Sihir Ke empat

18 3 1
                                    

Keesokan paginya beberapa anak yang belum melakukan test kemarin mereka pergi ke halaman sedangkan yang sudah langsung pergi ke perpustakaan.

"jadi baru kita saja ya?" tanya Principesa saat melihat hanya empat orang saja yang pergi ke perpustakaan. Anya yang di ajak bicara hanya mengangguk, tak terasa mereka berempat sudah sampai di perpustakaan rumah Nenek.

Kreek! Suara pintu yang dibuka menggema di dalam ruangan berisi ratusan buku.

"Wah luas sekali" kata salah Shin. Lalu mereka mulai masuk ke dalam perpustakaan dan mencari buku yang tadi di beritahukan oleh Nenek.

****

Setelah mendapatkan buku yang dimaksud, mereka duduk bersama di salah satu meja yang terdapat empat kursi.

Tak ada dari mereka yang memulai pembicaraan sehingga menciptakan keheningan hingga Principesa memulai pembicaraan.

"Mmm... se-sebelumnya kenalkan namaku Principesa dan ini Anya," kata Principesa kepada satu satu nya cowo di situ.

"Perkenalkan juga namaku Shin" kata cowo itu sambil tersenyum. Lalu tidak ada yang memulai pembicaraan lagi karena masing masing asik dengan kegiatan membacanya masing masing.

Setelah lima belas menit kemudian suara pintu perpustakaan di buka dari luar pertanda ada orang yang masuk.

"Bagaimana...apa kalian sudah mengerti?" tanya Nenek kepada mereka berempat, Nenek tidak masuk sendiri tapi Nenek masuk bersama keenam anak yang mengikuti pelatihan.

"Lumayan, tapi beberapa bagian sulit untuk di pahami, Nek" kata Shin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah kalau begitu....ayo semuanya masuk" kata Nenek lalu keenam anak itu masuk bersamaan dan duduk di salah satu meja di dekat mereka.

Nenek mengangkat tongkatnya keatas dan beberapa buku terlihat melayang kearah keenam orang tersebut.

"Ya itu buku yang akan kalian pelajari dan untuk bab pertama tentang pengendalian kekuatan kalian," Jelas Nenek. Semua anak langsung membuka bab pertama.

"Baiklah kalian baca dulu sebentar. Waktu kalian hanya sepuluh menit," kata Nenek lalu duduk di salah satu kursi yang ada di perpustakaan.

****

"apakah kalian sudah mengerti?" tanya Nenek yang dijawab hampir seluruhnya menggeleng. Maksudnya seluruhnya.

"Baiklah akan saya jelaskan. Didalam setiap diri seorang penyihir terdapat kekuatan sihir yang dikerenakan orang tua kalian adalah penyihir atau bukan.

Bagi yang memiliki kedua orang tua nya penyihir di sebut keturunan murni sedangkan salah satu dari mereka bukan penyihir disebut keturunan campuran. Kekuatan antaran keturunan murni dan campuran tidak lah berbeda jauh, yang berbeda adalah pengendalian kekuatan yang lebih sulit di bandingkan keturunan murni."

"kekuatan seorang penyihir mulai muncul saat usianya menginjak limabekas tahun dan terus meningkat hingga tujuh belas tahun, sebenarnya kunci dari pengendalian kekuatan kalian hanya satu yaitu konsentrasi," Kesepuluh anak yang mendengarkan penjelasan Nenek mendengarkan dengan seksama dan serius.

"Baiklah cukup penjelasannya, sekarang Principesa tolong maju ke depan," kata Nenek, lalu Principesa dengan sigap maju ke dekat Nenek.

"Ada apa Nek?" tanya Principesa bingung.

"Baiklah berdiri disini," kata Nenek lalu mengatur posisi berdiri Principesa yang tadinya menghadap Nenek menjadi membelakangi Nenek.

"Pertama fokus pada sasaran," kata Nenek yang membuat Principesa tambah bingung.

"Princi...sudah ikuti saja apa yang Nenek katakan. Sekarang lihat baju besi itu," kata Nenek sambil menunjuk baju besi yang berdiri tegak tepat di samping rak buku yang agak jauh dari tempat Principesa berdiri. Principesa mengangguk lalu mulai memfokuskan diri pada baju besi tersebut.

"Kedua, rasakan sekitar mu. Rasakan setiap partikel yang bergerak di sekeliling kita," kata nenek pada Principesa sambil menjelaskan pada kesembilan orang lainnya.

Principesa memejamkan matanya dan mulai merasakan ada sesuatu yang menyentuh kulitnya dan berkumpul di tangan kanan dan kirinya.

"ketiga, angkat tangan mu dan dorong partikel tersebut tapi sebelumnya pusatkan lagi konsentrasimu pada sasaran," kata Nenek lagi.

Principesa mengikuti apa yang dikatakan Nenek. Mata nya mulai terbuka dan mulai memfokuskan pikiran nya pada baju besi tersebut. Principesa mengangkat tangan nya kedenpan hingga sejajar hingga bahu dan BRUUUK!

Bunyi dari baju besi yang terkena serangan Principesa dengan cepat baju besi itu sudah tidak lagi berbentuk.

"Ber-berhasil!" kata Principesa senang.

"Baiklah kalian tadi sudah melihatnya jadi setelah makan siang kalian akan berlatih di halaman belakang lagi sampai jam makan malam. Sekarang silahkan kembali ke kamar masing masing," kata Nenek sambil mempersilahkan anak anak didik nya kekamar mereka. Setelah berterimakasih mereka semua menuju kamar mereka masing masing. Di perjalanan menuju kamar banyak anak anak yang berbicara seperti

"Betapa kejamnya Nenek?", "Ini akan seru" dan "Pasti akan melelahkan" ya seperti itulah kira kira pendapat beberapa anak yang menanggapi kebijakan nenek saat memberitahu jam latihan hari ini setelah makan siang sampai menjelang makan malam.

****

Sekarang mereka sudah ada di halaman belakang rumah Nenek sambil melatih kemampuan mengendalikan kekuatan mereka masing masing.

Terlihat Anya, Shin dan Principesa sedang latihan bersama.

"Shin bagaiman kamu melakukan nya? Maksudku, kamu melakukan nya dengan cepat," tanya Principesa dengan tatapan keingintahuan.

"Aku hanya memfokuskan sasaran dan merasakan partikael yang ada di sekitar lalu aku dorong, partikel itu angin ternyata, aku membacanya di buku yang tadi, ternyata itu adalah angin yang ada di sekitar kita," jelas Shin.

"Baiklah kalau begitu akan ku coba," kata Principesa sambil membuat ancang ancang unuk memulai latihan. Tapi kegiatan nya harus terhenti karena suara Anya yang mengintupsi.

"Princi....lebih baik kita ajak saja Lucinda untuk bergabung dengan kita, kasihan dia hanya sendirian dan kan lumayan kita bisa dapat teman baru," kata Anya sambil memandang Lucinda dari kejauan.

"Ya boleh saja, lagipula kita juga sudah mengenalnya. Masalahnya Lucinda mau atau tidak kalau berteman dengan kita?" tanya Principesa.

"Aku juga tidak tahu. Kalau begitu kita tanya saja," kata Anya lalu menghampiri Lucinda yang masih asik saja melatih kekuatanya.

Dari tempat principesa dan Shin hanya bisa dilihat Anya yang sedang megajak Lucinda berbicara, lalu tak lama Anya kembali lagi bersama Lucinda yang berjalan di belakang nya.

"Hai Lucinda~" sapa Principesa yang hanya dibalas anggukan kecil saja.

Dan mereka pun mulai berlatih hingga menjelang malam.

***

Tak disangka dari luar mantra pelindung ada sesosok bayangan yang mengintai kegiatan mereka.

Lalu muncul seseorang dari belakang bayangan itu.
"Pilih yang ungu tua!" ujar orang itu.

***

To Be Continue

Principesa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang