part 11

43 1 0
                                    

"Jean kembaliin handphone gue!" panggil hyoma sambil mengejar jean yang mengambil handphonenya
"Etdah tuh hp juga baru nyicil belinya,jangan diapain" ucap hyoma
"Astaga beli cincin luh punya uang beli handphone luh nyicil?" ucap jean
"Dari pada gue ngutang,kan tercemar kegantengan gue" ucap hyoma, yehh luh ngutang pake boong lagi
"Kembaliin dong" rengek hyoma
Dengan senyum tak berdosa jean membawa lari handphone hyoma, nah kejer tuh handphone yang nggak berdosa

"Elah,ribut woi" teriak koki yang dengan susah payanya untuk tidur namun terhalang karena tomoya,sougo dan raku yang sedang memainkan drum,
"Mas-mas yang ganteng diem boleh kan?" ucap koki dengan senyum yang lebar
"Iya om ganteng" balas raku
Koki kembali ke tempat tidur namun saat akan memejamkan matanya suara drum menggema lagi
"Astaga!tolong koki dong koki nggak kuat" ucap koki, kalau nggak kuat yah nggak usah udah tahu nggak kuat masih aja memaksa,

"Daichi!gue punya berita penting" ucap mizuki
"Apaan?" tanya daichi
"Luh punya kuota nggak?" tanya mizuki
"Ada,kenapa?" tanya daichi
"Gue minjem hp luh dong" ucap mizuki
"Mau ngapain?" tanya daichi
"Nggak lama kok" ucap mizuki,akhirnya daichi memberikan handphonenya,

"Mizuki!!!kamvret luh!anak kadal sini luh" ucap daichi
"Bilang gue nggak ada" ucap mizuki dan langsung melongos kedalam kamar,
"Mereka berdua kenapa?" tanya haruki
"Palingan dikerjain" ucap jinto
"Mizuki mana?" tanya daichi yang datang dengan wajah kesalnya
"Dikamar" ucap sano
Daichi pun berjalan menuju kamar,matanya mencari-cari keberadaan seorang mizuki itagaki namun tak ada,
"Luh boongin gue yah" ucap daichi pada sano
"Lah,ntuh bocah emang didalam kok" ucap sano
"Awas aja,gue penyotin ntuh bocah" ucap daichi kesel sambil duduk daichi menyeruput jus alpukat milik jinto
"Eh- itu minuman gue,ngapa luh embet" ucap jinto
"Dikit doang" ucap ucap daichi
"Dikit pala lu botak,minuman gue habis nyet" ucap jinto dan langsung merebut gelas jusnya,dan dilihatnya dengan prihatin gelas yang penuh kini meninggalkan ampas,sungguh tragis kisah jinto, dengan susah payah membuatnya dan langsung dihabisakan begitu saja oleh orang lain,
"Maap bang,dedek khilaf" ucap daichi
"Luh sama mizuki kenapa?" ucap haruki
"Luh tahu, si rana" ucap daichi
"Gebetan luh yang nggak pernah peka?" ucap sano
"Jangan gitu dong bang,iya dia itu hatinya terbuat dari apa sih nggak peka sama kode-kode gue" ucap daichi frustasi
"Terus?" ucap haruki
"Kan tadi si mizuki minjem handphone gue,terus dia WA ke rana,kan gue malu,ntar ketahuan lagi kalau gue itu suka sama dia" ucap daichi kini terlihat kesal
"Terus dibales sama dia?" ucap sano
"Cuman di read doang,gue malu ketemu sama dia" ucap daichi
"Perempuan emang nggak muda ketebak, maunya ini tapi sukanya itu" ucap sano
"Jiahhh baper luh" ucap haruki
"Eh gini-gini gue laku,lah luh kagak laku-laku ntar basi lagi" ucap sano
"Enak aja luh,berjuang aja mudah-mudahan hatinya terbuka buat luh" ucap haruki
"Arigato haruki-kun, btw gue masih ada urusan sama si bocah tengik,gue pergi dulu mau nyari ntuh bocah" ucap daichi
Ada luka yang tertutup rapi oleh sebuah senyum.....
Ada cahaya yang tertutup kegelapan....
Sesuatu yang berharga haruskah dipertahankan?
Jika ya, dapatkah dirasakan?
Mencoba bertahan namun lemah...
Mencoba untuk berdiri namun selalu jatuh......
Apakah aku berharga?

Halooooo
Hehehehe

Ebi'juniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang