Yang Sebenarnya

817 120 18
                                    

"Tzuyu"

"Ne onnie"

"Apa kau menyukai pangeran suga?" Kedua peri itu sedang didalam sebuah ruangan.

"Ya onnie, bagaimana kau tahu?" Tanya tzuyu pada kakaknya.

"Aku ini onniemu bagaimana bisa aku tak tahu." Peri itu tersenyum pada adiknya.

"Benarkah, bagaimana menurutmu onnie." Tzuyu yg tadinya berbaring ditempat tidur bangkit menghampiri kakaknya.

"Entahlah, sepertinya suga menyukai peri lain." Katanya lalu menatap adiknya.

"Mwo!! Nugu?" Tzuyu membulatkan matanya.

"Jihyo" katanya pada adiknya.

"Sudah kuduga." Kata tzuyu lalu kembali ingin membaringkan tubuhnya.

"Kau tidak marah?" Peri itu heran akan respon adiknya yg jauh dari dugaanya.

"Marah? Aniyo" kata tzuyu bersandar di kepala tempat tidur. Ia mengurungkan niatnya yg tadinya ingin tidur.

"Bukanya kau menyukai suga." Tanya peri itu tak percaya akan jawaban adiknya.

"Ya. Bahkan aku memikirkan bagaimana bersanding denganya." Tzuyu tersenyum kecut saat mengingat khayalannya.

"Kenapa kau setenang ini kalau begitu." Peri itu berdiri dan menghampiri jendela yg ada dikamar itu, wajahnya memerah.

"Karena aku lebih menyayangi jihyo onnie" kata tzuyu santai, ia memang sempat kesal. Tapi ia berfikir bahwa jihyo jauh lebih berharga buatnya daripada pangeran itu. Ia memang ceroboh tapi jihyo selalu menyayanginya.

"Tak inginkah kau merebut suga dari jihyo?" Kata peri itu masih membelakangi adiknya.

"Aku pernah memikirkanya. Tapi saat onnie mengatakan bahwa suga menyukai jihyo onnie, sepertinya aku bisa menerima." Jawabnya tenang berbeda dengan kakaknya yg kini mengepal tanganya.

"Sayang sekali, padahal pasti seru melihat kalian bertengkar." Katanya tersenyum miring.

"Maksud onnie?" Tzuyu tak mengerti apa maksud onnienya.

"Tidak papa. Aku ingin mempertemukanmu dengan seseorang." Katanya beranjak mendekati pintu kamar.

"Siapa?" Tanya tzuyu yg sudah berdiri disamping tempat tidur.

"Temanku. Tunggu sebentar." Katanya membuka pintu kamar, disana sudah berdiri seorang pria berkulit putih dengan jubah hitam dengan smirk dibibirnya.

"Si..apa dia onnie?" Tanya tzuyu melihat pria itu, ia tiba-tiba merasa takut menjalar diseluruh tubuhnya.

"Hai peri hitam yg menawan, aku xiumin penyihir hitam." Timpal pria itu mendengar pertanyaan peri cantik didepanya.

"Mwo!! Onnie apa ini, ke..napa kau berteman dengan penyihir hitam. Kata appa..." tzuyu berjalan mundur saat pria itu berjalan menghampirinya.

"Tutup mulutmu. Jangan sebut nama peri tua sialan itu." Kata kakaknya membentak tzuyu.

"Nayeon onnie, ada apa denganmu?" Tzuyu menatap kakaknya tak percaya, baru kali ini ia mendengar kakaknya semarah itu.

"Kau tak perlu tahu. Xiumin nikahi dia secepatnya, mereka pasti akan melaksanakan pernikahan besok malam. Kita tak bisa membiarkan tzuyu menikah dengan penyihir putih." Kata nayeon menatap pria yg kini sudah berdiri disampingnya.

"Wah... wah... peri merah kau memang sangat licik dan pintar. Apa rencanamu selanjutnya?" Tanya penyihir hitam yf masih fokus menatap tzuyu yg sudah gemetaran.

"Aku akan bertemu penyihir putih dan pura-pura akan menikah denganya." Kata nayeon beranjak ingin meninggalkan kamar itu.

"Apa kau akan menikah denganya?" Tanya penyihir hitam.

"Jangan bodoh. Aku hanya mencintai pangeran suga, nikahi adikku secepatnya. Setelah itu lakukan yg harus kau lakukan setelahnya mereka tak bisa melakukan apapun." Katanya kembali sedang tzuyu masih takbergeming tak percaya denfan apa yg ia lihat dan dengar.

