Bagian tanpa joedoel

14 3 0
                                    

 Dalam acaknya rasa, banyaknya warna, ganjilnya pola. Kadang cinta terselip begitu saja yang ntah muncul dibalik entitas apa. Ia sebuah keganjilan, karena ia selalu menunggu seseorang menggenapkan.

******************

Sejak itulah, kalau Ijoy macam-macam, berita itu akan sampai ke telinga Senja. Mati kutulah Ijoy. Apalagi, sebagai berandal sekolah kelas kakap, banyak kejadian akibat ulah tak senonohnya. Kalau iman Senja tak kuat, bisa saja ia keluar dari sekolah. Tiap hari melihat makhluk aneh tebar pesona ;padahal tak punya pesona sama sekali; makhluk aneh yang selalu nongkrong di gerobak M. Roy ;minta roti gratis pula; makhluk yang tak bisa diam dan tak bisa diatasi, makhluk yang datang dengan senyum ciri khas suatu merek odol. Tak tahu juga aku bagaimana ia kuat melihat perbuatan yang bisa memicu kutil di mata itu. Mungkin Senja adalah salah satu dari 2 orang yang bisa tahan tentang semua itu, selain Rijal. Ban sepeda tak bocor, dituntun ;katanya agar bisa menyamakan dengan kayuhan Senja; jalanan tidak ngadat, ia datang untuk mengatur ;malah buat jalan semakin runyam; tidak jadwal piket, ia mengepel latar kelas ;malah buat banyak orang kepleset; tidak jadwal tugas Palang Merah, ikutan tugas ;malah salah penanganan; tidak bisa main gitar, ia mendadak bisa ;tapi amburadul + gitar sekolah jadi korban, patah leher; disuruh jadi pemimpin upacara, iya iya saja ;tidak kuat, pingsan. Bingung aku ini. Sudahlah, suka-suka dia saja. Tapi, ku lihat perjuangannya besar, bung. Untung Senja ada respect sedikit. Tak sia-sia lah ia. Dan ku lihat-lihat lagi, kalau respectnya makin besar, makin membabi buta kepanasan si cecunguk itu. Sunggu mengganggu suasana sekali. Cecunguk itu mengabarkan kabar tak sedap pada anak-anak sekolah tentang Ijoy, tapi Ijoy rela, ia diam saja ;sejak kapan ia begitu?. Karena ia tahu, Senja pasti membelanya, meskipun sedikit. Setidaknya senja masih membawa kepercayaan Ijoy dengan selalu datang, mesti tak menjanjikan keindahan.

************************

"Tak salah lagi aku mengagumi senja. Kelak, saat separuh bumi gelap dan langit menyisakan sedikit cahaya jingga. Kita bisa memandanginya bersama, berdua, sendiri atau malah berlalu begitu saja tanpa memandanginya atau mengartikannya. Arti kecil tentang semburat manis di akhir hari, bersama orang yang dicintai. Dan kelak sebelum waktu itu datang, aku ingin menjadi awan putih di bawah sinar matahari. Yang meski tak kau minta, diam-diam melindungimu dari terik matahari. Kau adalah warna yang dilukiskan ke dalam puisiku dan aku ;mungkin; adalah warna yang ditanamkan ke dalam bingkai lukisanmu "  

SendjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang