Chapter 20 - Another Nightmare Detected

2.2K 154 0
                                    

Delapan bulan kemudian...

TOK TOK TOK

Shikamaru mengetuk pintu apartemen Sakura dengan wajah kesal. Sudah hampir 15 menit dia terus melakukan hal itu, tapi Sakura tak kunjung membukakannya pintu.

"Apa sebenarnya yang mereka lakukan didalam?" Gerutunya dengan wajah kesal.

'Baiklah ini yang terakhir, Haruno. Kalau kau masih belum membuka pintu ini, aku akan pergi duluan.' Batinnya.

TOK TOK TOK

Dan sayang sekali. Sakura tetap tidak membukakan pintu untuk Shikamaru, membuat pria Nara itu mendengus sinis dan langsung berbalik menuju lift diujung lorong.

Sementara didalam kamar apartemen Sakura, Kakashi sedang sibuk menindih tubuh Sakura yang pasrah dibawah kungkungannya. Sudah 30 menit berlalu tapi Kakashi seperti tidak ada bosannya terus mencumbui Sakura. Tidak, tidak. Mereka tidak sedang making love. Hanya sedikit making out seperti dipagi-pagi sebelumnya.

"Kakashi.. hentikan.. Aw! Uh.. aku akan terlambat ke kampus... ada.. tugas lapangan.. hari inii..." kata Sakira susah payah menghindari bibir Kakashi yang terus menciumi wajahnya.

"Aku akan mengantarmu." Balas Kakashi setelah mengecup gemas bibir bawah Sakura. Setelah puas mengukir karya hampir diseluruh tubuh bagian atas Sakura, Kakashi pun melepaskan Sakura yang terlihat mengatur nafasnya yang tersenggal.

Sejak beberapa bulan yang lalu Kakashi sudah tinggal di apartemen Sakura. Dia tidak benar-benar menepati janjinya untuk tinggal di Jepang dan membiarkan Sakura menuntut ilmunya di Perancis. Tepat sebulan Sakura tinggal di kota yang identik dengan kata romantis itu, Kakashi langsung terbang menyusul Sakura.

Sakura sendiri terkejut dengan kedatangan Kakashi yang tiba-tiba. Karna selama mereka berkomunikasi, Kakashi tidak bilang akan menyusulnya dan tinggal bersamanya. Dan selama tinggal disini, Kakashi melepas rindunya dengan terus menempeli Sakura. Bahkan dia benar-bena mengajukan surat izin pemindahan kerja.

"Kau dirumah saja. Nanti akan ada kiriman paket untukku dari ibu."

"Lalu?"

"Ya kau harus menungguinya. Ibu mengirimkan bahan makanan untuk menu kesukaanmu, tahu. Jadi kau harus tinggal."

"Tidak, tidak. Aku juga ada urusan sebentar diluar. Jadi kita akan pergi bersama. Lagipula kiriman dari ibu bisa dititipkan dimeja resepsionis."

Sakura mengerucutkan bibirnya. Baiklah dia yang mengalah. "Yasudah. Terserah padamu." Dan dia langsung beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Kakashi yang menyeringai penuh kemenangan.

***

"Apa?" Pekik Sakura tepat setelah sang rektor menyelesaikan kalimatnya.

"Kau akan melanjutkan study-mu disini. Semua berkasnya sudah dilengkapi oleh wali-mu... Apa sebenarnya hubunganmu dengan Mr. Hatake? Apa kau adiknya?" Jelasnya yang diakhiri kalimat tanya.

Sakura mendadak gugup. Apa yang harus dia katakan? Apa dia harus menjawab kalau Kakashi adalah kekasihnya? Aih yang benar saja. Mereka pasti nanti salah paham.

"Um.. i-itu.. Ka- maksudku Mr. Hatake itu.."

"Apa dia suamimu?" Tebak sang rektor. Sakura hampir tersedak salivanya. Ia pun hanya bisa meringis sungkan. Sakura tidak bisa menjawabnya, membuat sang rektor berasumsi sendiri.

"Ya, terserahlah. Itu urusan kalian. Yang penting kau menjadi mahasiswi disini. Karna jujur saja, aku suka dengan sifatmu yang selalu semangat dan rasa keingintahuanmu membuatku senang. Tidak jarang mahasiswi sepertimu. Mereka kuliah hanya untuk menutupi gengsi dan sekadar bersenang-senang." Kata sang rektor. Sakura hanya tersenyum simpul dan pamit undur diri.

The Vampire Sensei [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang