14. Pura-pura

1.6K 110 21
                                    

Ternyata sakit harus berpura-pura mengikhlaskan orang yang kita sayang untuk bersama orang lain.

-Chicko Giovanny Leonidas-

"Tumben ngobrol sama Ayla."

"Ha, apa?" jawab Cia linglung karena sejak tadi perhatiannya terfokus pada ponselnya yang tidak juga mendapat pesan masuk.

"Ngapain sih lo dari tadi ngutak-ngatik hp aja kayak kang sales nagih kreditan," gerutu Ciko yang sebenarnya sudah tahu alasan kenapa Cia dari tadi asik dengan ponselnya.

"Gavin..."

"Ngapa lagi tu bocah?"

"Dia gak ada ngeWA."

Ciko menarik napas panjang. Rasanya kalau saja bisa, pengin sekali Ciko mengacak-acak wajah cewek satu ini. Ciko kadang berpikir kenapa ada manusia yang bisa sabar punya pacar cuek dan nyebelin kayak Gavin. Ciko bingung kenapa cewek suka sama cowok yang awalnya doang manis pas ngedeketin, ujung-ujungnya cuek sama aja kayak cowok lain. Itu kenapa Ciko tidak mau pacaran dengan cowok.

"Lo kan masih di sekolah. Yaudah sih, sekelas juga lagian."

"Bukannya begitu..." Cia mengesah panjang. Memaksakan ponselnya masuk ke dalam saku roknya. "Gavin tadi masih ngambek. Jadi Cia nungguin balesan chatnya Gavin."

"Entar juga dibales. Lagi rapat OSIS kan dia?" Rapat OSIS? Hah! Masa bodo. Ciko bahkan tidak perduli mau Gavin rapat paripurna sekalipun. Kalau saja ini bukan untuk menghibur Cia, sudah malas sekali rasanya Ciko membahas kunyuk satu itu.

"Iya sih. Yaudah lah. Oya tadi Ciko nanya apa?"

Sedetik, Ciko tidak paham pertanyaan Cia. Tapi berikutnya ia teringat dengan pertanyaannya soal Ayla.

"Itu tadi, tumben ngobrol sama Ayla."

"Oh Aylaaaa!" seru Cia heboh.

"Apaan sih Ya, heboh banget lo kayak menang lotre!" Ciko mengusap-usap kedua telinganya kasihan. Semoga kedua telinganya aman dengan jeritan heboh Cia barusan.

"Ciko suka ya sama Ayla?"

"Ngaco lu ah!"

"Ngaku deh! Ayo ngaku!"

"Kagak Cia."

"Bohong!" sangkal Cia sambil sekarang menusuk-nusuk pinggang Ciko dengan intens. "Ayo ngaku, pasti Ciko suka sama Ayla, kan?"

"Astaga Leticia Aiyra Shezan, berhenti!" pekik Ciko. Cowok satu itu memang gelian orangnya.

Cia terpaku. Diam beberapa detik kemudian nyengir tak bersalah.

"Ayo nga—"

"Cia! Gue gak suka sama Ayla. Apaan sih lo ah?!"

Cia mendengus. Memanyunkan bibir bawahnya begitu Ciko meninggalkannya masuk ke dalam perpustakaan.

"Terus kenapa Ayla nyamperin Cia coba?"

Alis Ciko beradu tajam. "Ya menurut lo?" Ciko mengecilkan sedikit nada suaranya "Yang disamperin kan elo! Kenapa nanyanya sama gue?"

Tidak begitu perduli, Cia malah mengedikan bahu. "Biasanya cewek deketin Cia itu cuma mau modus ke Ciko."

"Yaudah tanya dia. Jangan tanya gue. Minggir!" Ciko menggeser tubuh Cia ke samping untuk mengambil buku paket yang ia butuhkan untuk mengerjakan karya ilmiahnya yang harus dikumpulkan minggu depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Realize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang