Hari-hariku memang kembali normal namun kali ini terasa berbeda. Aku menikmati setiap nafas yang aku hembuskan, setiap hari yang berlalu, dan setiap malam yang menemaniku.
Banyak orang yang membicarakanku dibelakangku, entah itu baik atau buruk namun aku tetap saja memilih untuk menutup kedua telingaku. Aku memilih untuk tetap tersenyum bahkan jika itu untuk kebaikanku sendiri.
Aku mendapatkan motivasi dari diriku sendiri namun tentunya juga dari dukungan orang-orang yang telah melindungiku. Yaitu keluargaku dan keluarga baruku di dunia mimpi.
Aku mengatakan itu mimpi karena aku dapat bertemu dengan mereka ketika aku terlelap. Walaupun mereka tidak bisa kusentuh di dunia nyata namun aku dapat merasakan perasaan mereka secara nyata terhadapku.
Iya, mereka nyata bagiku.
Normal POV
"Hei Kirito! Kembalikan hak admin itu padaku. Aku kan sudah kembali..." Rengek Len sembari menarik jubah hitam milik temannya yaitu Kirito.
"Ahaha.. Tidak bisa Len... Kamu lebih baik fokus pada Alicia saja. Biar aku yang mengurus sisanya." Jawab Kirito dengan tawa kecilnya.
"Huuuu... Martabatku menurun. Aku jadi dipandang rendah oleh semua orang, terutama Khun sialan itu!"
"A-Apa? Siapa yang berani merendahkanmu Len?" Sahut Eugeo dengan antusias.
"Etto... Sebenarnya tidak juga sih. Tapi aku merasa mereka semua memandangku rendah." Rengek Len sembari memeluk tubuh kecil Eugeo.
"Tenang saja Len! Aku akan melindungimu. Cobalah gunakan sacret art atau sebutannya sihir di sini, aku belajar dari seseorang yang hebat yaitu Kirito."
"Hmmm? Apa itu?"
"Stay Cool!!" Jawab Eugeo dengan lantang yang membuat Len tertawa terbahak-bahak. Kirito hanya menutup wajahnya dengan tangan kanannya karena malu.
"Ahaha, itu bukan sihir. Melainkan lafal inggris untuk memotivasi diri sendiri Eugeo. Pffttt, dasar Kirito penipu!" Ejek Len.
Teng... Teng... Teng...
Denting jam berbunyi yang menandakan pukul 10 malam. Tiba-tiba dihadapan mereka semua muncul sebuah cahaya yang menyilaukan mata. Dengan refleks mereka semua memicingkan mata dan berlindung di balik punggung tangan mereka.
"Konichiwa~" Sapa seorang gadis dengan lembut.
"Alice~" Jawab Len sembari memeluk gadis tersebut dengan erat.
"Maaf aku sedikit terlambat. Banyak tugas yang harus ku selesaikan untuk hari ini." Ucap Alicia dengan nadanya yang lembut.
"Tentu bukan masalah. Kamu harus lebih fokus untuk kehidupanmu yang nyata, Alice." Sahut Len sembari menggandeng tangan Alicia. Alicia hanya mengangguk mendengar ucapan Len.
"Ah, aku mau menunjukkan sesuatu padamu. Ayo kita pergi." Ucap Len dengan antusias.
Alicia bahkan tidak sempat bertanya ketika Len menarik tangannya dengan semangat. Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan Oz dan Alice yang membuat langkah Len terhenti.
"Hei Oz! Maaf kami terlambat."
"Ah tidak apa Len... Kami juga baru saja tiba. Baiklah, ayo kita pergi."
"Tu..Tunggu dulu! Kita mau kemana?" Potong Alicia dengan cemas.
"Heee, Len tidak memberi tahumu ya?" Tanya Oz yang kemudian dijawab dengan anggukan dari Alicia.
"Kalau begitu aku juga tidak akan memberi tahumu. Haha.." Jawab Oz dengan tawa usilnya.
"Ugghh.. Kalian mecurigakan.." Jawab Alicia yang tidak dihiraukan oleh Len dan juga Oz.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life from Yours
FantasyGenre: Fantasy, Angst, Romance Rate: T Perhatian!!! Tolong dibaca dalam keadaan Serius mode - ON! Karena mengandung content yang serius ≥﹏≤ [Highest rank in Manga #54 : 11-05-2018] [Highest rank in Anime #420 : 11-05-2018] [Highest rank in Fantasy...