Bab 27

1.2K 192 28
                                    

Embun itu begitu sejuk pagi ini. Menerpa permukaan kulit dengan lembutnya. Menyapu semburat kemerahan di pipi Hermione yang sedari tadi tersenyum-senyum melihat kegigihan seorang Draco yang terus mengayuh sepeda menuju sekolah.

"Sok, sih jadi orang, hahaha!" Hermione berpegangan pada tas Draco erat-erat agar tak terjatuh.

Draco cemberut. Dia kan hanya ingin mencoba romantis untuk Hermione. Kata Blaise, Hermione sangat suka bersepeda. Makanya Draco tadi sengaja bersepeda dari rumahnya untuk menjemput Hermione di rumah gadis itu. Padahal jarak rumah mereka cukup jauh.

"Orang tuh pacarnya lagi kecapean harusnya di semangatin, ini malah di ledek."

"Hahahaha, abis muka kamu lucu, sih. Udah tau rumah kita jauh, masih aja maksain naik sepeda jemputnya."

Draco tersenyum geli. Mendengar Hermione menyebutnya dengan kata 'kamu' entah kenapa membuat hati Draco seperti tergelitik.

"Jadi sekarang udah aku-kamuan, nih?"

"Oh, lo mau nya masih gue-elo?!"

"Eh, enggak-enggak kok. Aku maunya pake aku-kamu sama kamu."

"Dih, jijay ah."

"Ngambek?"

"Iya!"

"Dih, kalo cewek normal tuh harusnya bilang enggak. Kamu mah malah langsung ngaku kalo ngambek."

"Aku kan limited edition,"

"Iya, deh kamu satu-satunya."

Hermione mengacak-ngacak rambut Draco dengan gemas.

...

"Blaiseeee!!! Balikin buku gueee!!"

"Hahaha!! Katanya orkay, buku segini doang mah harusnya lo bisa beli ama pabrik-pabriknya."

"Balikiin nggak?! Stres lo, panjul!!"

"Wey, mana ada orang amrik ngerti kata panjul?!"

Harry menutup kedua telinganya rapat-rapat. Theo yang dulu selalu membuat keributan sedang di rawat, sekarang gantian dengan Blaise yang selalu menjahili Astoria.

Kapan hidup Harry akan tenang, ya Tuhan??

"Ahelah gue lagi nggak mood, Blaise! Gue lagi baper gara-gara Dimasnya gue mati di Cinta dan Rahasia!! Huaaaa!!"

Blaise langsung berhenti berlari, "Lo suka nonton itu juga?"

Pupil mata Astoria melebar, "Iya! Suka pake banget gue!!"

Blaise tersenyum lebar, "Anjirr! Kita samaan!! Iya anjir endingnya bikin gue pengen mati! Gitanya gue sedih!!"

"Ahhhh!! Gila gila gila! Lo nonton juga?! Iya ih parah bapernya kan??"

"Bangeeettt! Apalagi pas Dimasnya meninggal."

"Lo team siapa?"

"Gue sih team Gita sama diri gue sendiri."

"Dih, gita cuma buat Dimas!"

"Nggak gita buat gue!

"Yaudah Dimasnya buat gue aja, hehehe."

"Nah, boleh tuh."

Harry mengerucutkan hidungnya, "Dasar, stres!"

...

"Theooo... oh.. Theoo!"

Blaise membuka pintu dengan asal. Dia membuka sepatu dan kaos kakinya, lalu langsung menghampiri Theo yang sedang di suapi makanan oleh Kinan. Di belakangnya, menyusul Hermione, Draco, dan Harry.

Friendship (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang