Takdir

971 133 10
                                    

"Ayahanda bisa aku masuk." Kata jihyo saat sudah didepan ruangan perpustakaan raja peri.

"Masuklah putriku." Raja peri tersenyum.

"Terimakasih ayahanda. Ayah, aku membawa pangeran suga." Kata jihyo saat sudah dihadapan ayahnya.

"Selamat datang pangeran." Sambut raja peri hangat.

"Terimakasih yg mulia." Suga pun menunduk, hormat pada raja peri.

"Baiklah, saya akan langsung saja. Saya bersahabat dengan ayahmu bahkan saat kelahiranmu dan hyungmu pangeran seokjin saya datang keistana." Kata raja peri saat suga dan jihyo sudah duduk didepanya.

"Saya mengingat baginda yg memberikan saya sebuah kalung berliontin bintang sebagai jimat." Suga tak pernah menyangka, ahjussi yg memberinya kalung saat usianya 7 tahun adalah raja peri.

"Ya... karena saya tahu suatu saat nanti kau akan membutuhkanya." Kata raja peri lagi.

Jihyo menyentuh kalung dilehernya ia tak menyangka kalung itu sebenarnya pemberian ayahnya. Ia memandangi pangeran suga dan ayahnya bergantian.

"Tapi yang mulia, Saya telah memberikan kalung itu pada anak yg mulia" kata suga lalu melihat kearah jihyo.

"Apa kau memberinya pada peri putih?" Raja peri merasa ada yg berbeda dari tatapan suga pada putrinya.

"Iya benar sekali. Maaf kalau saya lancang." Suga menunduk merasa tak enak.

"Tidak papa. Ternyata kau sendiri telah menentukan pilihanmu." Raja peri merasakan bahwa firasatnya bahwa suga adalah pangeran yg akan melindungi jihyo.

"Apa maksud anda yg mulia." Suga tak mengerti dengan maksud raja peri.

"Kalung itu tidak hanya saya berikan padamu, namun juga pada hyungmu. bahkan ke 5 sepupumu dengan liontin yg berbeda. Dan kalung itu akan menjadi penghubungmu dengan takdirmu." Jelas raja peri singkat. Ia masih harus memastikan sesuatu.

"Maksud yang mulia?" Tanya suga lagi.

"Sepertinya pangeran mengerti maksud saya." Raja peri merasa ia tak perlu menjelaskan lebih lanjut maksudnya.

"Apakah peri putih adalah takdir saya" kata Suga melihat kearah jihyo.

"Kau benar pangeran suga. Itu adalah pilihanmu sendiri" kata raja peri tersenyum.

Suga dan jihyo saling melihat satu sama lain, setelah itu melihat kearah raja peri.

"Ayahanda apa yg akan terjadi selanjutnya?" Tanya jihyo yg mulai memahami pembicaraan kedua sosok didepanya.

"Anakku jihyo peri putih. Sebelumnya appa akan mengurus masalah pangeran suga terlebih dahulu karena sahabatku suho sedang diambang kematian. Setelahnya baru kita bicarakan kembali." Kata raja tak ingin menjelaskan lebih lanjut.

"Baiklah ayahanda." Jihyo faham jika ayahnya belum ingin menceritakan semua padanya.

"Pangeran suga, saya akan membantu ayahmu namun hanya saya yg akan ke everland, sedang dirimu harus tetap di pulau ini. Karena sekarang kau telah menemukan takdirmu, sejak kau bertemu dengan takdirmu kau takkan bisa meninggalkan tempat ini sendiri." Katanya melihat suga dengan tatapan serius.

"Saya akan tetap disini?" Tanya suga sedikit kaget.

"Seperti itulah seharusnya." Kata Raja peri lagi.

"Bagaimana dengan keluarga saya yg mulia?" Tanya suga.

"Pangeran, Hal ini sudah dimengerti bahkan oleh kedua orang tua dan paman-pamanmu . Izinkan saya mengobati ayahmu dulu setelah itu akan saya jelaskan semuanya." Kata raja peri.

"Baiklah, Saya akan berjanji tetap dipulau ini sampai baginda kembali." Kata suga meyakinkan raja peri.

"Jihyo putriku." Raja beralih melihat putrinya.

"Ne ayahanda?" Kata jihyo.

"Antarkan pangeran suga kekamarnya" perintah raja peri.

"Baiklah ayahanda."

♡♡♡♡

"Pangeran"
"Tuan putri"

Kata mereka bersamaan. tatapan keduanyapun bertemu, mereka menunduk menyembunyikan senyum mereka. Keheningan pun terjadi diantara mereka.

"Silah..kan lebih dulu" sugapun memulai bicara terlebih dulu.

"Ani. Pangeran saja duluan" kata jihyo masih menunduk.

"Tidak-tidak, tuan putri saja yg lebih dulu" kata pangeran suga lagi.

"Baiklah, panggil saja jihyo. Jangan tuan putri itu sangat canggung" jihyo meremas-remas tanganya sendiri.

"Baiklah jihyo. Panggil saya suga kalau begitu." Kata suga lalu tersenyum manis, jihyo yg melihat itupun ikut tersenyum.

"Baiklah. Hmm suga apakah maksud ayahku kita adalah takdir?" Tanya jihyo, masih belum memahami sepenuhnya maksud ayahnya.

"Maafkan saya jihyo. Saya tidak tahu pastinya namun rumornya ini semua berkaitan tentang ramalan berjuta-juta tahun yg lalu, tentang kejadian yg akan terjadi serta pemberontakan penyihir hitam dan anak buahnya." Kata suga menjelaskan apa yg diketahuinya.

"Aku tak pernah mendengarnya." Jihyo merasa tak pernah mendengar ramalan itu bahkan ia yakin saudaranya yg lainpun tak pernah mendengarnya.

"Kita tunggu saja baginda raja yg menceritakanya sendiri. Agar semuanya lebih jelas." Kata suga mengerti bahwa mungkin dikerajaan peri hal itu tak pernah diceritakan. berbeda di everland cerita itu sudah diceritakan turun temurun seperti dongeng sebelum tidur.

"Baiklah. Sepertinya kita sudah sampai, ini adalah ruangan anda suga." Kata jihyo mempersilahkan suga.

"Terimakasih jihyo." Kata suga, lagi-lagi tersenyum.

"Baiklah saya pergi dulu." Pamit jihyo.

"Baiklah."

♡♡♡

"Apa yg dibicarakan appa dengan jihyo dan pangeran suga? Aku ingin sekali masuk kesana. Tapi mereka masih ada disana. Arghhh. Bagaimanapun caranya aku akan memiliki pangeran suga, bahkan jika harus merebutnya dari jihyo" peri itu terus berjalan mondar-mandir diruanganya. Ia merasa kesal melihat bagaimana cara pangeran pujaanya itu menatap jihyo dengan sangat berbeda.

Ia merasa kesal sendiri, dan membanting semua barang yg ada di ruanganya. Peri-peri pelayanya hanya menunduk saja mendengar teriakan dan suara bantingan barang-barang dari kamar sang peri.

Anyyeong.... ngerasa mulai malas lagi nie tyan.... 😂😂😂 gara-gara jaringan yg selalu saja menjengkelkan,,...

Gimana nie guys part ini? Ribet sendiri ma kata-kata cerita ini 😥😥😥😥😥😥 semoga masih nyambung ya guys.... 😅😅😅😘

Gomawo buat udah baca, dan vomment.... always love you 😗😗😗😗😗😗😘😘😘😘😚😚

❤SARANGHAE❤

La La Land  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang