4. Senin Suram

1.7K 131 44
                                    

Kalau saja orang itu bukan kamu, mungkin jatuh cinta tidak akan sesakit ini. Tapi baiklah, tidak apa. Aku memilih sakit hati daripada tidak mencintaimu.

-Chicko Giovanny Leonidas-


Semua orang benci senin. Pun dengan Cia. Bagi Cia hari senin itu menyebalkan. Itu kenapa dalam Bahasa Inggris, senin diartikan sebagai Monday. Yang tidak lain berarti Monster Day. Menurut Cia, apa lagi hari yang paling menyebalkan dari hari senin?

Hari di mana dia harus berangkat pagi untuk upacara. Berpanas-panas ria lalu setelahnya disajikan mata pelajaran matematikanya Bu Tika. Tidak ada hari semengerikan senin.

Tapi tidak dengan hari ini.

Senin ini akan menjadi senin pertama dalam hidup seorang Leticia Aiyra Shezan yang ia sukai. Senin pertama di mana Cia tidak malas bangun pagi, lalu menyiapkan sarapan untuk si Mbah dan memberi makan si Coki-kucing kesayangannya yang berwarna hitam putih seperti lambang keseimbangan Yin Yang.

Sudah dari ba'da subuh tadi Cia beres dengan seragam sekolahnya yang terlihat sangat kinclong. Mbah Uti bahkan keheranan dengan sikap riang Cia. Karena begitu melihat Cia bangun pagi dan langsung sibuk di dapur, Mbah Uti langsung melihat kalender partai yang diberi ibu RT awal tahun baru. Hari menunjukkan hari senin. Tapi Cia terlihat begitu riang, itu membuat Mbah akhirnya gatal untuk bertanya.

"Kok kamu tumben semangat bener?" tanya Mbah Uti memicingkan mata.

Cia menyunggingkan senyum lebarnya. Senyum yang tidak pernah hadir di pagi seninnya. "Iya dong. Mulai sekarang Cia bakal jadi siswi yang rajin dan gak benci senin lagi."

"Kok gitu? Kenapa emang?"

"Gapapa. Karna biar hidup kita lebih ringan, jadi gak boleh banyak ngeluh," katanya sambil mengusap-usap kepala Coki, kucing yang sengaja ia beri nama mirip dengan sahabatnya itu. Alasannya sih karena Coki memiliki sifat mirip dengan Ciko.

Kucing miliknya ini agak pendiam kalau bertemu betina lain. Mirip kan dengan Ciko yang cukup diam dan menjaga jarak dengan cewek-cewek di sekolah?

"Udah ya Mbah Cia berangkat sekolah dulu, dah Mbah. Assalamualaikum." Cia mencium punggung tangan Mbahnya lalu berlari ke luar rumah.

Rumah Cia dan Ciko hanya terpisah satu rumah oleh tetangga mereka yang bernama Mas Anto yang baru menikah dengan Mbak Pita dua bulan lalu.

"Cikoooo ..." teriak Cia penuh semangat 45 yang membara.

Sekarang pukul 6.15 tapi Cia sudah bertengger di muka pintu kamar Ciko. Sementara Ciko sendiri masih bergulung di bawah selimut tebalnya malas. Jika Cia biasanya membenci hari senin, tidak dengan Ciko.

Bagi Ciko untuk apa membenci hari senin? Semua hari itu sama. Ia tetap harus sekolah, belajar, main basket, sesekali main gitar dan bermain dengan Cia. Semua hari sama. Kadang melelahkan tapi tetap menyenangkan selama itu dilewati bersama Cia. Tapi tidak dengan hari ini.

Status Cia yang sekarang menyandang gelar sebagai pacar Gavin membuat Ciko benci hari senin. Rasanya Ciko ingin mencoret hari senin dari kalendernya. Tidak, bahkan rasanya semua hari sekolahnya. Karena mulai sekarang Ciko harus mempersiapkan diri untuk melihat Cia dan Gavin bermesraan terang-terangan di depannya. Ah, memuakkan. Sial.

"Kok belom mandi sih? Hari ini hari senin, Ciko. Kita upacara. Ayo dong! Nanti telat."

"Lima menit lagi," jawab Ciko malas. Menarik lagi selimutnya menutupi kepala.

Cia menarik paksa selimut itu hingga tersingkap seluruhnya. "Gak pake lima menit. Ayo sekarang gece ih!"

Suara lenguhan Ciko terdengar nyaring. Ia benci hari ini. Rasanya Ciko ingin meneriakkan itu. Ciko benci harus melihat Cia dan Gavin nantinya di sekolah. Menyebalkan!

Realize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang