Bab 31

1.1K 189 8
                                    


"Kamu tau gak? Kalo si pangeran keren itu aku?"

Hermione menaikkan sebelah alisnya. Dikira dia bodoh apa? Setelah semuanya, dia kira kalau Hermione tidak tahu? Hah, dasar Draco.

"Ya, taulah. Masa nggak tau sih?!"

"Kok, gitu? Tau dari mana?"

Memutar bola mata, "Kan fans sejati aku itu cuma kamu doang."

Draco mencebikkan bibirnya, "Kaya apaan aja dibilang fans."

"Ya, emang iya kan? Kamu tiap hari nge-chat aku. Hih, kalo dipikir kamu kaya di sinetron. Drama king banget. Kenapa nggak nyatain dari awal, sih?"

Kini gantian Draco yang memutar bola matanya, "Kamu kira gampang? Pas aku udah jadi pacar kamu aja, hati kamu masih buat Blaise 'kan? Bisa ditolak mentah-mentah kalo nyatain dari awal."

Hermione manggut-manggut, "Betul juga... Eh, tapi tenang. Sekarang cuma kamu yang ada di hati Hermione." katanya dengan cengengesan.

Draco mengerucutkan hidungnya seraya menggeser tubuhnya agak menjauh dari Hermione, "Kok serem ya?"

"Serem-serem gini tapi suka 'kan?"

Draco terkekeh, "Kalau dipikir, dulu aku nggak pernah nyangka buat milikin kamu. Aku kira, aku bakal selalu kalah dari Blaise."

"Kok gitu?"

"Ya, menurut aku perasaan kamu ke dia itu dalem banget. Bahkan awalnya, aku masih ragu kalau hati kamu itu udah berpindah ke aku."

Hermione menghela napasnya. Sebegitu jahatkah dia dulu? Sampai membuat Draco merasa seperti itu. Dijauhkan Draco beberapa hari saja sudah membuat Hermione sedih bukan main, apalagi Draco yang saat dulu selalu mendengarkan curhatan Hermione tentang Blaise? Yang selalu berada dibelakang Hermione untuk menguatkannya jika dirinya sakit hati pada Blaise. Pasti sakit sekali.

"Maafin aku ya?"

Draco tersenyum lembut. Dia mengusap kepala Hermione dan merapikan rambut perempuan itu, "Nggak apa-apa. Yang udah lewat, biarin aja lewat. Yang penting sekarang, kita udah sama-sama. Sampai kapanpun. Oke?"

Hermione ikut tersenyum. Ia mengangguk dengan semangat.

"Oh, iya. Aku punya sesuatu buat kamu."

Draco mengeluarkan sebuah gelang putih dari sakunya. Di gelang tersebut terdapat inisial 'HM'. 

"HM?"

Draco mengangguk, "Hermione Malfoy."

Hermione tertawa, "Norak, ah! Alay nih alay! Hahaha." katanya sembari menggoyang-goyangkan gelang yang sudah tersembat di pergelangan tangan kanannya ke hadapan wajah Draco.

"Ini so sweet tau. Jadi, sebelum aku kasih kamu cincin berlian, aku kasih gelang kaya gini dulu. Soalnya cincin berlian kan mahal, jadi nanti belinya kalau aku udah kerja."

Hermione makin tertawa. Ia mencubit pipi Draco karena teramat gemas.

"Jadi Mas-nya udah berniat ngelamar, nih?"

"Ya iya, dong. Nanti si eneng di embat orang."

"Yakin banget diterima?" ledek Hermione.

Draco mengangguk dengan wajah sombongnya, "Yakin! Buktinya gelang murah kaya gini aja mau di pake. Apa coba alesannya kalau nggak nerima lamaran?"

"Iya, deh. Terserah Mas-nya aja. Mmm, ngomong-ngomong kapan mau bilang sama bokap nyokapnya eneng?"

Draco tertawa, "Nanti setelah lulus SMA."

Friendship (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang