Keanehan Pertama

20 2 0
                                    

Pagi ini di kediaman Nenek, para menghuni rumah yang lebih mirip kastil ini sudah di sibukkan dengan hal aneh yang baru terjadi beberapa menit yang lalu.

***

Beberapa menit yang lalu.

Matahari sudah mulai meninggi, namun para penghuni rumah ini masih asik bermalas malasan di dalam kamar masing masing. Mungkin karena efek latihan mereka kemarin yang berlangsung sampai menjelang malam.

Namun tiba tiba tiba mereka di gemparkan oleh suara angin yang sangat kencang. Bersama sama mereka keluar rumah dengan Nenek yang memimpin jalan. Dihalaman depan rumah, terlihat pusaran angin yang kencang, tapi lama kelamaan pusaran angin itu menghilang dan digantikan dengan seseorang.

Nenek yang melihat hal itu langsung bersikap waspada. "yang lain waspadalah, dia bukan orang biasa bahkan dia bisa menerobos mantra pelindung yang ku buat." Setelah mendengar itu mereka semua menjadi lebih waspada.

Orang itu lumayang tinggi danm mengenakan jubah hitam panjang di lengkapi tudung kepala sehingga menutupi wajah nya.

"Siapa kau?!" teriak Principesa yang penasaran akan sosok berjubah itu. Sosok itu bukan nya menjawab malah tertawa.

"Itu tidak penting.... Yang penting adalah ini" katanya setelah tawanya reda. Orang itu melemparkan sesuatu dan langsung ditanggkap oleh Nenek.sebuah kalung dengan batu Texere berwarna ungu tua!

"Nek, ini kan punya..." Principesa sengaja menggantungkan kata kata nya karena tidak yakin dengan pemikiran nya itu.

Nenek mengangguk "Ya kamu benar Princi, ini memang punya Anya" lalu Nenek melihat ke arah sosok itu yang sudah menghilang.

***

Kejadian tadi pagi sangat memukul Principesa bisa bisa nya dia tidak ingat dengan keberadaan sahabatnya itu tadi pagi.

"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku lupa sama Anya" keluh Principesa

"ini semua pasti gara gara aku" ya, sejak kejadian tadi pagi Principesa selalu mengeluh dan menyalahkan dirinya sendiri. Padahal mereka sedang mencari keberadaan Anya di seluruh rumah dan faktanya Anya memang menghilang.

"semuanya berkumpul lah di perpustakaan" perintah Nenek dan langsung dilaksanakan murid didikan nya itu. Di perpustakaan mereka duduk melingkari meja bulat yang entah dari mana tiba tiba muncul.

"Baiklah kejadian tadi pagi itu sangat menghawatirkan..." kata Nenek memulai percakapan.

"Nek, tapi siapa 'dia'?" tanya Shin yang langsung menyela. "Dengarkan dulu baru bertanya"

"Orang yang tadi pagi itu adalah salah satu penyihir hitam kalau kita lihat dari pakaian nya. Dan yang membuat saya bingung, bagaimana bisa mereka menembus mantra pelindung yang saya buat" kata Nenek lalu mereka terdiam lagi dan menciptakan keheningan.

Lucinda yang merasa ini terlalu membosankan langsung menuju salah satu rak buku, dan aksinya itu menarik perhatian orang orang yang ada di dalam ruangan ini.

Lucinda mengambil buku yang cukup tebal dari rak itu, lalu mulai membuka buka buku itu.

"Nak apa yang kau cari?" tanya Nenek. Lucinda menghela nafas lalu berkata.

"Maaf sebelumnya Nek, apa Nenek mulai pikun? Saya sedang mencari tentang mantra pembatal dan ingin memastikan sesuatu" sambil terus mencari cari sesuatu di buku itu, Nenek tampak berfikir keras. Apa iya saya mulai pikun? Tapi saya masih ingat nama cucu saya?

"Hahh..ketemu!" perkataan Lucinda menarik Nenek dari pikiran nya dan perhatian ke 8 nak lainnya.

"Apa yang ketemu?" tanya seseorang, dia memiliki tubuh yang agak gemuk dan Lucinda sama sekali tidak mengenalnya.

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang