part17

32 1 0
                                    

"Ah!" pekik rahel ketika bahunya terbentur tubuh seseorang yang menjulang tinggi, rahel menatap tubuh orang itu, badannya terbalut jacket berwarna hitam dan wajahnya yang ditutupi dengan masker berwarna hitam dan topi yang terhubung dengan jacketnya
"Gomenne" ucap rahel dan melangkah pergi meninggalkan pemuda itu.

Rahel berjalan menuju tempat kerjanya,setelah selesai dengan aktivitas sekolanya, rahel harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Rahel bekerja disebuah kafe sebagai pelayan, senyum rahel mengembang ketika melayani pelanggan,
Senyum palsu yang ditunjukkannya,
Kapan kau tidak akan tersenyum palsu terus,
Apakah kau tidak lelah,dengan semua kebohonganmu?
Tidak! Itulah jawabannya
Rahel menghukum dirinya sendiri hanya karena dia tidak bisa menerima dirinya sendiri, Tuhan masih memberikan rahel kesempatan untuk mengubah dirinya namun rahel tetap mengeraskan hatinya, cobalah untuk membuka hatimu untuk Tuhan supaya kau dapat menerima semuanya,rahel.

Seorang pelanggan mengangkat tangannya, tanda bahwa dia ingin memesan, dengan sigap Rahel melayaninya,
"Pesan apa?" ucap rahel dengan booknote di tangannya dan senyum dibibirnya
"Saya mau pesan spageti" ucap orang itu
"Baiklah tunggu sebentar" ucap rahel dan hendak pergi namun,
"Saya mau yang mengantar makanannya adalah anda,nona" ucap orang itu, rahel kebingungan dibuatnya, ini pertama kalinya rahel mendapat pelanggan seperti ini apalagi pakaian pelanggan yang satu ini sangat aneh,baju serba hitam ditambah masker dan topinya itu, kayak zoro wkwkwkwk
"Tapi..
" jika anda menolak maka saya pastikan anda akan dipecat"ucap orang itu yang lebih mengancam,
Rahel membalikkan badannya dan menuju dapur,
"Nanti makanan yang satu ini akan saya antarkan" ucap rahel pada koki tersebut
"Kan' ada yang bisa ngantrin" ucap koki tersebut
"Ini permintaan pelanggan itu" ucap  rahel.

"Ini makanannya" ucao rahel dan mensajikan spageti dimeja orang itu
"Temani saya untuk makan, saya ingin berbicara sebentar dengan anda" ucap orang itu sambil mengaduk spagetinya
"Tapi saya masih ada pekerjaan" ucap rahel
"Tapi saya tidak suka penolakan" ucap orang itu
Dan terpaksa rahel dudu didepan orang itu setelah dengan nekatnya orang itu menghadap langsung kepada manager ditempat itu hanya untuk mengobrol dengan rahel, "nih orang ngeselin" batin rahel kesal, dibuat spageti aja tahel ntuh orang.

"Apa yang ingin dibicarakan?" ucap rahel
Orang itu tidak menjawab, yaialah orang dia masih ngunyah, ntar kalau bicara sambil ngunyah nanti keselek kalau udah keselek nanti susah makannya kalau susah makannya nanti nggak bisa makan kalau nggak percaya tanya aja sama pak haji,by ucok
Setelah menunggu orang itu selesai makan akhirnya rahel tidak mau menunggu lagi,
"Ada apa?" tanya rahel
"Kapan kau akan berhenti tersenyum palsu?" tanya orang itu, rahel terbelalak tak percaya atas apa yang didengarnya barusan,
"Maksud anda?" tanya rahel dengan raut bingung yang lucu kayak outhor, ditimpuk masa
"Susah ternyata ngomong sama orang yang munafik" ucap orang itu pedas, emosi rahel tersentil akan ucapan orang itu,
"Jika anda hanya ingin mengatakan itu lebih baik kita sudahi pembicaraan ini" ucap rahel dan hendak berdiri namun dengan sigap tangan orang itu menariknya untuk duduk kembali,
"Jika anda marah, maka apa yang saya katakan adalah benar, dengarkan ini dan camkan baik-baik, anda menabur sesuatu yang buruk maka anda akan menuai yang jahat" ucap orang itu pedas lagi kayak sambal tarasi,
"Itu urusan saya anda tidak usah ikut campur lagi pula anda siapa?" ucap rahel pedas kayak boncabe level 30 yang terbaru pedasnya tuh banget,
"Saya adalah korban dari perbuatan  anda yang tidak bijaksana dalam menilai hidup, anda tidak ingin merepotkan orang terdekat anda namun apa yang anda lakukan hanya membuat mereka yang menyayangimu kecewe akan perbuatan anda,jadi saya mohon jangan buat kami kecewa lagi" ucap orang itu yang membuat rahel tak bisa melawan lagi,rahel terdiam dengan pikiran yang kacau, apa yang dikatakan orang itu berhasil membuat rahel mengingat semuanya kembali, membuat hati kecil rahel menangis akan perbuatannya, haruskah rahel percaya?
Haruskah rahel membuka dirinya lagi seperti saat itu?
Haruskah rahel berhenti berpura-pura?
Akankah rahel bisa berubah lagi menjadi rahel yang kuat lagi?
Jawabannya bisa, namun apakah rahel mau mengubah semuanya?

"Woy! Bengong luh ntar kesambet baru tahu rasa luh" ucap temannya, rahel hanya tersenyum kecil dan mulai bekerja.

Rahel telah menyelesaikan pekerjaannya dan akan menuju rumah dalam perjalanan rahel terus memikirkan apa yang dibicarakan orang tadi, hingga hujan turun tanpa diminta membuat rahel harus lari menuju halte terdekat untuk berteduh.
Sesampainnya di halte, rahel duduk termenung menatap lantai halte,
Sebuah kisah klasik berputar dalam otaknya membuat rahel terbuai akan kisah tersebut, kisah yang pahit namun berwujud manis,

Aku benci kehidupanku,
Aku benci semua yang aku miliki,
Jika aku dilahirkan hanya untuk merasakan rasa sakit,
Kenapa aku harus dilahirkan,
Apa sebenarnya maumu Tuhan,
Sebening air mata berhasil lolos dari pelupuk mata rahel.

Aku menyayangi apapun yang Kau berikan padaku,
Namun aku membenci hidup ini,
Aku pecundang,
Aku lemah,
Aku bodoh,
Aku tak berdaya,
Kumohon ambil aku,
Dari dunia yang munafik ini,
Air mata itu kini semakin banyak membasahi pipi rahel

Kapan?
Kapan aku harus berhenti?
Kini rahel sesegukan kecil dengan jacket yang menutup mulutnya.
Hujan semakin deras seakan mengerti kesedihan seorang rahel, gadis yang kecewa akan hidupnya, air matanya tak mau berhenti malahan semakin banyak karena kejadian itu terputar jelas dalam kepalanya.

Hujan menjadi saksi akan kepahitan yang dialami rahel.

What can i do?

Haloooo
Eta terangkanlah🎶

Ebi'juniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang