unsecure 2

6.7K 1K 45
                                        

Gudang asrama E

Yang dapat Jimin temukan disini hanya rongsokan ranjang dan lemari, ditambah sarang laba-laba serta debu bertumpuk di atas lantai kayu yang rapuh.

Cuaca lembab diluar sana membuat bulu kuduk merinding. Jimin masuk ke dalam ruangan tanpa lampu. Mengharap cahaya matahari cukup baik hati menjadi penerangan.

"Kau dimana Tomy?"

Jimin sudah sampai diujung ruangan. Matanya menyipit untuk meneliti. Mencari sosok orang yang mengundangnya kemari. Tapi Jimin tidak dapat menemukan Tomy. Tidak bahkan ketika ia menyingkap beberapa barang yang tertumpuk tak beraturan. Selimut lusuh, bantal robek.
Tak ada siapapun disana.

"Sialan." Jimin mengumpat, bersiap mengeluarkan ponsel untuk menghubungi nomor Tomy.

"Hai Park, mencariku?"

Itu dia! Jimin bersiap berbalik. Tapi saat ia memutar badan tiba-tiba pintu gudang tertutup. Ruangan jadi gelap gulita. Tak ada yang bisa Jimin lihat.
Dan berikutnya hanya ada suara Tomy yang tertawa.

Bugh!

Jimin limbung, merasakan nyeri yang sangat di punggungnya. Apa itu barusan?

Bugh!
Bugh!

Tubuh kecil itu terlempar ke dinding kusam. Jimin merasa sesuatu menghantam tubuh dan wajahnya. Sesuatu yang keras dan menyakitkan.

Saking sakitnya Jimin tak bisa mengatakan apa-apa selain meringis. Cairan kental mulai keluar dari hidung. Jimin merasa tubuhnya remuk redam.
Kesadarannya lambat laun menghilang. Hal terakhir yang ia lihat adalah layar ponsel yang menyala. Nama Jeon Jungkook terpampang disana. Kemudian Jimin dapat melihat sosok Tomy yang berdiri didekatnya. Tangannya memegang tongkat baseball.

"Selamat tidur, Park Jimin."

Dan semua berubah gelap.
.
.
.
Jungkook berlari secepat mungkin. Menyusuri lorong dengan raut luar biasa gundah. Suara air diluar kamar membuatnya makin gelisah.
Gedung asrama sunyi meskipun hari terang. Ini semua karena Hujan.

Kamar 18 digedor. Taehyung membuka pintu terkaget-kaget.

"Kenapa kau selalu datang kekamarku dengan wajah seperti itu?" tanyanya gusar. Hoseok mengintip sedikit. Menggumamkan nama Jungkook sebelum lanjut bermain ponsel.

"Jimin dalam bahaya! Tomy mendapatkannya! Ini semua karena aku meninggalkannya tanpa pengawasan! Apa yang harus kulakukan hyung?!"

Taehyung tidak mengerti. Ia menoleh ke Hoseok dengan ekspresi bingung. Lain halnya dengan Hoseok yang eskpresi wajahnya langsung berubah. Ia beranjak mendatangi Jungkook.

"Jungkook, apa maksudmu dengan Tomy mendapatkan Jimin?!" Nada khawatir kentara terdengar. Hoseok menuntut penjelasan Jungkook.

"Aku meninggalkan ponselku dikamar saat pergi ke kamar Namjoon Hyung. Ternyata saat itu Tomy menelepon. Jimin yang mengangkatnya. Dan kutebak kalau Tomy mengatakan hal buruk padanya sehingga Jiminnie hyung marah dan memutuskan untuk menemuinya! Jimin bahkan tidak menjawab teleponku!"
Jungkook begitu kacau. Taehyung yang mulai mengerti ikut panik dan langsung mengambil ponsel. Mencari nama Park Jimin di bagian kontak dan meneleponnya.
Nihil. Tidak ada jawaban.

"B-bagaimana ini hyung?" Taehyung terbata-bata

"Kemana aku harus mencarinya?" Jungkook putus asa. Hoseok merebut ponsel Taehyung. Menelepon orang lain yang dirasa bisa membantu.

Tersambung.

"Halo Namjoonie. Ini Hobi. Jimin menghilang." mata Hoseok tertuju kepada Jungkook yang terduduk di lantai, frustasi. "Menurut Jungkook dia sedang bersama Tomy. Apa kau tau dimana kira-kira kami dapat menemukan mereka?"

NORMAL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang