Selamat Datang

13 0 0
                                    

Sehabis sarapan pagi, kami semua mempersiapkan diri untuk berlatih dihalaman belakang, mungkin. Kami semua dikumpulkan bersama dihalaman dengan Nenek dan Kak Asia yang sudah berdiri disana. Kami pun langsung menyapa mereka,

"Nenek, Kak Asia Selamat pagi," sapa Principesa dibarengi senyuman. Anak lainnya pun juga menyapa Nenek dan Asia.

"Ya, ya Pagi. Sekarang kalian duduk dan dengarkan apa yang kami katakan," kata Nenek. Kami langsung duduk dirumput dan mulai mendengarkan.

"Selamat pagi semua, maaf membangunkan kalian pagi pagi sekali. Hari ini kalian harus berkemas untuk keperluan menginap selama beberapa hari, karena kalian akan melaksanakan tahap latihan terakhir, yaitu latihan bertahan hidup," kata Asia.

"Latihan bertahan hidup, apa kami akan pergi kesuatu tempat berbahaya?" Batin Principesa.

"Latihan bertahan hidup adalah latihan terakhir kalian. Ditahap ini kalian harus bisa melindungi diri kalian sendiri dan teman teman kalian, kalian semua akan dikirim ke hutan Kesunyian. Disana merupakan tempat yang cukup berbahaya karena disana bukan hanya ada pohon pohon dan hewan tetapi hutan itu juga menjadi tempat beberapa hewan sihir,

"Kalian akan dibagi menjadi dua tim dan ditempatkan di dua tempat yang berbeda. Kalian semua akan berangkat siang nanti sehabis jam makan siang. Aku harap kalian dapat melakukan tindakan yang tepat dan semua yang kalian pelajari bisa berguna dan digunakan dengan benar," Jelas Asia.

Setelah mendengar penjelasan Asia, kesepuluh anak mengelurkan respon yang berbeda beda. Ada yang ketakutan dan gugup tapi banyak juga yang bersemangat dan biasa biasa saja.

"Lalu bagaimana kami pulang?" tanya Rea seorang anak perempuan dengan kaca mata bertengger dihidungnya.

"Kami akan menjemput kalian setelah batas hari yang sudah ditentukan dan untuk keamanan kalian, kami akan mengawasi kalian dari jauh," jawab Asia.

"Apa yang harus kami lakukan disana?" tanya Shin.

"Kalian akan diberikan tugas saat sudah sampai disana. Tidak akan menarik jika diberi tahu sekarang," Kata Nenek sambil menampilkan senyumnya.

Semua anak pun mengerti dan Nenek mempersilahkan semua anak untuk kembali ke kamar masing masing dan berkemas.

"Tapi apa ini tidak apa apa?" tanya Asia pada Nenek.

"Tenang saja Asia mereka sudah siap untuk melakukan latihan ini. Kita hanya bisa mempercayai mereka dan tetap mengawasi. Apa kau sudah memeriksa hutan kesunyian?"

Asia mengangguk, "Tidak ada yang aneh disana, hutannya aman dan nampak seperti biasa,"

"Semoga saja tidak ada kejadian apa apa," Doa Nenek sambil melihat langit yang pada hari itu sangat cerah.

****

Principesa memasukkan barang barang yang sekiranya akan dia perlukan selama dihutan Kesunyian. Keadaan kamar nya berantakan karena Principesa mengacak acak isi lemarinya.

"Pakaian sudah, sikat gigi, sabun dan handuk sudah, apa lagi yang harus ku bawa?" tanya Principesa sambil menghentak kan salah satu kakinya pelan dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Tak lama, dia pun teringat dengan sesuatu. Principesa berjalan ke meja rias dan membuka salah satu laci. Dia mengambil kotak kayu dari laci itu, Principesa membuka kotak kayu dan mengeluarkan isinya. Kalung dengan batu Texere berwarna biru.

"Aku tidak boleh meninggalkan benda penting seperti ini," kata Principesa sambil memandang kalung itu. Dia pun mengalungkannya dileher dan menutup ransel.

"Ok selesaiii!" kata Principesa sambil tersenyum senang tetapi saat memutar badannya dan berhadapan dengan lemari, senyum nya langsung luntur saat melihat pakaian pakaian yang berserakan diluar lemari.

'Ok ini akan memakan waktu... hadee', batin Principesa sambil menghembuskan nafasnya pasrah.

****

Tok ... Tok ... Tok ...

Bunyi ketukan pintu yang dilakukan Shin sejak lima menit yang lalu, tidak juga membuat sang pemilik kamar membukakan pintu. Dia mulai lelah dan kesal, Shin menendang pintu itu pelan,

"Hei Principesaa.... Buka pintunya!" teriak Shin. Tapi hanya kesunyian yang dia dapat.
Shin memutar kenop pintu yang ternyata tidak dikunci. Diapun membuka pintu dan mendapati Principesa sedang tertidur pulas dikasur.

"Jadi aku hanya membuang waktu?! Hah... keterlaluan sekali, kalau tahu pintu itu tidak dikunci aku tidak harus berdiri disana dari tadi. Sudahlah," Kata Shin rada kesal. Diapun menutup kembali pintu kamar dan pergi keperpustakaan.

"Harus nya aku langsung saja kesini tanpa harus mengajaknya terlebih dahulu. Dasar anak itu," Shin terus saja mengeluarkan kekesalannya sambil mencari sebuah buku. Saat dia menemukan yang dicarinya, Shin menarik buku itu dari rak dan membawanya kesalah satu meja.

"Bab tentang Hutan Kesunyian... Hutan kesunyian... ah ini dia!" Shin membuka halaman yang tertera didaftar isi, buku yang cukup tebal ini sudah berumur dan mungkin lebih tua darinya. Hal ini ditunjukkan dengan halaman kertas yang sudah kusam dan sampul kulit buku yang sudah mulai mengelupas.

"Hutan Kesunyian merupakan hutan yang menjadi tempat tinggal beberapa makhluk sihir dan keganjilan," Batin Shin.

Dia mengalihkan pandangannya ke pojok bawah buku dan meihat gambar hutan yang diselimuti kabut.

"Terdapat kabut mistis yang muncul saat malam hari, kabut yang dapat mendatangkan ketakutan terbesarmu dalam bentuk ilusi. Sampai saat ini, masih belum diketahui informasi lain tentang kabut tersebut," Shin membalik halaman dan melihat gambar- entah apa itu- yang terlihat seperti hewan, dirinya pun tidak begitu yakin. Tulisannya pun banyak yang tertulis tidak jelas dan kabur.

"Makhluk ini..... hmm apaan sih ini? Gak jelas tulisannya. Bertugas melindungi... po- eh bukan ru-. Aiss susah sekali dibaca," Shin memutuskan menutup buku itu dan membawanya.

****

Semua anak sudah berkumpul dihalaman depan rumah nenek, mereka sudah terbagi menjadi dua kelompok yang berisi lima orang. Kelompok pertama terdiri dari si kembar Yalena, Principesa, Shin dan Rea.

Sedangkan kelompok kedua terdiri atas Lucinda, Anya, Tao, Nathasia, dan Tom. Nenek mengetuk pintu rumahnya sebanyak tiga kali lalu memegang gagang pintu.

"Sekarang kalian salurkan kekuatan elemental kalian kedalam batu texere kalian, caranya dengan menggenggamnya dan pejamkan mata kalian," Jelas Asia.

Semua anak melakukan apa yang diinstruksikan. Selama beberapa saat mereka memejamkan mata kemudian membukanya kembali saat dirasa sudah cukup.

"aku penasaran bagaimana hutan itu? apakah menyeramkan dan berbahaya seperti dalam film film ya," batin Principesa.

Principesa tersenyum dan merasa tak sabar untuk segera kesana, Hutan Kesunyian!

"Baiklah, apa kalian siapa?" tanya Nenek.

Mereka memberikan respon berbeda beda namun mereka memiliki keyakinan yang sama, yakin bisa melewati ini!

Sambil menenteng dan mengendong tas dipunggung, mereka siap menghadapi sesuatu yang bahkan mereka tidak mengetahuinya.

Nenek memutar kenop Pintu kemudian berkata,

"Selamat datang di Hutan Kesunyian!"

***

To Be Continue.

Nantikan kelajutannya!

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang