@Hutan Kesunyian

13 0 0
                                    

PRINCIPESA POV

Kami berjalan kedalam pintu yang terhubung dengan hutan Kesunyian, saat kami sampai disana keadaan tempat ini hampir sama dengan hutan lainnya. Banyak pepohonan rimbun dan suara suara serangga, yang membedakannya hanya suasana yang lebih kelam juga agak gelap. Jika kalian bertanya kata apa yang tepat untuk menggambarkan hutan ini, aku memilih kata seram.

"Berjalanlah lebih dalam, disini hanya bagian depan dari hutan kesunyian. Semoga beruntung!"

Kami semua mendengar suara Nenek dari belakang dan langsung membalikkan badan, tetapi dari tempat kami datang sudah tidak ada pintu lagi. Hanya pemandangan beberapa pohon. Jadi kami baru sampai bagian depan hutan, aku memandang kembali hutan itu.

"Ayo kita jalan! Kita harus menemukan tempat untuk berkemah sebelum gelap," Kata Shin.

Semua orang setuju. Kami berjalan masuk kedalam hutan, lebih dalam dan didalam hutan Kesunyian lebih gelap dari bagian depan tadi. Semakin kami masuk kedalam hutan, kami tidak mendengar suara suara serangga lagi. Tidak ada satu pun serangga yang bersuara, suara burung burung hutan juga tidak terdengar, yang terdengar hanya suara langkah kami yang bergesekan dengan daun daun kering. Suasana sunyi ini sungguh terasa tidak enak dan berat. Aku merasa gugup dan ku lihat sepertinya semuanya juga gugup.

"Ehmm!" Luan berdehem untuk memberikan jeda pada kesunyian ini. Semua orang memandangnya.

"I-ini benar benar hutan kesunyian ya," kata Luan. Luna yang berjalan disampingnya hanya mengangguk sedangkan kami tidak menganggapinya. Enggan untuk berbicara ataupun karena merasa gugup.

Kami terdiam lagi. Tiba tiba Shin menemukan sesuatu, kami mengikuti kemana dia berjalan dan menemukan sebuah tempat yang tersinari dengan matahari dan sedikit sekali pepohonannya. Tempat ini seperti bolongan dari hutan, karena hanya ditempat ini yang kosong dan hanya ada bebatuan kecil.

"Kalau begitu kita berkemah disini! Luna dan aku akan membangun tenda, Principesa dan Rea akan membuat mantra pelindung, Luan kau mencari kayu bakar," kata Shin. Luan yang mendengarnya terkejut.

"Ayolah jangan bercanda, mencari kayu bakar disini? Sendirian? Aku tidak mau!"

"Kalau begitu aku saja yang menemanimu," kata ku sambil tersenyum.

Aku melakukan ini bukan tanpa alasan, aku ingin membantu Luan karena aku tahu dia takut dan aku masih penasaran dengan tempat ini! Ya.... Aku tidak tahu sih ada apa saja didalam hutan ini, untuk itu aku akan mencari tahu selama mencari kayu.

Luan yang mendengarnya langsung terharu dan berterimakasih.

"Kalian berdua jangan terlalu jauh! Disini ada banyak makhluk sihir," Shin memperingati. Kami berdua mengangguk.

***

Kami melepaskan tas punggung kami dan pergi untuk mencari kayu bakar. Luan dan Principesa mengambil kayu bakar yang ada disekitar tempat teman temannya berada.

"Luan, mungkin disana ada banyak kayu bakar. Ayo kita cari disana!" tunjuk Principesa sisi lain hutan.

Luan tampak memperhatikan arah yang ditunjuk Principesa dan ragu untuk kesana, "Sudah ayo tidak apa apa," Tarik Principesa yang mengetahui keraguan Luan.

Mereka berdua berjalan kearah yang Principesa tunjuk tadi. Sesampainya didekat sungai kecil, mereka bisa melihat pohon pohon rindang dan beberapa ilalang juga suara air sungai yang mengalir, tetapi tetap saja suasananya masih suram. Dan mereka berdua bisa melihat sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan. Disana, dipinggir sungai, terdapat sekelompok hewan mirip kuda dengan kulit kusam dan berwarna gelap dan juga memiliki sayap kulit yang hampir mirip sayap kelelawar.

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang