"Tak bisa lihat kah kau? Jelas-jelas tampak dimuka!" Katanya geram,"Tampak apa? Tak ada yang istimewa, jal!" balas Ijoy. Ia juga geram sendiri berdebat dengan sahabatnya sendiri, Rijal.
"Senewen kau! Gadis manis baru saja lalu lewat depan mata kau. Tak lihat kah? Tak lihat?!" dengus Rijal"Mana ada, aku tak senewen. Yang ku tahu yang baru saja lewat M. Roy, tukang jual roti, badan gemuk bantet, macam bola sepak, tak ada istimewa sekali" Ijoy tak mau kalah.
"Bukan itu, majenun! Ia datang tak sendiri, beserta kawannya yang masih pakai baju anak baru, habis ospek. Bukan M. Roy yang bawa roti"
"Abaikan lah itu, sudah malas ku beradu tentang siapa yang kau maksud itu. Katakan siapa nama dia si istimewamu itu, ku cari dia, apa se istimewa itu dia." Ijoy mengalah, tapi tetap penasaran siapa itu si istimewa
"Senja" sahut Rijal, singkat
"Singkat kali namanya, jal"
"Tak ingat lah, ku baca sekilas waktu dia lewat tadi"
"Lalu? Gambarkan sosoknya, perawakannya, sikap, tata wajahnya, sorot matanya jangan lupa, jal"
"Sipit, tak tahu aku dia sedang melek atau malah tidur ngigau."
"MAJENUN! Rasis kali kau!"*****************
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendja
Teen Fiction"Pada akhirnya senja akan menjauh, namun ia tak kan pernah bisa melenyapkan cinta yang paling dalam dari pandangan mata, apalagi hati. Tinggal menunggu waktu dimana ia datang 'lagi' dengan begitu damai, diantara retakan hati" -Ijoy