Satu-satunya alasan Taehyung tidak bisa mengerjakan tugas sekolah dengan tenang adalah remaja pirang yang kini bersungut-sungut di dalam ruangan pribadinya.
Tanpa mengatakan apapun, Park Jimin tiba-tiba memasuki kamar Taehyung. Wajah kusut, pipi merah dan mata bengkak melengkapi aura suram sesaat sebelum pemuda itu menjatuhkan diri di atas tempat tidur Taehyung.
Dan kalau tebakan Taehyung benar, Jimin sedang berselisih paham dengan Jungkook.Pulpen dan buku di atas meja akhirnya diletakkan begitu saja. Kim Taehyung memutar kursi ke arah tempat tidur, tempat Park Jimin uring-uringan seorang diri.
"Kau kenapa sih?"
Yang ditanya hanya melirik sekilas lalu kembali cemberut. Tubuh Jimin bersandar di sandaran ranjang, tangannya memeluk boneka singa berwarna coklat milik Taehyung.
Kalau sudah begini, tidak ada yang bisa dilakukan selain membiarkan Jimin bercerita dengan sendirinya. Taehyung menghela nafas, bersiap berbalik mengambil pulpen dan mengerjakan tugas kembali.
Tapi tiba-tiba suara sang sahabat memanggilnya."Taehyungie. Kau dan Hoseok hyung pacaran ya?"
Kaget, Kim Taehyung hampir terjungkal saat buru-buru berlari untuk menutup rapat pintu kamar. Untung tidak ada siapapun. Si kecil ini kalau sudah bersuara memang hobinya bikin jantungan. Taehyung berdehem, duduk kembali ke kursi. Beruntung Hoseok tidak ada dikamar.
"Kenapa pertanyaanmu tiba-tiba begitu?"
Satu alis Jimin terangkat, mengamati ekspresi gugup dari remaja di seberangnya.
Sedangkan Tehyung menghindari kontak mata. Wajahnya tiba-tiba menegang.
Ada yang Taehyung sembunyikan, Jimin mengerti."Kau diberi boneka lucu saat ulang tahun. Bukannya itu aneh? Kalian juga suka protes kalau aku tiba-tiba datang ke kamar tanpa menelpon dulu. Kamar kalian sering terkunci. Apa yang kalian lakukan berduaan di-"
"Baiklah baiklah.. Kami tidak seperti itu, oke?!" Taehyung menginterupsi. "Kami cuma dekat sebagai teman sekamar. Jangan berpikir yang tidak-tidak."
Jimin menyerah, malas melanjutkan argumen karena tahu Taehyung tak akan mudah buka suara. Pikirannya melayang kembali ke pengakuan Jungkook di kamar mereka.
"Taehyungie aku sebenarnya tidak ingin menceritakan hal ini. Tapi kau sahabatku. Kuharap kau bisa lebih bijak dalam memberiku pendapat." Jimin menarik nafas berat. "Aku barusan dapat pengakuan cinta dari seseorang. "
Mulut Taehyung spontan terbuka lebar. Bagi orang seperti Jimin mendapat perhatian dari perempuan bukanlah hal aneh. Sudah banyak gadis yang menyatakan cinta tapi tidak satupun diterima. Tidak satupun dijadikan topik pembicaraan. Jimin biasanya tidak akan ambil pusing kalau menyangkut wanita. Tapi kenapa hari ini berbeda? Apa yang membuat Jimin bersungut sungut sampai curhat seperti ini?
"Jadi itu yang membuatmu galau? Oke itu bagus. Tapi siapa orang itu?"
"Jeon Jungkook."
Sekali lagi Taehyung ternganga. Jadi ini sebabnya tiba-tiba Jimin menanyakan hubungan ia dan Hoseok hyung-nya.
Taehyung mangut-mangut. Si pirang lanjut berbicara. "Dia bilang dia jadi gay karena aku. Memangnya wajahku seperti waria?"Tawa Taehyung pecah sejadinya. Tidak menghiraukan mulut Jimin yang makin tertekuk.
"Kau bukannya seperti waria Jiminie. Tapi wajahmu itu bisa disebut cantik."
"Jangan mengatakan hal yang membuatku merinding Tae."
"Aku berbicara jujur kok, memangnya siapa lagi laki-laki yang kulitnya mulus sepertimu? Atau yang memakai anting sepanjang itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL (Completed)
ФанфикSialnya, Jungkook jatuh cinta pada teman satu kamarnya. Dan oh! Dia straight! °Kookmin °HopeV °Warn!Mature Content