Masih Jauh!

1 0 0
                                    



"Hei. Tom, kau punya makanan lagi?" tanya Nathasya. Gadis itu kelaparan.

"Tidak ada, ini yang terakhir."

Tom sedang mengunyah roti terakhirnya. Nathasya hanya mendengus kasar, perutnya keroncongan. Meminta makan. Mereka sudah mengamati tempat ini selama beberapa jam, namun tidak ada yang terjadi. Serigala yang tadi juga tidak terlihat lagi. Sekarang hampir pagi, jadi udara mulai menjadi lebih dingin. Keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi Nathasya. Sementara Tao, dia terus memandangi gua itu. Padahal gua itu gelap dan tidak terlihat apapun. Nathasya memilih memandang sisi lainnya, matanya yang masih awas dapat melihat di kejauhan.

"Tom berhenti makan!" kata Nathasya.

Tom dan Tao menolehkan kepalanya kerah gadis itu, Nathasya menunjuk kesuatu arah. Seperti memberi tahu ada yang datang. Mereka melihat serigala besar yang membopong seorang perempuan dan seorang gadis berjalan beriringan dengan makhluk itu. Nathasya menutup mulutnya, dirinya tak percaya akan apa yang dilihat matanya.

Dibawah sana, Anya berjalan berdampingan dengan serigala dan mereka masuk kedalam gua itu. Tao, Tom dan Nathasya saling berpandangan.

"Kau percaya? I- itu Anya," kata Tom.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Bagaimana kalau kira masuk kesana," kata Tao menunjuk gua.

Tom dan Nathasya saling berpandangan, mereka bingung harus menjawab apa. Disatu sisi, mereka takut. Tetapi, mereka juga penasaran dan satu lagi, kemungkinan Lucinda ada didalam gua itu.

****

"Hei, kalian boleh bermain dengannya nanti setelah Tuan Alexander bangkit."

Kedua serigala itu menjauhi tubuh gadis yang baru mereka bawa dan menuruti perkataan Anya. Anya berdiri dihadapan kedua tamunya, di gadis asing dan Lucinda. Kemudian tertawa senang.

"Kalian harusnya merasa beruntung karena kalian akan membantu kami untuk membangkitkan Tuan Alexander, tuan yang sangat kami puja dan kagumi. Biarkan tuan kami yang memimpin dunia, para pengecut itu hanya akan merendahkan derajat penyihir. Jadi berbahagialah kalian berdua," kata Anya.

Kemudian dia pergi entah kemana bersama kedua serigala tadi. Lucinda tak mau tahu urusan yang dilakukan Anya. Dia menolehkan kepalanya, melihat gadis yang tadi dibawa. Tubuhnya bergetar ketakutan, dia bahkan sampai tak berani untuk meminta belas kasihan pada Anya.

"Hei tenang lah. Apa yang terjadi dengan mu?" tanya Lucinda.

"To- tolong aku. Kau- kau harus melepaskan ku. Keluarga ku didesa, mereka- mereka membutuhkan pertolongan. Ak- aku takut. Aku takut."

Lucinda hanya diam mendengarkan. Sepertinya Anya dan serigala itu mendatangi desa gadis ini dan membuat keributan disana. Sungguh kasihan. Jika dia bisa menggunakan sihirnya, keadaan akan menjadi lebih mudah.

"Maaf aku tak bisa menolong mu."

Lucinda menunduk, dia seorang penyihir putih dan tugasnya melindungi manusia. Tetapi dirinya tak bisa menolong gadis disebelahnya ini. Mungkin saja dia akan mati bersama gadis ini. Tiba tiba celananya basah, dia menolehkan kepalanya ketas gua. Seingatnya tidak ada tetesan air ditempat ini sejak Lucinda datang kesini.

Lucinda menunduk lagi, memperhatikan tanah di sekelilingnya yang tiba tiba basah, sebelumnya tempat ini kering. Gadis itu tersadar, mungkin seorang pengendali air. Tapi siapa? Apakah teman satu timnnya?

"Tom... itu kau?" bisik Lucinda.

Air yang menggenang di tanah kemudian membentuk tulisan, "bagaimana keadaan mu? ini Tom."

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang