20 (REVISI)

3.3K 340 2
                                    

Semenjak kepulangannya dari cafe tadi hingga saat ini Jongin masih diam. Pikirannya masih tertuju pada Soojung. Ingin sekali Jongin menghubungi wanita itu dan menjelaskan semuanya. Namun, ia terlalu takut jika Soojung tidak mau mendengar penjelasannya. Jongin terlalu pengecut. Jongin mengambil air mineral dan menegaknya hingga tandas. Ia butuh berpikir jernih sekarang.

Tanpa Jongin sadari sedari tadi Hyoyeon selalu memperhatikan setiap gerak-gerik adiknya itu. Jongin menjadi lebih pendiam semenjak pulang dari cafe tadi siang. Sebenarnya ia ingin tahu apa yang membuat adiknya itu diam. Namun, ia masih ragu untuk bertanya. Tapi ada satu hal yang mengganggu pikirannya sedari tadi, yaitu Jung Soojung. Entah mengapa Hyoyeon menganggap bahwa ada sesuatu yang disembunyikan antara adiknya itu dengan Soojung. Pasalnya saat mereka berdua bertemu tadi seperti ada kilatan terkejut di mata mereka berdua. Namun, Hyoyeon tak mau berasumsi terlalu jauh mungkin bertanya langsung pada Jongin akan lebih baik.

Hyoyeon berjalan perlahan mendekati Jongin. "Jongin," panggilnya.

Jongin sedikit kaget saat tiba-tiba Hyoyeon memanggilnya. "Noona, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa hanya ingin memastikan sesuatu."

Jongin mengerutkan dahinya. "Memastikan apa?" tanyanya.

Hyoyeon berjalan ke arah meja makan lalu menduduki salah satu kursinya.

Hyoyeon menatap lekat Jongin. "Jika kau ada masalah jangan kau pendam sendiri."

Jongin sedikit terkejut dengan pernyataan Hyoyeon, bagaimana ia tahu jika Jongin sedang dirundung masalah.

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan, Noona."

Hyoyeon mendengus. "Aku tau jika kau sudah mengerti apa maksudku, tapi kau tak mau jika aku tahu bahwa kau memang memiliki sebuah masalah. Sebut saja ini ikatan batin antara kakak-beradik. Jika kau sedang bermasalah akupun turut merasakannya."

Jongin terdiam, ia pun mengambil langkah mendekati meja makan dan menduduki salah satu kursi di samping Hyoyeon.

"Ceritalah, aku akan menjadi telingamu," kata Hyoyeon.

Jongin menghela napas pelan. "Soojung."

Hyoyeon mengernyitkan dahinya samar.

"Aku berkencan dengannya."

Hyoyeon membelalakkan matanya mendengar pernyataan Jongin. Wanita itu tak bergeming, ia masih perlu berpikir jernih akibat ucapan tiba-tiba adiknya.

"Kau sungguhan?" tanya Hyoyeon.

Jongin mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Yang pasti aku kenal dengannya saat kau menyuruhku mengambil gaunmu di butiknya," jawab Jongin.

Hyoyeon terdiam. "Menyuruhnya mengambil gaun di butik Soojung?" batinnya.

Hyoyeon berpikir keras mengorek seluruh memorinya, hingga akhirnya ia mengingat sesuatu. "Jung Soojung pemilik Krystal's Boutique kan?" tanya Hyoyeon.

Jongin mengernyit. "Iya, memangnya Noona lupa?"

Hyoyeon menepuk dahinya. "Makanya aku seperti pernah melihat Soojung sebelum ia menolong Asher," ucapnya. "Kalau begitu bagus jika kau berkencan dengannya, tapi kenapa kau tidak bilang tadi jika kalian berdua sudah berkencan. Jadi kau tidak mau beritahu aku?"

Jongin menghela napas sejenak mencoba menjernihkan pikiran. "Dia belum tahu jika aku memiliki Asher."

Hyoyeon terkejut. "Maksudnya?"

Beautiful Widow [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang