ke-12

1.3K 31 2
                                    


Terlihat jam dipergelangan tangan faisal, jarum jam mengarah pada jam 06.50 faisal duduk di soffa dengan perasaan cemas, karna waktu untuk berangkat sekolah tinggal 25 menit lagi, biasanya jam segini dia sudah berada dikelas, tapi karena menjemput aulia dia sepertinya akan terlambat

"mah.... Ayo berangkat aku udah sedikit terlambat" teriak aulia yang berjalan menurunni anak tangga

Aulia berhenti berjalan melihat sosok pria yang duduk di soffa

"temen kamu udah jemput, dia udah nunggu kamu dari tadi, jadi kamu berangkat bareng temen kamu" suruh ibu aulia

Aulia hanya diam tidak bisa berkata apa-apa, ternyata faisal berani kerumahnya, aulia ingin sekali mengusirnya tapi ibunya sudah menyuruhnya berangkat dengan faisal, jadi aulia tidak bisa menolaknya

"ayo berangkat" ajak faisal ke aulia dengan senyum sinis

"berangkat dulu yah tante.." lanjut faisal

Faisal berjalan menuju motornya diikuti aulia yang mengekor dibelakangnya

Faisal memberi aulia helm, menaiki motornya dan menstater motor
Aulia naik, lalu faisal melajukan motornya dengan kecepatan standar

Tidak butuh lama untuk sampai kesekolah, mereka sudah berada di parkiran, aulia melepas helm dari kepalanya mengembalikannya ke faisal, aulia segera berjalan pergi

"bilang apa?" teriak faisal

Langkah aulia terhenti, berdecak kesal padahal bukan dia yang mau dijemput oleh faisal, faisal sendiri yang terkekeh untuk menjemputnya

"kan lo yang maksa!bukan keinginan gue buat dijemput lo" ucap aulia berbalik melihat kearah faisal yang berada dibelakangnya

Aulia langsung bergegas pergi meninggalkan parkiran dan menuju kearah kelasnya

****

Aulia menyantap nasi goreng yang telah dipesannya, lain hal dengan diya yang menyantap baksonya, mereka berdua menyantap makanannya dengan lahap

"woy doyan atau laper? Sampe-sampe makan nggak napas gitu" ucap pria yang baru saja datang

"nggak usah ganggu kita dik!" tegas aulia ke dika yang sudah duduk disebelah diya

"gua mau makan kali disini, Sensi bener!" ketus dika

Aulia menaikan ujung bibir kirinya, menatap dika sinis

Mata diya terlihat mencari sesuatu, menoleh kebelakang, kanan, dan kiri
Entah apa yang dicarinya, membuat aulia sedikit heran dengan gerak geriknya

"nyari siapa diy?" tanya aulia

"faisal" jawab diya spontan

"faisal?" tanya aulia heran

Diya menggigit bibirnya tanpa sadar dia menyebut nama faisal, membuat dirinya kikuk

"mm..ma..maksud aku kan biasanya faisal selalu sama dika, jadi....kalo ada dika pasti ada faisal dong, tapi ini nggak ada heran aja gitu" jawab diya agak terbata-bata, lalu tersenyum paksa diakhir kalimat

"yaelah...bilang aja kali lo emang bener nyariin faisal" ucap dika pelan tapi pasti

"nanti gua bilangin ke faisal kalo lo nyariin dia" lanjut dika

Sial kali ini dika ikut campur, membuat diya terasa kesal ingin rasanya meremas-remas mulut dika

"ih apa si lo! ngapain juga nyariin faisal, nggak penting!" ujarnya dengan tegas

****

"aulia" teriak seorang pria

Aulia dan diya melangkah keluar, bel pulang sudah berbunyi, namun langkah mereka berdua berhenti seketika terdengar suara memanggil
M

ereka menoleh kebelakang

"kenapa?" tanya aulia kepria itu

"lo kan tadi berangkat bareng gua, yah lo balik harus bareng gua lagilah" jawab pria itu mendekati mereka

"kamu tadi berangkat bareng faisal?" tanya diya dengan kening berkerut kepada aulia karena dia tidak tau dan aulia pun tidak cerita kalau dia berangkat dengan faisal

"nggak usah paksa gua, gua pengen balik sendiri mending lo pergi!" ketus aulia ke faisal menghiraukan pertanyaan diya

"gua udah bilang ke nyokap lo tadi pagi, kalo gua bakal nganterin lo juga" kata faisal dengan santai

"ishhhh" dengus aulia kesal

"yaudah li, aku duluan yah udah ditunggu mama" ujar diya pelan dan pergi

"nggak usah nolak!" tegas faisal ke aulia lalu melangkah pergi saat diya sudah terlihat jauh

Faisal berjalan menuju parkiran, aulia mengekor mengikuti faisal dari belakang, entah kenapa aulia menuruti perkataan faisal, walau sebenarnya aulia enggan pulang dengan faisal

Sepasang bola mata menatap mereka diam-diam didalam mobil, dengan perasaan terluka, mata sedikit memerah, menahan agar tidak ada setetes air yang mengalir kepipi

Dia tempat ternyamanku dulu, hingga pada akhirnya rasa nyamanku menjadi harapan yang menggebu-gebu, dan ternyata aku sadar harapanku pupus seketika

-Batin diya

Vote and coment

awal cinta SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang