Pergi!

4 0 0
                                    


PRINCIPESA POV

Terhitung sudah lewat tiga hari kami tiba di hutan ini dan selama itu juga kak Asia belum memberikan kami pesan apapun. Siang hari disini sangat sunyi dan suram begitu juga bila malam datang. Perasaan diawasi selalu kami rasakan saat matahari sudah kembali keperaduan.

Kami semua sedang menikmati semangkuk sup sederhana sambil duduk mengelilingi api unggun yang dibuat Shin dan Luan tadi. Sayangnya suasana hening nan khidmat itu diganggu oleh kemunculan seseorang dari dalam gelapnya hutan.

Sosok itu mengenakan jubah yang menutupi badan dan kepalanya sehingga hanya terlihat bagian kakinya saja yang tak memakai alas kaki sama sekali. 

Suara gesekan daun terdengar saat sosok itu berjalan dan muncul dari balik sebuah pohon. Dia terus berjalan hingga didepan manta pelindung, suasana ganjil tiba tiba kami rasakan. Entahlah hanya perasaan kami saja atau memang benar tetapi hutan seolah olah bertambah sunyi seperti semua makhluk yang ada didalam hutan diam dan bersembunyi.

Kami semua terdiam tidak ada yang bergerak sedikitpun. Semua perhatian kami ada pada sosok misterius didepan kami. Walaupun kami aman didalam mantra pelindung tetapi perasaa takut dan cemas tentu saja kami rasakan.

Jujur saja, aku juga merasa takut bahkan untuk menarik nafaspun sulit. Bulu kuduk ku berdiri sejak tadi aku masih saja menahan nafas ku, aku tak tahu sudah berapa lama kami terdiam seperti ini. Rasanya setiap menit berlalu dengan sangat lambat.

Aku melirik Shin yang ada disamping ku, dia juga sama saja. Shin juga ketakutan, bahkan badannya dibanjiri keringat dingin.

"Pergilan dari sini sebelum mereka mendatangi kalian. Karena kalian yang bersalah disini, mereka pasti tidak akan memaafkan kalian!" kata sosok itu.

Aku menelan ludah dengan susah. Tak lama kulihat sosok itu membalikkan badannya dan pergi kedalam hutan yang gelap. Setelah kepergian sosok misterius itu kami hanya bisa saling memandang.

****

"E-ehmm!" Luan berdehem cukup keras. Menyadarkan mereka kalau keadaan sudah aman, mungkin.

"Jadi bagaimana?" tanya Luna entah pada siapa.

"Besok pagi kita pergi dari sini dan mencari tempat yang baru," kata Shin mantap.

Mereka semua menyetujui keputusan itu karena tidak mungkin juga mereka mengabaikan peringatan dari sosok misterius tadi. Dan juga karena mereka kumpulan orang orang penakut jika menyangkut hal misterius seperti tadi.

Sementara diwaktu yang bersamaan, kelompok dua sedang bersiap siap untuk beristirahat. Malam ini langit terlihat mendung, awan hitam berkumpul diatas sana siap menurunkan hujannya ke bumi.

Angin berhembus dingin dan kencang menimbulkan suara gesekan daun daun. Suasan sangat sunyi dan menambahkan kesan menakutkan yang mencekam. Tao, Natashya dan Tom sudah masuk kedalam tenda mereka dan beristirahat. Tinggal Lucinda dan Anya yang masih terjaga, mereka mendapat giliran berjaga malam ini.

Sesekali suara geledek yang muncul setelah petir mengegetkan Lucinda. Mereka hanya duduk terdiam didekat api unggun hanya sesekali mereka memerhatikan keadaan sekitar.

'Anya dari tadi diam saja.... Bahkan saat ada geledek pun dia tidak memberikan reaksi apapun,' batin Lucinda. Dia melirik gadis yang duduk didepannya itu.

Tiba tiba dari kejauhan terdengar suara langkah kaki seseorang, langkah kaki yang berat dan seperti diseret. Lucinda memandang arah datangnya suara itu dengan perasaan campur aduk dan jantung berdetak kencang. Lucinda berdiri dan menghampiri asal suara namun masih didalam lingkarang mantra pelindung.

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang