Pecahan Jiwa

213 36 2
                                    

Hani, Meisya dan Flo masuk ke kelas dengan tangan penuh gelas dan mangkok kantin.

"Anjir, kenapa nggak di kantin? Ada razia bencong?" Yuvana asal omong.

"Enggak, males aja. Banyak kakel hits," ujar Hani sambil minum teh abal-abal.

"Jangan disini be*o, anak cowok tuh pecicilan di kelas!"

BRUUK! KLONTANG!

Ditinggal Yuvana noleh buat ngambil tempe aja semua barang pecah belah udah sirna.

"Sori, Han, ngga liat."

"NGEBET BANGET JADI ATLET LEMPAR LEMBING! HILAL TO*OL!"

Semua kebijakan pasti sudah dipikirkan baik-baik. Termasuk kenapa ada aturan tak tertulis bahwa semenjak ada Hilal di kelas, maka barang pecah belah apapun pasti dalam bahaya.

Stereotipe Menengah AtasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang