Pukul 22.00 kst
Suasana hening menyelimuti apartemen sederhana yeoja yg bernuansa biru orange tersebut. Hal tersebut bukan di sebabkan penguninya sudah terlelap namun karena 2 orang yang berada d ruang tengah tersebut sedang sibuk dengan pikiran masing masing. Setelah hening 10 menit akhirnya sang namjalah yg memecah keheningan tersebut..."Apa kabarmu Sso-ya?"tanya namja tersebut pelan tanpa menatap sang yeoja.
"Baik Oo...oppa"jawab Sso dengan sedikit gugup juga tanpa menatap sang namja.
"Sekarang sudah malam dan aku yakin kau juga lelah karena sibuk seharian ini. Jadi aku mau to do point saja. Sebenarnya aku tidak mau mengganggumu malam2 seperti ini. Tapi sepertinya belakangan ini sulit sekali bertemu denganmu" ucap namja tersebut berusaha santai.
"Jadi apa yang ingin Oppa bicarakan?"tanga Sso langsung yang sudah tidak tahan dengan suasana tegang seperti ini.
"Hmmm....." gumam namja tersebut diiringi senyuman miris."Apa sekarang kau sudah tidak betah berada lama bersamaku?"lanjutnya.
"Bukankah Oppa yang bilang ingin to do point. Jadi langsung saja. Aku lelah."ucap yeoja berambut hitam tersebut sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Arraseo....jadi kau ingin kita bagaimana?"tanya namja tersebut kemudian menarik nafas sebentar seolah menyiapkan tenaga untuk melanjutkan pertanyaannya.
" Kau ingin kita lanjutkan atau ........berpisah?"lanjut namja tersebut.
Sang yeoja langsung membulatkan matanya dan tubuhnya pun langsung tegang. Sso benar2 tidak mengira kekasihnya akan bertanya seperti itu. Namun Sso hanya bisa menunduk tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya.
Kim Bum akhirnya menyandarkan tubuhnya d sofa untuk merilekskan tubuhnya yang dari tadi tegang. Dia sebenarnya tidak mau mengeluarkan pertanyaannya itu. Tapi dia sudah tidak sanggup lagi menahan perasaannya setelah sebulan ini dia tidak bertemu dengan yeojachingunya itu. Dia benar2 kalut dengan hubungannya itu.
"Apa kau bahagia bersamanya sebulan ini?"tanya Kim Bum.
"........." Sso diam karena terkejut dengan pertanyaan namjachingunya itu
"Apa dia lebih baik dariku sehingga kau lebih memilih bersamanya sebulan ini. Pulang pergi bersama, makan siang bersama bahkan berakhir pekan bersama....." Ucap namja itu pelan disertai senyum mirisnya.
"Kau?....Bagaimana Oppa tau? Oppa mengawasiku? Oppa menguntitku?"tanya Sso dengan suara yang sedikit tinggi.
Kali ini bukan hanya senyum miris yang tercipta di wajah tampan Kim Bum. Tapi juga kini matanya sudah berkaca-kaca."Menguntit?!....aku tidak menyangka akan mendengar kata itu dari mulutmu Sso-ya" gumam namja itu tapi masih dapat didengar Sso karena posisi mereka yang cukup dekat. Ekspresi terkejut langsung tercipta di wajah Sso. Dia juga tidak menyangka kenapa kata itu bisa keluar dari mulutnya. Sso sadar dia salah. Sso langsung menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya mencoba meredam emosinya.
"Apakah kebiasaanku yang tiap pagi menjemputmu di apartemenmu, tiap jam makan siang selalu kekantormu untuk makan siang bersama dan tiap sore menjemputmu sepulang kerja bisa di sebut penguntit? Bukankah kita memang melakukannya selama ini?..... Tapi sepertinya kau lebih memilih orang lain untuk melakukannya sehingga sebulan ini aku hanya bisa melihatmu dengan pria itu. Yaah...mungkin aku memang penguntit....karena sebelumnya kau sudah bilang tidak bisa karena ada urusan. Tapi maaf karena aku tetap ingin menemuimu karena aku ingin melihatmu....."ungkap Kim Bum panjang lebar dengan terdengar jelas nada kecewanya terhadap Sso.
Sso hanya diam. Sso tidak menyangka Kim Bum mengetahui semuanya. Selama sebulan ini Sso sedang didekati oleh direktur barunya d kantor. Sso sadar seharusnya dia menolaknya karena Sso sudah memiliki kekasih. Namun entah kenapa Sso malah memberikan berbagai alasan agar dia bisa menolak ajakan Kim Bum saat ingin bertemu.