"Bagaiman kau akan menikah dengan pangeran itu bukankah mereka akan menikah besok?" Tanya penyihir hitam yg sudah mengekor dibelang peri merah meninggalkan ruangan itu.

"Itu bukan masalah. Mereka tidak akan pernah menikah, aku sudah merencanakanya." Katanya trrsenyum licik.

"Kau memang pintar." Penyihir hitam bertepuk tangan mendengar penuturan teman lamanya itu.

"Kirim anak buahmu ke lala land sekarang, aku sudah membebaskan pintu masuk barat dari mantra pelindung. Perintahkan mereka untuk lewat pintu itu." Kata peri merah kembali.

"Baiklah." Xiumin ingin kembali kekamar itu saat tzuyu sudah berdiri didepanya.

"Onnie hentikan" teriaknya pada kakaknya yg sudah ingin beranjak.

"Maafkan onnie tzuyu. Kau bisa menerima mereka menikah, tapi tidak denganku. Dan harus aku yg memimpin kerajaan peri tak boleh jihyo, ia sudah banyak menerima sanjungan sejak kecil dan aku muak dengan itu." Kata nayeon menatap adiknya itu.

"Onnie ini bukan dirimu, kau tak seperti ini." Kata tzuyu mengenggam tangan kakaknya.

"Hahahahaha tzuyu sayang, onnie sudah berpura-pura sejak lama dan itu menyesakkan. Dulu aku menerima semuanya tapi aku semakin tak tahan saat melihat suga, aku jatuh cinta padanya. Tapi karena ramalan sialan itu aku tak bisa berkutik, untung saja aku bisa mempengaruhi appa dan mengatakan bahwa kaulah peri yg dimaksud dalam ramalan itu. Salahkan kecerobohanmu." Kata nayeon menghempaskan tangan adiknya.

"Onnie, sadarlah ini bukan dirimu." Tzuyu masih mencoba membujuk kakaknya.

"Tau apa kau tentangku, kau dan yg lain hanya peduli pada jihyo... jihyo dan jihyo" mata nayeon berkilat marah.

"Onnie, kami pun peduli padamu." Tzuyu sedikit bergidik melihat kakaknya yg berbeda.

"Jangan berbohong. Sudahlah aku ada urusan yg lebih penting." Katanya lalu beranjak meninggalkan adiknya dengan penyihir hitam yg sedang menyeringai memandangi gadis cantik didepanya.

"Onnie...." tzuyu berteriak putus asa.

"Sudahlah peri hitam mari kita mempersiapkan pernikahan kita" kata penyihir hitam menghampiri tzuyu.

"Berhenti. Jangan mendekatiku" kata tzuyu menatap penyihir itu marah.

"Hahahahaha... apa yg bisa kau lakukan?" Katanya menyeringai kearah peri didepanya yg menatapnya sangat marah.

"Aku akan..." kata tzuyu mencoba mengunakan kekuatanya namun tak ada yg terjadi.

"Jangan buang-buang tenaga, kau takkan bisa mengunakan kekuatanmu di istana ini" katanya lalu membelai pipi peri hitam. Sedang peri hitam menepis tanganya dan memilih masuk kekamar yg tadi dan membanting pintu ruangan itu.

Tzuyu tak menaruh curiga pada nayeon, bahkan saat ia sampai di istana yg menurutnya cukup aneh ini, namun ia mengikuti saja kakaknya itu. Bahkan ia tak curiga ketika tak ada yg menyambut mereka, ia sempat berpikir apakah penyihir putih tak mengetahui kedatangan mereka. Ia bahkan tak merasa aneh saat nayeon mengajaknya langsung kekamar ini padahal ini adalah pertama kali mereka keluar dari lalaland atau hanya dirinya. Ia memikirkan cara bagaimana mengabari orang tua dan kakak-kakaknya, ia sedikit sedih menyadari appanya merahasiakan pernikahan jihyo dan pangeran suga. Tapi ini semua karena kelicikan nayeon si peri merah....








Hai readers..... ada yg menduga bahwa sebenarnya bukan tzuyu peri jahat itu??? 🤔🤔🤔🤔🤔

Faktanya memang tzuyu lah yg awalnya pemeran antagonis dicerita ini, tapi rasanya koq gak seru ya? Jadilah tyan ngubah lagi ceritanya.

Mianhe kalau kalian rada bingung ama cerita ini... 😂😂😂😂😂😂😂

Gomawo buat yg udah baca dan vote...

❤SARANGHAE❤

La La Land  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang