part20

33 2 0
                                    

Mizuki dan rahel tengah duduk di dalam ruang nginap rahel,menunggu sesuatu yang entah apa itu, mizuki asik memainkan handphonenya, sedangkan rahel menggerutu tak jelas, dikira enak apa menunggu, mana yang ditunggu itu nggak pasti, kan nyesek jiahhhh malah curhat bro.
"Ini sebenarnya yang mau ditunggu apaan?" ucap rahel kini dengan nada ketus,
"Nunggu pendeta buat ngawinin kita berdua" ucap mizuki asal, membuat rahel linglung seketika, debaran jantungnya makin terasa kuatnya,
"Kagak bercanda doang, nunggu aja palingan nggak lama sekitar 1 hari" lanjut mizuki,
"Itu lama bego" ucap rahel,
Ketukan dipintu membuat keduanya langsung bergerak cepat kearah pintu, mizuki yang memegang kuncinya langsung membukakan pintu tersebut dan nampaklah seorang pria yang memakai jas hitam serta masker dengan dua jacket yang ada digenggamannya, mizuki menyuruh orang tersebut masuk,
"Kau ini merepotkan saja" ucap orang itu, mizuki menggaruk tengkuknya,
"Maaf manager, soalnya nih cewek berarti" ucap mizuki, seketika rahel membisu dibuatnya, mizuki benar-benar sudah masuk terlalu jauh dalam hidupnya ,
"Ternyata perempuan ini manis juga, namanya siapa?" tanya manager,
"Namanya rahel suzuki" ucap mizuki menatap rahel yang tak bergeming,
"Yaudah ayo cepat,teman-temanmu ingin melihat kekasihmu ini" ucap manager dan menyerahkan dua jacket yang ada digenggamannya,
"Wait! Gue mau dibawah kemana?" tanya rahel yang pulih dari hayalannya itu,
"Kesurga " ucap mizuki dan menarik rahel keluar, namun rahel menepis tangan mizuki,
"Gue mau pulang" ucap rahel dan hendak berjalan pergi namun tangan kekar mizuki terlebih dahulu meraih pundaknya sehingga mereka berdua terlihat sedang saling memeluk,
"Manager boleh bawain?" ucap mizuki
Manager hanya berdecih lalu meraih tas besar yang ada digenggaman rahel.
Pegangan mizuki sungguh erat, rahel hanya bisa pasrah saat tubuhnya diseret paksa oleh mizuki dan manager, dari balik jacket yang dikenakan oleh rahel dapat dilihat bahwa banyak pasang mata yang menatapnya,tak lupa raut kebingungan yang terpancar dari balik mata semua orang.

Saat dalam mobil rahel hanya diam membisu menatap jendela mobil, mizuki yang duduk disamping pengemudi menatap rahel lewat kaca yang ada didepannya. Tak ada yang membuka pembicaraan hingga suara kesakitan milik rahel terdengar walaupun rahel mencoba menahan mulutnya agar tak mengeluarkan suara namun suara kesakitan itu tak bisa dihindarinya mizuki yang melihatnya dengan paniknya menyuruh manager menepihkan mobil, manager sempat kebingungan, tapi akhirnya manager hanya menurut, mizuki dengan gesitnya berpindah kebelakang dan menyuruh manager menjalankan kembali mobil itu,
Mizuki melihat wajah rahel yang pucat dan mimik kesakitan , tangannya meremas bagian dadanya sambil sekali-kali memukulnya,nafasnya mulai tak teratur, penyakitnya datang kembali menyerang rahel, mizuki mengangkat wajah rahel dan tersenyum ramah mencoba berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, rahel tetap saja masih kesakitan bahkan dadanya makin sakit dan sesak jantungnya mulai beredetak lama, mizuki kalap, mizuki gemetar hebat, diraihnya tas dibelakang tempat duduknya dan diambilnya obat-obatan disitu tak lupa air mineral, mizuki memberikannya kepada rahel yang kesakitan, rahel sempat menolak untuk diberi minum,
"Gue nggak bakalan biarin luh hancurin masa depan luh" ucap mizuki dan langsung membuka mulut rahel secara paksa dan memasukkan obat tersebut, rahel sempat tersedak akibat mizuki yang langsung menyodorkan minuman di mulutnya,
"Luh baik-baik aja kan?" tanya mizuki, tubuh rahel seketika rileks dibuatnya sampai-sampai rahel tak dapat bergerak sedikitpun, rahel memaksakan kepalanya untuk menatap mizuki, terlihat kekhawatiran yang mendalam saat mata rahel menatap mata milik mizuki, ada ketenangan,kenyaman didalamnya, senyum kecil terukir di bibir rahel tanpa terkendali, benteng yang dibangun rahel seketika rubuh saat menatap mata teduh milik mizuki serta senyumnya itu, rahel menggangguk dengan senyum yang sama, kepala rahel tertunduk lemas dibahu mizuki, rahel tertidur lelap dalam mimpi indahnya.

"Mereka datang!!" ucap raku girang saat menatap sebuah mobil sedan terpakir dihalaman gedung ebidan,
Semua orang segera merapat pada pintu masuk menunggu mereka masuk.
Kaki mizuki dilangkahkannya pada sebuah gedung yang membuat hidup mizuki berwarna,yang berisi akan kenangannya bersama para sahabatnya yang selalu menemaninya,
"MIZUKI-
Ucapan sano tak diteruskannya akibat melihat mizuki tengah mengendong seorang perempuan yang tertidur dengan damainya rambutnya yang panjang tergerai menutup setengah wajahnya,
" woy berat nih,minggir dong"ucap mizuki, dengan sekali hentakan kayak tentara yang membongkar barisan, para anak ebidan langsung memberikan jalan masuk untuk mizuki dan manager.
"Wah! Wajahnya manis" ucap raku menatap rahel yang masih tertidur lelap akibat obat yang diminumnya,
"Wajahnya kayak blasteran gitu" ucap hyoma,
"Kayak jean gitu?" ucap koki
"Iya" ucap hyoma,
"Woy luh bertiga kek orang bego tahu" ucap tsuyoshi yang datang,
"Diam ntar dia bangun" ucap hyoma.

"Luh nyulik anak orang yah?!" ucap hayate dan langsung mendapatkan toyoran gratis dari mizuki,
"Vangke luh ganteng-ganteng gini dibilang penculik" ucap mizuki,
"Ganteng pala luh botak, gantengan gue" ucap jean
"Jadi dia itu sape?pacar luh?" tanya reo,
"Bukan, dia orang yang nggak sengaja lewat dijalan kehidupan gue" ucap mizuki menatap rahel
"Lebay luh, nyet" ucap sano,
"Yang jelas dong" ucap reo,
"Gue juga bingung reo,kenapa ntuh cewek bisa masuk dalam hidup gue dan kenapa juga gue bisa perduli sama dia, gue yang bego atau dia yang pintar sih" ucap mizuki,
"Luh bego,mungkin itu namanya luh tertarik sama dia" ucap sano,
"Berarti luh jatuh cinta tanpa luh sadari" ucap reo,
"Kok bisa gitu sih?" tanya mizuki dengan wajah polosnya,
"Karena cinta itu misterius" ucap hayato,
"Kenapa bisa misterius?" tanya mizuki
"Karena cinta itu anugerah dari Tuhan,nggak ada manusia manapun yang tahu dengan siapa hatinya akan berlabuh, manusia dapat memilih namun Tuhan yang menetapkan" ucap hayate bak seorang pakar cinta, semua orang menatapnya dengan pandangan kagum,
"Luh kayaknya bisa jadi motivator hayate" ucap reo,
Mizuki hanya diam menatap rahel yang masih tertidur lelap.

Halooooo
Jiahhh kok makin romance sih

Ebi'juniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang