Wrong Step

119 24 2
                                    

Atmosfer kelas tanpa pijakan seorang guru sudah sepatutnya dapat dikira. Jelas, rusuh. Tapi kali ini Ariz memfokuskan perhatiannya pada cerita Reno. Sepertinya laki-laki awkward itu tengah bercerita sesuatu yang menarik. Dilihat dari kerumunan kecil yang melingkupinya.

Tapi bisa ditebak. Kalau nggak masalah video game ya ....

Ditolak cewek lagi.

"Terus lo gimana?" tanya Yura.

"Ya gitu ... Beli tiket di loket kek janjiannya waktu lalu ...."

"Kalian berdua beli tiket?" tanya Hani.

"Enggak."

"Lah terus?" Giliran Ghani yang bingung.

"Iya ... Tetep beli. Tapi buat gue."

"Lah?!"

"Dia cuma nemenin."

Kerumunan yang ikutan nimbrung langsung tepok jidat. Mana ada lagi cowok nggak peka selain Reno?

"ITU NAMANYA KODE, GOB*OK. BIAR BISA NONTON BERDUAAN!" sembur Vensha yang tiba-tiba muncul dari kolong meja. Reno cuma meringis.

Mungkin dia masih tidak paham dimana letak kesalahan fatalnya. Poor, Reno.

Reno itu ganteng. Reno itu baik hati.

Tapi sayang, Reno selalu bikin orang hipertensi.





Stereotipe Menengah AtasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang