya. Karena sejak malam dia tidak membalas pesanku ataupun menjawab telponku. Sebenarnya ini bukan kali pertama, dulu saat kami pertama menikah dia juga begitu. Selalu marah meminta jemput, tapi dia pulang sendiri dan tidak mengabariku. Aku melihat ponselku ternyata aldeera menjawabnya.

AldeeraS : Aku di rumah teman, nanti juga pulang.
DaniHMandala : Kalo gitu cepet pulang sayang. Kasian lerie sama langit, udah seminggu gak ketemu kamu.
AldeeraS : Ya salah siapa? Punya suami gak mau kerja keras pengennya enak aja.
DaniHMandala : Stop aldeera!! Kamu jangan bicara soal ini lagi. Hargai keputusan suami kamu.
AldeeraS : Terserah, urus dua anak kamu. Aku gak peduli. Tunggu aja surat cerai di hadapan kamu.
DaniHMandala : Cerai? Apa menurut kamu pernikahan itu mainan?
AldeeraS : Aku gak pernah cinta sama kamu, semua yang aku lakuin atau ucapin untuk kamu itu bohong. Aku juga terpaksa nikah sama kamu. Semuanya karena papi sama mami. Jadi stop atur hidup aku. Urus saja urusanmu sendiri.

Aku hanya mematung membaca balasan pesannya. Aku ingin menangis, setelah semua yang kita lalui bersama. Dia bilang ingin cerai? Aku tahu kita menikah karena dijodohkan tapi aku pun belajar untuk mencintainya. Apakah dia juga tidak memikirkan perasaan lerie ataupun langit jika kita bercerai? Kemana hati nuraninya sebagai seorang ibu? Selama ini jika ingin jujur, aku pun muak dengan sikapnya. Tapi aku ingin kita menjadi orang tua yang baik untuk kedua anak kita. Entah apa yang akan kulakukan setelah ini. Akankah aku memberikan kesempatan kedua untuknya setelah semua yang telah dia lakukan?

******

Sudah 2 minggu berlalu, Aku dan aldeera bertemu saat dia pulang sore hari itu. Dia pergi dari rumah dan tinggal di apartemen. Dia bilang dia telah memiliki laki-laki lain yang sesuai dengan kriterianya. Dia juga bilang akan mengirim surat cerai secepatnya. Aku tak ambil pusing dengan omongannya, buktinya sama hari ini aku tetap mengajar seperti biasanya, memang sedikit tidak fokus. Aku juga mengajar di latihan olimpiade matek. Dua minggu ini aku menghabiskan waktu dengan bermain bersama anak-anak sepulang mengajar latihan. Hubunganku dengan rena memang sedikit renggang, aku memang menjauhinya. Setiap di kelas ataupun di ruang latihan dia seperti ingin berbicara kepadaku pernah dia mengirim pesan kepadaku tapi aku selalu menjauhinya atau memasang wajah datar terkadang dingin kepadanya. Padahal hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Aku butuh waktu untuk menyendiri. Tapi baru hari ini aku sadar, kenapa aku tidak bahagia seperti biasanya? Kenapa aku selalu bersikap dingin kepada rena? Aldeera memang sudah biasa membuatku bersedih, tapi kenapa aku harus uring-uringan? Marah kepada orang lain? Aku tau jawabannya, RENA. Nama itu yang membuatku uring-uringan dan tidak bisa berbahagia. Iya mungkin aku merindu jauh darinya, dia zona nyamanku, dan dia juga sumber kebahagiaanku. Aku harus minta maaf sekarang juga padanya. Aku salah karena menjauhi zona nyamanku.

DaniHMandala : Dear my girlfriend, maaf karena saya menjauhimu. But i miss you👽
RenataMarwa : Maaf, salah kirim?
DaniHMandala : Saya gak bercanda, ren. Saya emang kangen kamu. Ayo bertemu besok.
RenataMarwa : Ini kak dani beneran? Oke, dimana?
DaniHMandala : Dimana aja terserah kamu. Aku mau ngajak lerie sama langit.
RenataMarwa : Oke di Havana.

Senyuman tak pernah luntur dari bibirku sejak Rena membalas pesanku beberapa menit lalu. Akhirnya aku menemukan jawaban setelah sekian lama aku malah menyendiri, uring-uringan, dan menjauhi rena. Padahal rena juga lah yang membuatku bahagia. Aku benar-benar ingin cepat pagi, aku ingin melihat wajahnya, senyumnya, dan dia seperti biasanya.

*****

Pagi itu aku sudah memakai pakaian rapi sambil terus tersenyum. Aku memberitahukan kepada lerie dan langit bahwa kami akan jalan-jalan bersama mommy. Mereka sangat senang, sudah kangen pada mommy katanya.

Aku mengendarai mobil menuju ke rumah rena, aku melihat dia melambaikan tangan dari kejauhan. Aku keluar dari mobilku, dia menghampiri kami.

"Silahkan ratuku.." ucapku saat dia sampai dan aku membukakan pintu mobil untuknya.

"Terima kasih." Ucapnya tersenyum sambil masuk kedalam mobil.

"Hai mommy." Ucap lerie dan langit serentak.

"Hai sayangku. Kemana aja nih? Kakak kangen banget sama kalian." Ucapnya.

"Kamu emang gak kangen sama saya?" Ucapanku yang membuat matanya membulat dan cengo.

"Hmm.. rena gak tau." Suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca. Aku menghentikan mobilku.

"Saya tau kamu kangen, nggak ngomong pun saya bakal tau. Karena kamu itu cengeng, maaf karena saya jauhin kamu." Ucapku sambil memeluknya, akhirnya tumpahlah seluruh air matanya. Dia terisak di dadaku, aku merasa bahunya bergetar. Dan tak terasa jantungku mulai berdetak tidak normal. Aku menghirup aroma tubuhnya. Iya, aroma tubuhnya yang selalu membuatku nyaman dan bahagia.
Aku melepaskan pelukanku saat kurasa dia sudah tenang.

"Maaf, rena kebawa suasana kak." Ucapnya, aku masih melihat sisa air mata di dekat pipinya.

"Saya yang salah ren. Saya juga yang kangen kamu. Maafin saya." Ucapku sambil mengelap sisa air mata di pipinya.

Aku pun melanjutkan perjalanan dan sampai di Havana. Havana adalah salah satu café di Jakarta yang sangat terkenal. Disana memang banyak dikunjungi oleh orang yang mempunyai anak, karena disana orang tuanya dapat bermesraan dan anaknya bermain di arena bermain. Aku tau tujuannya mengajakku dan anak-anak kesini adalah karena ada arena bermain untuk lerie dan langit bukan untuk bermesraan bersamaku. Saat kami masuk sudah ada pelayan yang mengajak anak-anak untuk ke arena bermain dan kami duduk di meja dekat pojok. Kami mulai berbincang setelah pesanan kami datang, aku menceritakan bahwa akhir-akhir ini aku banyak masalah pribadi. Makanya aku menjauhinya karena butuh waktu sendiri. Dia memakluminya, dan dia kecewa karena aku tidak berbagi cerita dengannya. Aku hanya tersenyum dan aku berjanji suatu saat aku akan menceritakan kepadanya. Mana mungkin ren aku cerita kalo ada masalah dengan istriku, batinku.

Saat sedang asyik mengobrol kulihat aldeera sedang bersama seorang lelaki, tapi hanya aldeera yang kelihatan karena lelaki itu membelakangiku. Aku melihatnya, dia tersenyum lepas. Bahkan dia tidak memakai pakaian kantor. Biasanya sabtu dan minggu dia tetap ke kantor jika di rumah bersama kami. Aku tersenyum miris. Jadi itu lelaki yang sesuai dengan kriterianya? seseorang yang bekerja di kantor? Ucapku dalan hati.

"Kak, lagi liat apa sih? Serius banget." Ucapnya sambil cemberut.

"Nggak, kamu suka pulang bareng sam?" Ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Hmm.. Iya dua minggu ini diantar jemput sam. Soalnya kak zein sibuk terus." Ucapnya yang membuatku panas. Aku menyesal karena menjauhinya, dia makin dekat dengan sam.

"Kamu seneng dong?" Tanyaku.

"Iya senenglah, irit ongkos. Tapi lebih seneng lagi dianter kak dani." Ucapnya sambil terkekeh. Hatiku membuncah sangat senang mendengarnya berbicara seperti itu.

"Bisa aja kamu ren." Ucapku sambil terkekeh.

Tak terasa kami berbincang sudah lebih dari 2 jam, aku pun melirik ke meja aldeera ternyata dia akan keluar dari café, tangan lelaki itu melingkar indah di pinggang ramping aldeera. Aku ingin melihat wajah pria itu, tapi aku tak bisa melihatnya karena posisi mereka membelakangiku.
Rena mengajakku untuk segera pulang, katanya kasihan pada lerie dan langit mungkin mereka bosan di arena bermain. Akhirnya kami pun pulang karena rena sudah berjalan menuju arena bermain lerie dan langit.

Forbidden Love💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang