| Sebelumnya |

141K 6.4K 345
                                    

Welcome!
Dinikmati ya ...

Peringatan:
Mungkin, bagi kalian yang hidupnya kalem dan indah versimu, heroin di sini bakal bikin muak, dan, seperti biasa, saranku adalah carilah bacaan yang nggak buat kalian susah-susah ngetik dan menghujat. Inget ya, Cemans, ini bukan instagram meskipun sama-sama berbasis online.
😳

Salam Damai Nusantara!

Ehtapi, Kakak Tante mau berbagi gundah gulana dong. Jadi, tadi tuh nemu artikel di Hipwee gitu kan ya. Nah, ada kalimat ini yang bikin aku termenung (HAHAHA, Sumpah, bagasa gue semenjak gabung di wattpad jadi begini).

Ini kalimatnya: "Once it's out from your hand, it doesn't belongs to you anymore.

Satu yang tak banyak orang tahu, menjadi penulis bukan berarti selamanya punya “hak milik” atas tulisanmu. Royalti dari hasil karyamu jelas akan tetap masuk ke rekeningmu, tapi sesungguhnya setelah karyamu dilempar ke pasar kamu sudah tak lagi punya kuasa untuk menentukan nasibnya.

Kamu bisa menemukan karyamu dipuji, atau malah dicaci-maki. Pembaca bisa menilaimu berdasarkan hasil karya yang kamu telurkan, kemudian memberikan label padamu sesuai keinginan mereka. Kamu bisa dibilang “penulis cerdas”, “penulis yang cuma mau cari duit”, sampai “penulis sampah yang karyanya tak pantas dibeli lagi.”

Sebaik dan seburuk apapun karya yang kamu hasilkan, kamu tak akan bisa memuaskan semua orang. Satu-satunya cara membuktikan bahwa kamu penulis yang patut dipertimbangkan adalah dengan terus konsisten menghasilkan karya, menyumpal mulut mereka yang tak suka dengan bukti kerja keras yang kamu godok dengan otak dan ketikan jari.

Jadi, pembaca bebas menilai kita 'penulis cerdas' atau 'penulis cuma cari uang' bahkan sampai 'penulis sampah'?
😱 tolong, Maaak, toloong😩🔫

Gue jadi mikir, berarti pembaca tuh benar-benar dikasih ruang buat ngatain sesuka hati yaa? Hm, gimana kalo kita sahabatan aja? Sahabat nggak akan menghujat kan, Bok? HAHAHA

Dah ah.

Bye!

Yang Semalam Mimpi, Lagi Di Sebuah Tempat, Bagus Banget. Banyak Gunung Yang Ditumbuhi Pohon Warna-Warni. Terus, Rombonganku Ini Ditangkap Sama Satu Bos Mafia. Dan, Kepalaku Ditembak, Tapi Herannya Aku Nggak Mati. Dan, Tahu Enggak Siapa yang Nolongin Aku?
ALGHAZALI, Bok! DI MIMPIKU JADI PACARKU. Terus kami berenang nyeberangi laut dengan tangan saling bertaut.
HAHAHA
(Demi Allah, gue nggak pernah request mimpi. Tapi, ini beneran)

🙍: Kak, nasib Kribo dkk gimana dah? Lo kebiasaan amat kalo bikin cerita😏

💃: *sungkem* HAHAHA, aku tuh lagi nyari kerangkanya cerita itu. Belum ketemu. Dan, kalo mau bikin ulang, nggak keburu, mending ini yang udah ada konsep sampai akhir. Yekan? Yenggak?💋

🙍: Terus, nasib MasBi? Jangan bilang nggak dilanjut.

💃: Tunggu aku khilaf buat nulis cerita itu HAHAHA. Sumpah ya, rasanya berdosa setiap nulis adegan Mas Farhan udah jadi aki-aki😩🔫

🙍: Mas Deva gimana?

💃: Aku lagi nyiapin Tim FBI nih buat cari jejak tuh orang di mana. Apa jangan-jangan, dia balik ke Turki yaa? Nemuin Engin Akyurek sebagai Bapaknya? HAHAHA. Sabar, ini pasti kulanjut kok. Cuma, momennya belum tepat aja gitu. Takut kalian mewek darah. Dasar. Kids Jaman Now. Cengeng (smirk, di belakang, ikutan mewek HAHAHA)

🙍: Eh, Kak, btw, kok emot buat pembaca gini banget dah? Nggak ada leher dan kek gitu? Sementara punya lo yang seksi lagi dance?

💃: HAHAHAHAHA. Emang. Sengaja. Aku harus lebih seksi dong dari kalian. Gimana sih. Kan Kakak Tante sebagai orang pertama nanti yang membela kalian kalo kalian di-bully (preeeeettt), jadi yang di depan harus paripurna tampilannya. Kalian mah nggak apa. Jelek aja😂🔫

(Etnosentrisme di lapak @Aku-UMI)
Abis ini lapak gue dimusnahkan. Tidaaaaak! Aku nggak beneran kok. Cuma bercanda. Mwehehhehe.

Nggak boleh dicontoh ya... Bercanda kok, itu cuma karena kalian keliatan menggemaskan tanpa leher(?) Aku tuh suka ngakak sendiri bayangin ekspresi kalian pas ngetik komentar. Pasti lucu😝




Salam,

Aku Sajalah.
(Muak dengan diri sendiri)

Wishy-Washy ✔️ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang