DON'T

7.8K 1.1K 59
                                    

Beberapa waktu yang mereka lalui setelah pengakuan Jungkook terasa begitu berat sekaligus ringan. Sama-sama tak ada yang berani menyentuh topik pembicaraan tabu. Jimin memperlakukan Jungkook benar-benar seperti adiknya. Kesannya terpaksa. Taehyung dan Hoseok seringkali jadi saksi usaha Jimin untuk menganggap Jungkook sebagai adik.

Sejujurnya itu sangat memuakkan bagi mereka.

Memuakkan karena ini adalah sandiwara. Dan Jimin adalah pemeran terburuk yang melakoni tokoh utama.

Sedangkan Jeon Jungkook tetap pada pendirian. Tidak ingin dibenci Jimin. Maka apapun ia lakukan untuk menutup warna dari perasaan.

Jungkook dapat bertahan cukup lama.
Hingga suatu ketika ia tebangun dari tidurnya.

Pemuda berkulit putih itu duduk di sisi ranjang. Mengedarkan pandangan pada ruangan gelap yang hanya diterangi lampu tidur berwarna orange.
Orbs hitamnya berhenti di sosok Park Jimin yang masih tertidur.

Meringkuk dengan guling dalam pelukan.
Tubuh kecil terbalut piyama putih. Dengkuran halus teratur terdengar berirama. Menentramkan hati penonton rahasia.

Seulas senyum tipis singgah di bibir Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulas senyum tipis singgah di bibir Jeon Jungkook.

Menyadari jika tiap hari usahanya sia-sia.

Yang ada ia tambah cinta. Tambah memuja sosok Jimin yang terlalu pintar menghancurkan hati.

Jungkook beranjak, membawa langkah ke luar kamar asrama. Pukul 1 malam. Mana ada orang yang akan lewat jam segini.

Jungkook duduk di kursi panjang, di dekat pintu perpustakaan. Mata besarnya menutup, menikmati suasanya sunyi di antara pikiran yang kacau. Hampir saja ia tertidur, sebelum langkah kaki dan suara bising orang bernyanyi terdengar dari kejauhan. Jungkook spontan menoleh. Mendapati seseorang berjalan ke arahnya. Seseorang dengan kaos tanpa lengan dan kulit sawo matang. Matanya begitu mengerikan.

"Orang ini..." –Adalah orang yang memandangi Jimin dengan tatapan aneh saat hari pertama Jungkook di asrama.

"Oh, Jeon Jungkook."

Orang itu menyeringai. Berhenti tepat di depan Jungkook dengan tawa yang mengganggu. Jungkook mengerutkan dahi tak suka. "Kalau dilihat dari dekat ternyata wajahmu lumayan juga. Aku jadi tergoda."

Sudah Jungkook duga, orang ini tidak beres.

"Kau ini bicara apa? Apa kau penghuni asrama juga?"

Seringaian orang itu makin lebar. "Namaku Tomy. Ingat itu Kook." Jari telunjuk Tomy lari ke dagu Jungkook. "Dan aku ini gay."

Meneguk liur, entah kenapa Jungkook langsung teringat Jimin. Ia beranjak, menepis tangan Tomy. "Lalu apa maksud tatapanmu ke Jimin hyung saat itu?"

Tawa Tomy pecah "Oh kau teman sekamarnya kan? Bilang padanya kalau aku sangat berharap kami dapat bercinta di gedung ini. Jimin itu adalah uke yang paling sulit ditaklukan."

NORMAL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang