26. Goodbye Ren [END]

4.2K 127 29
                                    

Aku bangun dari tidurku, pagi ini aku membulatkan tekad untuk mendatangi rumah rena. Kenangan bersamanya memutar begitu saja di memori bak film. Aku bergegas untuk mandi. Setelah mandi, aku mendengar suara pintu rumahku diketuk. Ternyata itu adalah key dan revan. Iya mereka telah tunangan itu yang aku tau. Mereka mengajakku untuk berangkat bersama. Aku menyetujuinya, kami pun bergegas untuk sampai ke rumah rena.

Sesampainya di rumah rena, air mataku tak dapat terbendung lagi ketika mengingat dia selalu menungguku di depan rumahnya sambil cemberut karena aku sedikit telat menjemputnya. Revan memegang bahuku, kami pun melangkah lagi menuju rumah rena. Saat masuk ke rumahnya memang sangat banyak yang datang terutama teman sekolahnya. Aku tidak melihat zein, tapi aku langsung menemui ibunya.

"Nak, ikhlaskan rena. Ibu tau itu juga sulit bagi ibu. Tapi jika kita terus menangisinya itu sama saja kita menyiksanya di alam sana." Aku hanya mengangguk mengerti.

"Ibu nemuin ini di kamar rena. Sebuah surat untuk nak dani. Nak dani bisa baca di kamar rena di lantai atas." Aku menerima suratnya. Aku berjalan menuju kamarnya, aku sudah hafal kamarnya karena pernah mengantarkan bubur waktu dia sakit. Saat aku membuka pintu terkejutnya aku melihat kamarnya yang banyak dihiasi oleh foto-fotoku bersamanya selama dua bulan ini setiap kami weekend bersama. Banyak foto bersama lerie dan langit juga. Tangisku kembali pecah karenanya. Aku mulai membuka suratnya tapi aku takut tidak kuat menahan tangisku, aku memutuskan untuk membukanya saja karena ini adalah hal terakhir darinya.

'Dear My Boyfriend *ups My Teacher...

Aku tau kakak akan membukanya, meski aku sebenarnya tidak ingin kakak akan membaca surat ini. Apa kabar kak? Apakah kakak sedih kehilanganku? Atau kakak senang karena kehilanganku? Kalo kakak sedih karena kehilanganku, stop menyalahkan diri sendiri. Aku tidak meninggal karena kakak. Aku sudah sakit sejak lama, tapi aku tak ingin ada yang mengetahuinya. Akhirnya rasa sakit ini akan hilang dari tubuhku nantinya.
Kak, aku tau kalo kakak sudah menikah dengan kak aldeera, tapi saat itu aku ingin kakak yang akan memberitahu kebenarannya padaku. Aku menunggu sejak aku tau, tapi tak ada penjelasan apapun dari kakak.
Kak, aku takut jika kau tidak mencintaiku itu saja. Aku takut kalo kakak bilang aku terobsesi dengan kakak. Tapi jika kakak ingin tau, aku sangat mencintai kakak dari pertama kali kita bertemu. Aku juga tau kalo kakak mencintaiku entah sebagai adik ataupun seorang wanita. Tapi aku tidak tau kalo kakak akan membentakku dan membohongiku kalau lerie dan langit adalah anak kakak. Kak aldeera juga mengatakan hal yang sama bahwa kalian tidak punya anak. Jelas aku sangat terpukul. Aku sudah tidak makan sejak pulang sekolah hari jum'at sampai sekarang minggu pagi, harusnya aku tidak seperti ini bukan? Kau tau? Aku hanyalah remaja labil. Rasanya aku iri dengan kak aldeera yang membuat kak zein menjauhiku dalam sekejap. Begitupun dengan kak dani yang pasti memikirkannya. Tapi terima kasih karena telah memenuhi janji kakak selama 2 bulan ini mengajakku weekend kemanapun aku mau, terima kasih selalu menemaniku selama kita bertemu, dan permintaanku yang terakhir sebenarnya ini juga menyakiti hatiku. Carilah wanita lain kak, jangan terkungkung dengan aku yang sudah tiada. Anggap saja aku angin lalu. Sudah kak aku tak sanggup lagi menulis. Kak i love you so much more and always.

-Renata NM-'

Aku tidak kuat menahan tangisku, iya aku menangis lagi. Aku tidak akan sanggup ren, mencintai orang lain selain kamu. Bagaimana mungkin aku mencari wanita lain sedangkan kebahagiaanku adalah kamu? Aku terkejut ketika seseorang mengetuk pintu, aku membukanya. Kulihat zein dengan matanya yang bengkak penampilannya yang kusut, tidak jauh beda dari penampilanku sekarang bahkan dia mungkin lebih parah menurutku.

"Dan, maafin gue. Gue gak tau kalo aldeera adalah istri lo. Gue gak ada maksud tentang itu. Rena sekarang gue kehilangan dia. Gue gak perhatiin dia. Bahkan gue gak tau selama ini gue ngapain sampe lupain dia sampe gue gak tau dia sakit apa. Hari minggu sore pas gue pulang, dia pingsan di kamarnya. Gue kaget liat dia dengan penampilan yang berantakan banget, kayaknya dia nangisin lo. Dia cerita kalo aldeera istri lo. Lo udah bohongin dia. Dia bilang abis ini mungkin dia bakal ninggalin gue karena penyakit dia parah. Pagi harinya dia minta untuk ketemu lo untuk terakhir kalinya. Sekarang dua orang yang gue sayang renata dan renita udah pergi ninggalin gue dan itu semua karena kebodohan gue." Setelah itu dia menangis.

"Gue gak peduli soal aldeera tapi kalo kalian saling cinta jalinlah dengan serius. Rena juga pasti seneng liat lo seneng. Dia sayang banget sama lo dan lo juga tau itu." Ucapku beranjak pergi dari kamar rena.

"Tunggu, dan. Rumah ini bakal dijual sama ortu rena. Mereka bakal pindah ke Bandung." Ucap Zein.

"Beneran? Kenapa? Bukankah ini kenangan terakhir mereka bersama rena." Ucapku.

"Mereka gak bisa terus-terusan terkungkung memori bersama rena. Dan rumahnya juga cukup lumayan buat dijual. Jadi kalo lo mau lo bisa bawa barang-barang rena." Ucapnya lagi.

"Gue mau zein. Kabarin lagi kalo udah ada yang mau beli, gue mau kamar gue suasananya kayak kamar rena. Dan gue minta handphone rena boleh gak?" Tanyaku, iya handphone itu saksi cinta kami berdua menurutku.

"Boleh, bawa semua yang lo mau. Gue bakal pindah ke Surabaya lagi abis ini. Semoga kita bisa jaga diri masing-masing." Ucapnya.

"Oke, hati-hati. Gue pulang duluan." Ucapku lalu pergi.

Di lantai bawah aku berpamitan pada orang tua rena. Aku pun pulang kembali bersama key dan revan. Sesampainya di rumah aku bertemu dengan aldeera yang sedang duduk di sofa. Dia bilang kesini untuk meminta maaf. Kami sudah resmi bercerai setelah dua kali persidangan. Hak asuh anak jatuh padaku. Aldeera bilang dia akan menikah dengan Zein. Aku sudah tau, dia minta untuk bertemu dengan lerie dan langit setiap satu bulan sekali. Aku mengiyakan keinginannya. Aku juga meminta maaf padanya karena telah mencintai rena di belakangnya. Dia bilang salahnya karena suka membentakku, tidak peduli denganku dan sebenarnya dia tidak mencintaiku. Setelah semuanya clear dia pamit untuk pergi.
'Ren, maaf permintaan terakhirmu tak akan aku lakukan. Aku akan menunggu sampai waktunya tiba bertemu denganmu lagi. Kupastikan untuk selalu ada kamu dihatiku. Kau janji akan selalu disisiku, aku percaya itu. Ren aku mencintaimu juga seperti yang kamu bilang so much more and always. Mulai sekarang aku harus merapikan hariku lagi tanpa dirimu. Berbahagialah disana tempat dimana kau tak merasakan rasa sakit apapun. Meskipun aku bilang mencintaimu berkali-kali kau akan tau kan? Tunggulah aku disana. Aku akan merindukanmu setiap harinya.'

*******
5 tahun kemudian. . .

Hai ren, apa kabarmu? Tak hentinya aku merindukanmu setiap hari aku ingin bercerita padamu tentang anak kita. Apakah kau senang menyebutnya anak kita? Iya mereka senang menyebutmu 'mommy' sampai sekarang. Lerie sudah berusia 8 tahun dan langit baru bersekolah kemarin. Oh ya para sahabatmu telah menikah dengan pasangannya masing-masing. Mereka menentukan tanggal pernikahan mereka hanya beda seminggu. Kau tau uangku sampai habis bulan ini. Kau masih belum tau saat kau tiada kita menang olimpiade matematika itu. Aku diangkat menjadi guru matematika pembimbing yang paling hebat. Setelah itu banyak yang menjadi temanku di sekolah, bahkan aku berteman dengan para sahabatmu.
Tentang keluargamu aku sering mengunjunginya ke Bandung. Aku merasa dianggap menjadi anak mereka. Rasanya aku seperti suamimu. Kedua adikmu sama manisnya dengan dirimu mereka juga pintar seperti dirimu. Kadang kami sering menghabiskan weekend bersama.
Dan terakhir kakak sepupumu telah menikah dengan aldeera 1 tahun setelah kau tiada. Mereka dikaruniai seorang putri, iya dia keponakanmu namanya Renata Marwa, aku sempat protes pada zein tapi dia bilang kalo dengan ini dia dapat mengingatmu selalu.
Kau tau? Aku masih menjadi guru SMA yang menjomblo karena kau tinggalkan aku. Aku tetap sendiri di malam hari menangisimu sebelum aku tidur. Tenang aku tidak akan mencari yang lain kau tau itu kan?

Maaf karena aku telat menyadarinya, sampai aku harus kehilanganmu.
-Danias Hardian Mandala-

Aku cukup tau isi hatimu. Meskipun kata itu tak pernah ku dengar dari bibirmu.
-Renata Naina Marwa-


Forbidden Love💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang