part19

37 1 0
                                    

"Jadi apa sekarang?" ucap mizuki pada seseorang yang duduk disampingnya.
Mizuki tengah berada di salah satu taman yang berada jauh dari tokyo, lebih tepatnya dia kini berada di fukuoka, mizuki sengaja bertemu seseorang jauh dari tokyo agar keberadaannya tak terdektesi oleh media yang sangat banyak populasinya di tokyo,
"Dia masih jauhin luh?" tanya seorang pemuda yang seumuran dengannya,
"Iya" ucap mizuki singkat,
"Gue minta maaf" ucap pemuda tersebut,
"He?maksudmu?" ucap mizuki bingung,
"Gue dulunya pacaran sama rahel,tapi karena gue ngehianatin dia, gue buat dia hancur" ucap pemuda itu,
Ada kemarahan dalam hati mizuki mendengar pengakuan pemuda tersebut namanya adalah karan kobayashi,
"Kenapa?" tanya mizuki dingin,
"Karena waktu dia pacaran sama gue,dia lagi sakit, lalu dengan mudahnya gue percaya pada mulut gadis gila itu, akhirnya gue ngeduain rahel, sampai saat itu rahel berubah dia memutuskan hubungan kita disaat gue mulai berhenti buat ngehianatin dia, dia menjadi gadis yang lain,rahel yang ceria hilang,dan digantikan rahel yang dingin" ucap karan tertunduk lesu,
"Makanya kalau ada otak dipake jangan dipajang dioang" ucap mizuki pedas sekaligus dingin,
"Keknya luh marah" ucap karan sambil tersenyum simpul,
"Gimana nggak marah coba,luh itu udah ngancurin hidup orang, orang kayak luh harus dapet hukuman" ucap mizuki dengan nada yang sama yaitu dingin,
"Karena itu gue mohon, buat rahel tersenyum lagi karena hanya luh yang bisa ,bahkan keluarganyapun nggak bisa" ucap karan,
"Tanpa luh suruh pun bakalan gue buat,tapi sebelum itu gue mau luh minta maaf sama dia terlebih dahulu sampai dia mau maafin luh" ucap mizuki dingin,matanya menatap senja yang dihadapannya itu,
"Gue nggak bisa" ucap karan lirih,
"Tenang aja bakalan gue bantu" ucap mizuki,
Karan tersenyum kecil,dalam hatinya tak henti-hentinya dia mengucapkan syukur pada Tuhan karena Tuhan mengaruniakan malaikat seperti mizuki. Jiahhh mizuki malaikat, malaikat pencabut nyawa kali ditimpuk.

"Ada apa?" tanya rahel dingin, ditelinganya tertempel handphone yang tengah digenggamnya,
"Dingin amat neng" ucap mizuki
"Gue matiin" ucap rahel setelah itu tak terdengar lagi suara mizuki,yaialah orang dimatiin sama rahel, tak lama suara handphonenya terdengar lagi, rahel menatap layar handphonenya namun tak ada niat untuk mengangkatnya, dua kali tak dijawab, tiga kali tak diangkat dan sampai sepuluh kali rahel tak menanggapi handphonenya itu, setelah itu tak lagi terdengar suara handphonenya, dan digantikan dengan ketukan dipintu.
Rahel menatap dingin orang yang didepannya, sedangkan yang didepannya nyengir kek orang bego,
"Ada apa?" tanya rahel dingin,
"Mau ngajak luh jalan" ucap mizuki senyumnya tak lepas dari bibirnya,
"Gue nggak bisa" ucap rahel,
"Kita mau ke osaka" ucap mizuki,
Jantung rahel seketika berdetak tak karuan mendengar kata osaka, sejak dahulu rahel ingin sekali pergi ketempat itu bersama orang-orang yang menyayanginya namun kenginannya diurungkan akibat kekecewaannya pada hidupnya,
"Nah kan luh mau" ucap mizuki senang,
"Gue nggak mau" ucap rahel yang kembali pulih dari kesadarannya,
"Tapi gue nggak perduli, besok kita pergi,nanti gue jemput luh" ucap mizuki,
"Tapi maaf gue nggak bisa,sekalipun luh maksa gue dan ngelakuin apapun buat bujuk gue,gue tetap nggak mau" ucap rahel dan berdiri ,
"Bodo amat yang penting gue mau luh ikut" ucap mizuki, mizuki juga ikut berdiri mengikuti rahel dan berjalan kearah rahel,namun rahel tak mudah goyah dengan perlakuan mizuki, kini keduanya sangat dekat sekitar 10cm,
"Ingat baik-baik, jangan macam-macam sama gue, rahel suzuki, karena gue nggak pernah nunjukin kepribadian gue yang sebenarnya sama orang lain jangan buat gue nunjukin itu ke elo" ucap mizuki kini wajahnya jadi mengerikan dengan senyum smriknya, dan matanya yang tajam menatap tepat pada manik mata rahel, membuat rahel tak berkutik dibuatnya, jantungnya terasa dipukul dan setelah itu semuanya buram.

Rahel membuka matanya dan menatap langit-langit kamar rawatnya, disampingnya mizuki tengah tertidur pulas tak lupa sebuah kertas digenggam oleh mizuki, tangan rahel beralih mengambil kertas yang dipegang oleh mizuki, dan matanya terbuka lebar saat menatap kertas tersebut,matanya beralih menatap mizuki yang masih setia tertidur,matanya terlihat sayu, ada sebuah kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran yang terdapat pada matanya yang sayu, buliran air dari pelupuk matanya lolos begitu saja membasahi tangan mizuki, hal itu membuat mizuki bereaksi dalam tidurnya, dengan cepat rahel membasuh air mata dengan tangannya dan beralih membuat wajahnya datar.
"Luh udah sadar?" tanya mizuki,
"You can see,right?" ucap rahel dingin dan hendak turun dari tampat tidur, tidak ada selang infus ataupun yang lainnya,
"Eh- luh mau kemana?" tanya mizuki menahan rahel,
"Toilet, mau ikut?" ucap rahel dingin,
"Kalau boleh" balas mizuki dan mendapat pelototan tak percaya dari rahel, mizuki hanya nyengir menampilkan gigi-gigi yang indahnya,
"Gue laki-laki yang normal,babe" ucap mizuki,
"Gue bukan pacar,luh" ucap rahel dan berjalan memasuki toilet,
"Untuk saat ini" ucap mizuki dengan senyum yang tak bisa diartikkan.

"Gue bisa sendiri, lagipula luh itu artis, ntar jadi viral lagi" ucap rahel mencoba menahan mizuki yang ingin membantunya,
"Terus kalau viral masalah buat gue" ucap mizuki acuh dan tetap terus membantu rahel,
"Luh budeg yah!" ucap rahel dengan nada meninggi, dan hanya dibalas dengan tatapan dingin oleh mizuki,
"LUH BEGO YAH!!!" ucap rahel,kini dia berteriak sambil mendorong mizuki, dan yang dilakukan oleh mizuki hanya mengambil handphonenya dan menelepon seseorang, rahel langsung merapihkan barang-barangnya dan hendak pergi namun saat tangannya memegang knop pintu ternyata pintunya dikunci,
"Shit!" ucap rahel dan menatap mizuki yang duduk menatapnya dengan senyum smriknya,
"Wait a minuet princess" ucap mizuki, yang menambah kegantengannya saat dia mengatakan hal tersebut, rahel terperangah dibuatnya bagaimana tidak dihadapannya seorang pemuda yang tampan tengah tersenyum padanya ditambah lagi pantulan cahaya matahari yang membuat mata mizuki berkilauan , nenek-nenek peot aja tahu kalau mizuki tampan.

Haloooo
Hehehehe

Ebi'juniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang