Sihir Kedua

18 3 0
                                    

Di suatu tempat, sedang berlangsung pertemuan rahasia antara beberapa orang.

"Baiklah, sebagai mana kita tahu, beberapa anak anak kita sudah menunjukkan bakat mereka dan kekuatan mereka. Dan hal ini harus kita tanggapi dengan serius. Bagi para keturunan murni atau pun keturunan campuran, semuanya harus di latih" kata seorang moderator dalam pertemuan itu.

"Tapi sekarang para pelatih sudah banyak yang meninggal dan tempatnya pun sudah sangat sedikit." Kata salah seorang yang hadir.

"Tidak....masih ada tempat. Apa kalian kenal dengan Marlk?" tanya si moderator. Hampir seluruh orang yang hadir di pertemuan itu mengangguk.

"Ibu nya adalah orang yang hebat, dan saya dengar dia bersedia menerima murid untuk diajarkan" lanjutnya.

Tiba tiba pintu ruangan di buka seseorang, Marlk dan istrinya.

"Marlk apa kabar?" tanya seseorang.

"Baik" jawab Marlk singkat dan langsung duduk di salah satu kursi yang masih kosong bersama istrinya.

"Sekarang bukan waktunya untuk bernostalgia. Marlk, ibumu masih memiliki tempat latihan kan?" tanya sang moderator. Dengan cepat Marlk mengangguk.

"Apa kalian ingin mengirim anak anak untuk pelatihan?" tanya Istri Marlk angkat bicara.

Sang moderator mengangguk. "ya, kekuatan mereka sudah mulai muncul dan umur mereka akan mencapai tujuh belas tahun" lanjut nya.

"Kalau begitu akan saya hubungi ibu saya dan mencatat siapa saja yang akan mengikuti pelatihan di sana. Tapi, bukankah masih ada tempat pelatihan lagi?" tanya Marlk.

Lagi lagi sang moderator mengangguk, "ya, memang ada. Semua itu tergantung para orang tua." Hampir seluruh orang yang datang dalam pertemuan itu mengangguk.

****

Principesa sedang menyantap makan malam nya sendirian. Sejak dia pulang sekolah, kedua orang tua nya sudah tidak ada di rumah. Mereka hanya menuliskan pesan singkat saja.

"Principesa, kami pergi sebentar dan di dalam kulkas ada makan malam untuk mu.

Ayah dan Ibu"

"Huh...mereka itu pergi kemana sih? Sudah malam seperi ini belum pulang juga" umpat Principesa sambil menonton TV.

Malam semakin larut dan Principesa memutuskan untuk tidur.

****

Pagi harinya Principesa merasa sedikit kebingungan karena kedua orang tua nya dapat masuk ke dalam rumah, karena seingat nya pintu rumah sudah dia kunci. Tapi pikiran itu dia tepis dengan alasan bahwa kedua orang tua nya membawa kunci cadangan.

"Principesa hari ini kamu tidak usah sekolah" kata Ayah nya saat sarapan bersama. Hampir saja Principesa tersedak roti lapis nya.

"Apa?!" tanya Principesa tak yakin dengan apa yang di dengar nya. Baru pertama kalinya dia mendengar Ayahnya yang menyuruh nya tidak pergi sekolah.

"Princi, kamu baik baik saja?" tanya Ibunya khawatir. Principesa mengangguk cepat lalu menatap Ayah nya lagi.

"Apa aku tidak salah dengar? Ayah yakin dengan yang Ayah katakan?" tanya Principesa lagi.

"Ya, hari ini kamu akan pergi ke rumah nenek, sekolah juga sudah mengizinkan kamu pergi. Sekitar jam delapan nanti kita akan berangkat." Kata Ayah nya lalu melanjutkan manyantap bubur ayam kesukaan nya.

"Oh iya, bawalah baju dan perlengkapan pergi mu untuk beberapa bulan" lanjut Ayah nya.

Setelah selesai sarapan, Principesa langsung mengemasi baju nya dan mereka berangkat ke rumah nenek Principesa.

****

Setelah beberapa jam mereka akhirnya sampai di rumah nenek. Rumah yang lebih terlihat seperti kastil yang lumayan besar itu.

"Dimana nenek? Rumah ini terlihat sangat sepi" kata Principesa setelah turun dari mobil.

Tak lama terdengar suara yang sangat tidak asing baginya. "Princiii..." kata nya ramah.

Lalu Principesa membalikan badan nya dan terlihat seorang wanita lanjut usia yang memakai tongkat namun tetap terlihat sehat.

"Nenek... apa kabar?" kata Principesa sambil memeluk nenek nya.

"Baik. Oh iya cepat masuk, mereka sudah menunggu" kata Nenek sambil menarik tangan cucunya.

Mereka? Memangnya ada orang lain yang datang ke sini? Gumam Principesa dalam hati, karena dia merasa ada yang aneh dari perkataan Nenek nya itu.

Mereka semua masuk ke dalam rumah Nenek dan betapa terkejutnya Principesa saat melihat mungkin ada 9 orang disana, dan salah satunya sudah sangat dia kenal, Anya!

"Loh, Anya? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Principesa spontan. Sebenarnya Anya juga sangat terkejut dengan keberadaan Principesa, tapi bisa dia kendalikan dengan baik.

"Tidak tahu, aku tidak di beritahu oleh Ayah ku" kata Anya sambil menggeleng pelan.

Hampir seluruh orang yang ada di ruangan tersebut memasang wajah terkejut dan bingung. Lalu suara Nenek nya menyadarkan Principesa dari lamunan nya.

"Kalian tidak istirahat dulu? Perjalanan kesini kan jauh" kata Nenek khawatir pada kedua orang tua Principesa.

"Tidak bu, kami ingin langsung pulang saja agar kalian bisa segera memulai latihan" kata Ayah Principesa.

"Benar bu, kami masih ada urusan mendadak. Kami pulang dulu" tambah Ibu Principesa, lalu mereka berpamitan dengan semua orang dan pergi dari sana.

Selepas kepergian orang tua Principesa, suasana menjadi hening karena tidak seorang pun memulai pembicaraan. Sampai Nenek memutuskan untuk membuka pembicaraan.

"Baiklah, malam ini kalian bisa istirahat. Kamar kalian ada di lantai dua, setiap pintu sudah tertera nama kalian jadi kalian tidak susah payah memilih kamar. Silahkan" kata Nenek mempersilahkan tamu tamu nya.

Mereka semua berterimakasih dan segera pergi ke lantai dua dari rumah ini.

"Anya, kamar kita bersebelahan" kata Principesa saat melihat kamar nya ada di sebelah kanan kamar Anya. Anya hanya mengangguk.

Terlihat pintu yang terbuat dari kayu dan sudah agak rapuh, bahkan gagang pintunya pun berkarat. Dengan hati hati Principesa membuka pintu tersebut, cahaya terang dari dalam kamar menyelinap keluar ruangan dan semakin di buka cahaya itu semakin terang hingga menyilaukan mata, dengan cepat Principesa menutup matanya dan saat membuka matanya, dia melihat kamar yang sangat mewah. Kamar berpendingin ruangan, kamar mandi pribadi, kasur empuk nan luas, beberapa buku tertata rapih dan hordeng berwarna biru laut yang sangat indah.

Hampir seluruh orang yang ada di lantai dua melakukan reaksi yang sama, terkejut dan kagum.

****

Malam itu mereka semua terlelap di kamar masing masing dan paginya mereka semua sarapan bersama di aula utama. Terdapat meja persegi panjang yang sangat luas dan panjang. Mereka semua duduk bersama saling berhadapan dan memulai melahat sarapan masing masing.

"Baiklah, kita mulai dengan perkenalan. Kenalkan nama saya Arma, dalam pelatihan kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Nenek saja." Jelas Nenek yang memulai pembicaraan.

"Pelatihan? Untuk apa?" tanya seseorang yang bernama Shin. Cowo yang memiliki rambut coklat dan mata sedikit sipit itu kebingungan.

"Sudah ku duga kalian pasti belum tahu" kata Nenek.

"belum tahu? Tentang apa?" tanya seorang lagi

"Nanti saja kita bahas, cepat habis kan sarapan kalian dan bersiap lah. Jam delapan nanti, berkumpul lah di halaman belakang rumah ini" kata Nenek mengakhiri pembicaraan.

****
To Be Continue.

Semoga kalian bisa menikmati cerita ini. vote dan comment akan selalu saya nantikan. Terimakasih.

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang