Chapter 22 - Medusa With Burgundy Hair 2

1.6K 134 0
                                    

Hampir setiap hari Kurenai selalu mengikuti Kakashi. Kemanapun Kakashi pergi, pasti Kurenai selalu menjadi bayangannya, dari jarak jauh tentu saja. Seperti sekarang ini, Kurenai sedang berdiri diluar supermarket setelah tadi ia melihat Kakashi memasuki supermarket dilantai dasar apartemen pria itu.

Langsung saja Kurenai ikut masuk kedalam supermarket. Melihat Kakashi yang berdiri dipojok rak supermarket sedang memilah-milah susu membuat Kurenai bergerak cepat menjalankan aksinya.

"Um.. permisi, bisa tolong aku, tuan?" Ujarnya dengan suara lembut.

Kakashi menoleh, menatap Kurenai dengan wajah datar. "Ada apa?" Tanyanya acuh lalu kembali sibuk memilah susu pesanan Sakura.

"Aku kesulitan mencari letak peralatan dapur. Maukah kau.. menolongku, tuan?"

Kakashi mendengus dalam hati. "Kau bisa meminta tolong pada pegawai disini, nona."

Dia ingat perempuan ini dan dia tahu apa yang ada dipikiran perempuan yang sepertinya hobi mengenakan pakaian kurang bahan ini. Tapi Kakashi akan mengikuti permainan perempuan yang Kakashi akui bertubuh seksi ini.

"Um.. pegawai disini sepertinya sedang sibuk.. jadi, bisakah kau saja yang menolongku. Kurasa kita berasal dari negara yang sama. Jadi akan lebih nyaman untukku."

Kini Kakashi menyeringai dalam hati. "Oke baiklah. Kau bisa ikuti aku. Ayo."

Kakashi berjalan santai menuju rak khusus peralatan dapur tanpa melepaskan lirikannya pada Kurenai yang sepertinya sengaja berjalan begitu dekat dengannya. Bahkan bisa Kakashi rasakan dada sintal itu sesekali menggesek lengan telanjangnya.

"Sial. Pria ini begitu panas. T-shirt tanpa lengan begitu cocok ditubuh kekarnya." Batin Kurenai gemas melihat gaya berpakaian Kakashi.

Kakashi menahan senyumnya saat mendengar erangan Kurenai. Kurenai adalah perempuan kedua setelah Sakura yang beruntung bisa berdekatan dengannya. Walau dalam konteks yang berbeda. Tapi tetap saja perempuan dengan segala niat jahatnya ini tentu amat sangat senang dan beruntung karna bisa berjalan berdampingan dengannya dimuka umum.

"Kita sampai." Gumam Kakashi dan segera berbalik meninggalkan Kurenai.

"Tunggu!" Cegah Kurenai. Perempuan itu menarik lengan Kakashi dan mengerling nakal pada Kakashi.

"Sebagai ucapan terima kasih, maukah kau makan malam denganku?" Ujar Kurenai dengan suara sedikit mendesah.

'Ya tuhan. Yang benar saja. Itu tidak akan mempan, nona.' Batin Kakashi mencemooh nada suara Kurenai.

"Maafkan aku tapi aku tidak ada waktu untuk hal semacam itu. Permisi." Balas Kakashi cepat dan melepaskan cengkraman Kurenai.

"Kalau begitu beri aku nomor ponselmu. Ku pikir kita bisa makan siang kalau kita tidak bisa pergi untuk makan malam." Ujar Kurenai yang kembali menahan kepergian Kakashi.

Kakashi memberi sedikit senyuman pada Kurenai. "Maaf."

Dan Kurenai diam ditempatnya dengan wajah memberengut. Sepertinya akan sulit mendapatkan perhatian Kakashi. Pikirnya.

***

Sakura duduk dengan bibir mengerucut. Masakannya harus ia tunda karna Kakashi belum juga kembali.

"Kemana pria itu? Apa supermarketnya berpindah di dekat menara Eiffel?" Gerutunya.

Ceklek

Suara pintu terbuka dan tertutup tak membuat Sakura menoleh. Ia terlalu kesal. Tidak tahukah Kakashi kalau dia sudah kelaparan?

"Ini," Kakashi mengulurkan satu papperbag kedepan wajah Sakura yang masih cemberut. Kakashi tahu gadisnya ini sedang merajuk.

The Vampire Sensei [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang