I Cry (Final Part)

1.8K 118 17
                                    

Seminggu berlalu sejak pertengkaran antara Kim Bum Oppa dan Ibunya. Dan selama itu pula Kami tidak pernah membahasnya. Aku merasa bersalah dan ingin mengungkapkan pendapatku agar Kim Bum Oppa menemui Ibunya dan meminta maaf. Namun Aku menunggu waktu yang tepat karena ingin Kim Bum Oppa tenang terlebih dahulu. Aku juga mencoba memikirkan cara mengatasi masalah kami. Dan kurasa Aku sudah mendapatkan solusinya. Aku harap Kim Bum Oppa mau mendukungnya.

"Kau belum tidur?!..." tegur Kim Bum Oppa ketika memasuki kamar. Ia baru saja dari ruang kerjanya saat Aku izin ke kamar karena merasa lelah. Namun memikirkan masalah Kim Bum dan orang tuanya membuatku tidak bisa tidur.

"Aku menunggu Oppa.... Aku ingin memeluk Oppa..." ucapku berusaha sedikit manja. Kim Bum Oppa tersenyum geli sebelum mengecup bibirku kemudian berbaring bersamaku. Dengan cepat Aku memeluk tubuh tegapnya dan meletakkan kepalaku di atas dada bidangnya.

"Jadi apa yang ingin Kau bicarakan?..." ucap Kim Bum Oppa santai sembari sesekali mengusap lengan atas dan juga rambutku. Aku tersenyum simpul saat Kim Bum Oppa mengetahui keinginanku tanpa perlu Aku memulainya. Sudah lebih dari 9 tahun bersama tentu membuat kami saling menghafal kebiasaan kami.

"Eumm... Oppa.... Apa Kau ada menghubungi orang tuamu?..." Aku berusaha bertanya dengan nada santai. Kim Bum Oppa menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaanku.

"Belum..." jawab Kim Bum Oppa singkat.

"Oppa... Apa tidak sebaiknya..."

"Aku akan menghubungi mereka saat waktunya tepat...."

"Kapan?..."

"Entahlah.... Tapi ku rasa percuma menemui mereka jika mereka masih menuntut cucu..."

"Tapi Oppa...."

"Aku akan menemui mereka... Itu pasti Sayang..."

"Aku mengkhawatirkan Eomma mu..."

"Tenang saja... Appa sudah mengabariku... Eomma sehat-sehat saja.... Bahkan Eomma bersikap biasa saja.... Tapi...."

"Tapi kenapa Oppa?..."

"Tapi.... Eomma tidak mau membahas atau bahkan menyebut namaku lagi...."

"Oppa...."

"Hhahhh... Sebenarnya Oppa bingung harus bagaimana... Apakah sekarang Oppa sudah menjadi anak durhaka?..."

"Tidak... Tidak Oppa.... Kalian hanya berselisih paham saja.... Aku yakin setelah Oppa menemui eommonim dan meminta maaf maka Ia akan memaafkanmu dan menerimamu kembali..."

"Ku rasa tidak jika Aku masih tidak mengikuti kemauannya..."

"Apa Oppa berfikir akan..."

"Tidak.... Oppa bersumpah.... Oppa rela bersujud di depan Eomma setiap hari sampai Eomma mau memaafkan Oppa... Tapi Oppa tidak akan pernah mau mengikuti kemauan Eomma yang menurut Oppa lebih banyak negatifnya dari pada positifnya..."

"Terima kasih Oppa... Aku mencintaimu..." Aku benar-benar merasa bersyukur dan berterima kasih karena Kim Bum Oppa mau mempertahankanku dan pernikahan kami bahkan hingga melawan keinginan Ibunya.

"Oppa.... Aku memiliki ide untuk masalah tuntutan Eommonim..."

"Apa?....Katakanlah..." Kami melonggarkan pelukan kami dan kini posisi kami berbaring miring saling menghadap.

"Bagaimana.... Jika kita... Melakukan...adopsi anak..." Aku berucap ragu sembari menatap dada Kim Bum Oppa, tidak berani menatap langsung matanya. Takut melihat penolakan dari tatapan Kim Bum Oppa.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang