"Mau apa luh?" tanya rahel dengan mata dingin nan mematikan, ada rasa benci dan kesedihan yang tercampur menjadi satu dalam tatapan tersebut,
"Gue hanya mau minta maaf sama luh, soal gue yang hianatin luh" ucap karan yang menatap rahel dengan pandangan penuh penyesalan,
"Udah gue maafin" ucap rahel dan beranjak pergi namun ditahan oleh karan,
"Gue tahu luh marah dan benci sama gue, tapi gue nggak mau hidup dengan penyesalan ini, gue mohon maafin gue dan kita bisa jadi sahabat kayak dulu lagi" ucap karan lirih, rahel tersenyum miring,
"Lun pikir dengan luh minta maaf gitu semuanya akan berubah, emang luh bisa ngubah gue lagi, luh nggak bisa, selamanya gue bakalan benci luh sampe gue mati" ucap rahel pedas, karan tak tahan ingin sekali dia membunuh dirinya sendiri karena telah menghancurkan kepercayaan rahel kepadanya, namun karan tak akan menyerah karena dia percaya Tuhan akan memberikannya jalan,
"Luh emang bego rahel,luh menghancurkan hidup luh hanya karena masalah yang nggak bisa luh selesaikan, luh lemah rahel,luh kalah pada keadaan, dimana rahel yang kuat yang ceria?, dimana luh sembunyiin rahel?, kenapa luh hidup dalam kegelapan yang akan membunuh luh?" ucap karan,
"Luh nggak tahu apa-apa tentang gue, jadi luh cukup diam dan jalanin hidup luh" ucap rahel,
"Gue tahu semuanya tentang luh,ayah luh sedang berjuang diujung tanduk, berjuang untuk melihat anak gadisnya yang dijaganya, yang dianugrahkan Tuhan baginya, anak gadisnya yang pernah berjanji untuk menjadi gadis yang kuat, menjadi gadis yang akan menomor satukan Tuhan dalam hidupnya lebih dari apapun, ayahmu mengorbankan seluruh hidupnya untukmu, ibumu tak pernah berhenti berdoa demi hidup luh, memohon Tuhan menjagamu, DAN LIHAT!!! APA YANG LUH LAKUIN!!!! Luh hancurin kepercayaan mereka" ucap karan emosi dan langsung pergi meninggalkan rahel yang terdiam membisu, hamparan rumput serta burung-burung menjadi saksi, akan semuanya , setetes air mata jatuh dipipi rahel, lutunya lemas dan tak dapat lagi menahan tubuhnya, dia menangis,dan hujanlah menemaninya serta keheningan yang tercipta, tangannya memukul bagian jantungnya berada, memaki dirinya sendiri yang bodoh, yang memilih mengikuti rasa sakitnya, yang lebih memilih kegelapan, yang lebih mempercayai kebohongan, berpura-pura bodoh,tuli dan buta akan semua panggilan Tuhan yang menginginkan dia kembali,kini baru dia sadari apa yang telah dilakukannya salah dan munafik."Nah, si putri tidur udah bangun" ucap mizuki,saat mata rahel terbuka, senyum yang indah mata yang teduh membuat rahel tak dapat menghindar lagi dari semuanya,
"Halo kak rahel" ucap raku pada rahel,
Rahel hanya balas tersenyum kepada raku,
"Hm..kayaknya ada yang mabuk deh karena senyum" ucap sano, mizuki yang pulih dari fantasinya langsung menatap sano tajam, mata rahel meliar didalam ruangan dilihatnya banyak sekali orang yang ada,dan semuanya laki-laki ganteng nan imut, etdah bisa pingsan lagi si rahel,
"Halo rahel" sapa semuanya, rahel hanya tersenyum, senyum manis dan tulus, senyum yang dulu tersembunyi kini hadir kembali, namun seketika hilang karena rahel yang mendadak memegang jantungnya kerena sakit, nafasnya tak teratur, penyakit itu datang kembali membuat rahel kesakitan, semua orang mendadak panik dibuatnya,
"Woy panggil dokter" ucap sano panik,
"Dokter apa?" tanya jean panik,
"Dokter kandungan kali" ucap sano,
"Eh bego,si rahek kagak hamil, panggi dokter mana-mana" ucap reo,
"Mana ada dokter mana-mana,luh sinting kayaknya" ucap sano,
Semua orang panik, gimana nggak panik coba semuanya laki-laki terus nggak ngerti sama urusan rumah sakit, ditambah semuanya ganteng terus otaknya setengah kan berabe jadinya,
"Woy panggil dong" ucap mizuki yang mencoba untuk menenangkan rahel,
"G...u...e bu..t..u...h ay..a..h" ucap rahel terbata-bata,
"Ha?" ucap mizuki yang tak mengerti ucapan rahel,
Dokter datang dengan tergesa-gesa bersama para suster,
"Etdah suster yang sono cantik cuy" ucap hayato sano,
"Lah nih bocah lagi genting juga masih sempatnya ngelirik" ucap daichi,
"Kita harus menghadapi masalah dengan otak yang dingin" ucap sano,
"Yaudah sini kepala luh gue masukin dalam freezer" ucap daichi,
Semua orang disuruh keluar oleh dokter untuk pemeriksaan,
"Mizuki!" panggil manager m!lk,
"Manager stardust mau bicara denganmu" lanjut manager m!lk tersebut."Kau ingat peraturan ebidan bukan?"
"Iya saya ingat dan saya minta maaf karena sudah melanggarnya" ucap mizuki sambil menunduk
"Saya tidak akan memaksamu,pilihan ada ditanganmu"
"Baiklah" ucap mizuki menunduk 90 derajat, mizuki termenung sendiri disalah satu ruang rumah sakit, tangannya terkepal disamping badannya, haruskah?."Keadaan luh gimana?" tanya mizuki,
"Udak baikan" ucap rahel,
"Btw,luh tadi mau bilang apa?" tanya mizuki,
"Nggak kok" ucap rahel,
"Beneran?, btw karan gimana?" tanya mizuki, setelah pertanyaan tersebut dikeluarkan seketika sebuah bantal mendarat mulus pada wajah mizuki, mizuki hanya dapat melongo kayak orang bego,
"Luh emang kurang hajar yah" ucap rahel kesel,
"Tapi membawa manfaat kan?" ucap mizuki,
"Manfaat pala luh peang" ucap rahel kembali, tapi apa yang dikeluarkan mulut bukan berarti semuanya benar kadang-kadang ada yang nggak masuk akal,
"Jangan bohong lagi, lebih baik luh buang kepalsuan luh itu, nggak ada gunanya kan? Semakin luh tenggelam dalam kepahitan hidup luh, semakin luh menderita kan?, makanya luh buka hati luh dan jadi rahel yang ceria lagi, kalau luh udah sembuh gue janji bakalan bawa luh keliling osaka sama keluarga luh" ucap mizuki, Rahel terkikik geli, matanya menyipit dan lesung pipinya mengembang, manis pikir mizuki.Haloooo
Pengen ditamatin
KAMU SEDANG MEMBACA
Ebi'junior
RandomHanya untuk kesenangan isinya anak ebidan tapi hanya yang junior terutama anak ebidan tokyo