10

202 22 5
                                    

Sejak awal Bleach milik Tite Kubo
Ini hanya imajinasi liar yang tertuang dalam tulisan
Typo, AU, OOC, bahasa jelek dll
IchigoxRukia
Romance/Advanture (kemungkinan)
Kritik & Saran dibutuhkan
.

.

.

.

.

.

Akhir dari Misi

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bulu mata lentik, kulit putih pucat bersih, bibir tipis yang menggoda tak pelak adalah gambaran Kuchiki Rukia disetiap pandangan mata pria. Rambut hitam sebahu seperti kelamnya malam yang menaungi penjuru dunia. Rukia seperti sebuah nama penuh cahaya yang siap berbagi dengan hitamnya malam ini.
Netranya bersembunyi, menyembunyikan dari tatapan pria yang tak pernah lepas untuk memandangi wajah damai itu. Yah, malaikat pun terlalu takut untuk mengepakan sayapnya, membangunkan sang putri dari tidur lelap tak abadi. Sepertinya, mata itu sudah terlalu lelah dalam memandangi kepedihan dunia yang selalu saja mengikuti kemana arah wanita itu memandang. Bagai magnet yang memiliki daya tarik kuat. Menjadikan hati wanita itu penuh noda.

Kelambu putih tertiup angin musim hujan. Mengubah suasana ruangan sepi itu semakin dingin. Tempat yang damai untuk istirahat sang putri dengan ditemani pangeran berkuda hitam layaknya seorang kesatria. Dan pria itu duduk disamping wanita yang tidur dalam damainya, mengamati diantara bayangan gelap. Menautkan segala harapan dalam dekapan tanpa rasa. Menimbulkan sebuah bisikan kecil di hati. Semoga wanita ini baik-baik saja.

***

Berputar, pandangan pertama Rukia saat mulai membuka mata. Gelap menaungi langit lalu ditambah dengan cahaya minim berasal dari lilin kecil. Apinya bergoyang kesana-kemari diterpa angin malam berhembus dingin. Rasa dingin itu mulai mengrogoti tubuh mungilnya yang terbalut dengan pakaian hitam tipis. Sebuah ciri khas dari anggota black moon. Kostum yang sangat cocok digunakan untuk menyelinap masuk pertahanan musuh, sebagai penyamaran saat hitam menjelang, menutupi sebagian permukaan bumi.

"Aku sudah bilangkan, kami ini bukan prajurit biasa?"

Suara itu begitu familiar. Tapi tidak dengan orang yang berdiri membelangkangi Rukia, dengan tatapan lurus keluar jendela. Cahaya bulan menyelimuti tubuh jenjang bak olahragawan. Bayanganya jatuh menutupi tubuh Rukia yang masih terbaring kaku di atas kasur usam termakan usia. Rukia mencoba mengenali suara itu. Suara seorang pria yang berdiri jauh dari tepat dirinya berbaring. Menyembunyikan identitasnya di sela-sela dalam rengkuhan minimnya cahaya.

WARRIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang