1. Takdir

304 5 0
                                    

Takdir yang mempertemukanku dengan makhluk Allah yang bernama Hamidi Al Qarniy yang sering dipanggil Amdi. Dalam beratus-ratus juta jiwa manusia dalam dunia ini, kenapa aku yang harus bertemu dengannya. Lelaki muda ini memang memiliki wajah yang tampan, teguh memegang prinsip, perfectionist dan tidak menyukai orang yang tidak disiplin seperti aku. Tapi bukan hanya dia, aku juga sangat membenci manusia yang seperti dia, setiap kali aku bertemu dengannya hatiku pasti akan berdegup kencang.

Cinta? No...!
Bukan karena cinta, tapi karena takut padanya. Ya, kadang aku berfikir dia ini hampir sama dengan singa yang mengaum kelaparan.

"Sudah lama, ya? Pasti capek menungguku, tapi tidak apa-apa karena kamu pasti sanggup menungguku, kan?" Katanya sambil mengambil tempat dihadapanku. Aku hanya diam dan mengalihkan perhatian pada pengunjung kafe yang sedang menikmati makanannya.

"Kenapa? Kamu merajuk? Kasihan sekali, nih aku belikan sesuatu untukmu," kata Amdi sambil mengeluarkan 5 buah permen yang belum pernah kumakan sebelumnya.

"Terimakasih," jawabku singkat dan memasukkan permen kedalam tas sandang ungu milikku.

"Now! Makan sekarang! Siapa yang menyuruhmu memasukkannya kedalam tas?" Bentaknya. Sontak aku terkejut dan mengeluarkan kembali permen itu dari tasku.

"Andini, kamu tahu bahwa permen ini bukan permen biasa, jika kamu makan maka dalam waktu 20 menit denyut jantungmu akan melemah, urat sarafmu akan terputus, dan tidak lama kemudian kamu akan is dead, Mati. Jadi silahkan dinikmati, jika kamu melawan nyawa ibumu yang akan menjadi taruhan." kata Amdi sambil melemparkan senyuman sinis. Aku hanya menelan liur karena tidak bisa untuk menolak demi menyelamatkan ibu. Amdi memang selalu membuktikan setiap ucapannya. Jadi aku terpaksa menuruti ucapannya, satu persatu aku memasukkan permen kedalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya.

"Alhamdulillah," 20 menit berlalu, tanpa aku sadari airmataku mengalir karena permen yang kumakan tidak memberi respon yang negatif.

"Hahaha... thanks girl karna udah berhasil ngilangin stressku. Kamu ini benar-benar polos atau bodoh, sih? Kamu fikir aku akan membunuhmu dihadapan orang banyak, hah?? Kamu harus tunggu hingga saatnya tiba." Katanya sambil tertawa mengejek.

Aku pun beranjak dari tempat duduk dan
meninggalkannya. Airmataku bertambah deras karena nyawaku hanya barang mainan baginya. Ditengah jalan aku berjumpa dengan Muhammad Iqbal , sahabat kecilku.

Dulu kami sangat akrab, dimana ada dia disitu ada aku, hanya saja sekarang kami menjaga jarak, ya lah kita kan udah besar, kalau bareng terus nanti malah jadi fitnah.

"Assalaamu 'alaikum Andini, kamu kenapa? Kok nangis?," Iqbal menegurku yang sedang mengesat airmata.

"Wa'alaikumussalaam. Nggak kenapa-napa kok, aku tadi menguap, ngantuk. Aku duluan ya," jawabku sambil mencoba tersenyum. Aku tahu meski dia melihatku tersenyuman tapi dia akan tahu bahwa aku lagi menyembunyikan sesuatu.

"Andini, aku mengenalmu nggak setahun dua tahun lagi, tapi sejak kecil. Kamu nggak usah berbohong, ini semua pasti karena dia kan?" tebak Iqbal. Aku mengangguk perlahan dan menatapnya lesu.

"Iq, aku pulang dulu ya," Aku terus berlalu namun Iqbal menghalangi jalanku.

"Andini, dalam dunia ini kamu bisa memilih, nggak ada seorangpun yang berhak memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau suka. Meskipun kamu sangat mencintai Amdi tapi nggak berarti kamu harus bersikap bodoh seperti ini, aku sarankan kamu putuskan saja hubunganmu dengannya. Kau tahu kan apa hukumnya pacaran? Tidak ada pacaran dalam Islam. Aku ngomong seperti ini karena kamu itu sahabatku, aku pernah mengalaminya makanya aku pandai gomong. Jangan karena dia kamu kehilangan identitimu sebagai muslimah. Assalaamu'alaykum. " kata Iqbal seraya melangkah pergi sambil tersenyum tawar.

"Wa'alaykumussalaam," jawabku perlahan sambil menahan tangisan.

'Iqbal, andai saja aku bisa memberitahumu segalanya, kamu pasti akan memarahiku lebih dari ini. Maafkan aku, aku terpaksa menyembunyikannya darimu,,' tangisku.

BAHAGIANYA DERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang