Part XV [Flashback]

127 18 13
                                    

Sudah 3 minggu sejak Alice pingsan saat itu dan langit tetap gelap gulita tanpa ada pencahayaan alami yang menerangi dunia ini. Namun lentera yang aku buat sungguh membantuku dan Alice untuk melihat di dalam kegelapan.

Saat ini aku hanya terus berpikir mengenai apa yang terjadi di luar sana dan mengenai gadis yang tengah terduduk disebelahku. Dia adalah gadis yang aku cintai namun entah mengapa sikapnya berubah-ubah. Aku dapat mengetahuinya dari kedua matanya. Jika matanya berwarna merah, aku merasa dia adalah Alice yang biasa aku temui sebelumnya. Namun bila warna matanya ungu, rasanya dia adalah Alice yang tidak pernah kukenal sebelumnya.

"Hei Oz... Disini sungguh gelap ya..." Ucap Alice dengan warna mata ungunya yang tempak sendu.

"Iya... Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi di luar sana. Apakah kau takut dengan kegelapan ini Alice?"

Alice mengangguk perlahan, "tentu aku takut, tapi asal ada Oz disisiku... Aku merasa baik-baik saja."

'Entahlah... Alice yang saat ini terlihat sungguh melankolik dan sikapnya sungguh berbanding 180 derajat dengan Alice yang kukenal sebelumnya.'

"Alice... Apakah kau ingat janji kita mengenai hari 'itu'?"

"Hmm?? Apa maksudmu Oz?"

'Dugaanku benar... Dia bahkan tidak ingat dengan janji yang pernah kita buat sebelumnya.'

"Ahaha... Lupakan saja... Kemarilah Alice, ayo kita kenakan selimut ini bersama agar kita tidak kedinginan." Ucapku sembari membuka selimut melebar. Alice pun loncat penuh kegirangan dan mendekat ke tubuhku.

"Hihi... Aku sungguh suka kehangatan ini Oz.."

"Aku juga Alice.."

Tiba-tiba Alice memeluk tubuhku, namun ia hanya terdiam hingga selang beberapa detik. Kemudian aku mendengar isakan tangis dari gadis yang tengah memelukku ini.

"Alice? Kau menangis? Ada apa??" Aku pun menarik bahunya untuk melihat ekspresi apa yang ia tunjukkan. Dan ternyata bulir-bulir air mata itu telah membanjiri pipinya hingga membuatku merasa sangat khawatir.

"Alice!?" Matanya berubah menjadi merah darah. Keindahan matanya yang selalu tampak menjadi hilang dan penuh kesedihan yang menyelimuti.

"Oz... A-Aku takut... D-Disana sungguh gelap... Aku mohon tolonglah aku..."

"Apa maksudmu Alice? Aku tahu saat ini sungguh gelap, tapi lenteraku cukup terang untuk--"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa maksudmu Alice? Aku tahu saat ini sungguh gelap, tapi lenteraku cukup terang untuk--"

"BUKAN!"

Aku pun terkejut dan segera menghentikan ucapanku. Aku tidak memahami apa maksudnya namun yang bisa aku lakukan hanya satu. Yaitu menenangkannya.

Tubuh Alice berubah menjadi dingin tidak peduli setebal apa selimut yang telah melilitnya. Aku memeluk tubuh mungilnya dan kini gadis itu justru menangis terisak-isak.

My Life from YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang