Hoseok membuka pintu kamar. Mendapati dua manusia tengah bergelung di atas tempat tidur. Siapa lagi kalau bukan Jimin dan Taehyung.
Remaja dengan tahun kelahiran sama itu berbaring dalam posisi kacau. Kaki Taehyung dekat tubuh Jimin, begitu sebaliknya. Menghela napas, Hoseok meletakkan tas sekolah di atas meja belajar sebelum mengistirahatkan pantat di kursi. Tangannya melucuti tali sepatu bergantian.
"Kudengar Jungkook berkelahi dengan Tomy?" katanya tanpa menoleh. Jimin spontan mendongak, menyingkirkan kaki Taehyung dari dada.
"Tahu darimana hyung?"
Kaki Hoseok sudah bebas dari sepatu. Ia beranjak dan melompat ke kasur.
"Sudah pasti Namjoonie yang cerita." Taehyung menebak.
"Tomy mengatakan hal buruk tentangku dan itu membuat Jungkook marah." Jimin ikut bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang. Kemudian menoleh saat menyadari senyum jenaka dari remaja disebelahnya "Apasih Tae?"
Hoseok mangut-mangut, kemudian mengamati Jimin dan Taehyung yang mulai bertingkah aneh. "Kalian kenapa? Memangnya Tomy bilang apa?"
Tidak dijawab. Kentara sekali Jimin malas membahasnya. Taehyung memamerkan cengiran canggung pada Hoseok.
"Yang pasti itu sesuatu yang kasar, hyung." jawab Taehyung. "Aku saja geli mendengarnya.""Dan karena itu sekarang Jungkook sangat over protektif padaku. Dia bilang aku harus mengabarinya kemanapun aku pergi." Jimin menghela napas. Alis Hoseok terangkat heran.
"Wow. Sampai begitu? Aku jadi penasaran tentang hubunganmu dengan Jungkook."
Tawa Taehyung pecah saat itu juga. Dan karenanya satu cubitan mendarat di paha remaja pemilik senyum kotak.
"Ow! sakit, Jim." Taehyung meringis. Mem-pat bagian kulit paha yang memerah.
Hoseok makin penasaran. "Apa aku ketinggalan sesuatu?"
Si pirang menggeleng cepat. "Tidak, hyung. Aku dan Jungkook adalah teman sekamar. Dan aku menganggapnya adikku sendiri."
Hoseok memutar bola mata. "Jimin-ah. Aku gerah mendengar kalimat yang terkesan memaksa darimu. Kau itu buruk dalam akting. Biar kutebak, ada yang terjadi pada kalian. Benar?"
Jimin meneguk liur. Disampingnya Taehyung ikut-ikutan tegang. Tak menyangka Hoseok akan begitu blak-blakan mengenai topik yang sering mereka bahas.
"Entah salah satu dari kalian memiliki perasaan lebih dari sekedar pertemanan. Aku bisa melihatnya. Jadi berhentilah menutupi Jimin. Kita sudah lama dekat."
Pipi gembil memerah, Jimin menghindari kontak mata dengan Hoseok. Entah apa yang membuatnya segugup ini. Taehyung sendiri kebingungan dengan reaksi Jimin. Ia seperti orang tertangkap basah karena melakukan sesuatu.
"Jimin-ah, apa kau menyukai Jungkook?"
Tanya Hoseok, nadanya lebih kalem sekarang.
Taehyung mengalihkan pandangan pada sahabatnya.
Sempat terlihat bingung, tapi kemudian Jimin mengangkat wajah. Memamerkan ekspresi yang jauh dari keraguan. Mungkin Hoseok dan Taehyung tidak pernah tau. Jika Jimin adalah orang yang egois bahkan untuk dirinya sendiri, maka dia akan melakoni peran apa saja untuk menutupi perasaannya."Jangan bercanda hyung, kami berdua laki-laki. Aku tidak tertarik dengan hubungan semacam itu."
Jawaban mantap dari mulut Jimin menorehkan luka bagi dua orang yang berada disana.
Taehyung langsung menjatuhkan pandangannya, tak menyadari manik Hoseok kini beralih padanya."Apa hubungan yang seperti itu mengerikan?" Hoseok bertanya. Tapi tatapannya tak beralih dari Taehyung.
Jimin menyadari perubahan pada sikap Taehyung. Secercah rasa bersalah tiba-tiba menyentuh hatinya. Meskipun Taehyung tak pernah berkata apa-apa, tapi Jimin tahu ada hubungan romantis yang Taehyung jalani dengan Hoseok selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL (Completed)
FanfictionSialnya, Jungkook jatuh cinta pada teman satu kamarnya. Dan oh! Dia straight! °Kookmin °HopeV °Warn!Mature Content