9~ Bunkasai

864 120 3
                                    


LBab 39

Book 2 Chapter 9

Kini sekolah dimana Rui bersekolah. Setiap kelasnya nampak sibuk membawa segala perlengkapan serta peralatan yang mereka butuhkan. 

Yah~ Liburan musim panas akan datang dan sebelum itu ada festival budaya yang akan dilaksanakan oleh sekolah tersebut.

"Miyamoto -kun menurutmu  yang mana yang bagus?"ujar seorang teman sekelas Rui yang menunjukkan tiga desain baju maid pada Rui. 

Rui yang sedang menyiapkan hiasan dinding berhenti menatap ketiga gambar tersebut dengan mengernyitkan dahinya.

"Ke -kenapa kalian menanyakannya padaku?"ujar Rui yang bingung pada beberapa teman perempuan dihadapannya.

"Ayo pilih saja"ujar mereka kukuh memaksa Rui.

"Ti -tidak tau. Aku laki-laki, mana mungkin mengerti mode perempuan. Lagi pula kalau kalian ingin menanyakannya seharusnya kalian tanya untuk baju laki-lakinya"ujar Rui menolak untuk memilih desain tersebut.

"Kita sudah memilih untuk kostum para lelaki. Sekarang kita masih bingung yang mana yang bagus untuk perempuannya"ujar mereka.

"Dan juga laki-laki malah punya pilihan yang bagus dengan baju maid"tambahnya mereka.

"Eh?! Ke -kenapa begitu"ujar Rui.

"Ayo pilih saja"paksa mereka.

"Ba -baiklah~"ujar Rui pasrah dan menatap kembali ketiga desain tersebut.

"Hhhmm~ Yang tengah terlihat nyaman dan simpel"ujar Rui usai menimbang pilihannya.

"Good!"pekik mereka dan menunjukkan jempolnya pada Rui.

"Kami yakin Miyamoto -kun akan memilih ini"ujarnya kembali.

'Haha- Kalau kalian sudah menentukan pilihan kenapa masih menyakan padaku' batin Rui menatap ketiga temannya tersebut.

Seperti yang mereka bicarakan, kelas Rui memilih membuat sebuah cafe dengan konsep maid dan bulter. Para perempuan dikelas Rui sibuk menyiapkan persiapan untuk kostumnya sedangkan untuk para lelaki menyiapkan dekorasi ruangan, dimana ruang kelas mereka yang akan mereka ubah menjadi ruang cafe.

"Ah- Miyamoto bantu aku dibagian sini"ujar salah teman sekelas Rui.

"Baiikk~"jawab Rui yang berjalan menuju temannya itu.

Rui berjalan kearah temannya itu dan mulai membantu temannya tersebut. Tentu Rui nampak sangat antusias, ini merupakan festival budayanya pertama yang Ia ikuti. Wajah binar Rui tidak bisa Ia sembunyikan.

Hari sangat terik, musim panas benar-benar datang. Fumio dan Daiki nampak berjalan beriringan dengan seragam musim panas mereka serta tas sekolah mereka. Pulang lebih awal ketika seluruh persiapan festival kelas mereka masing-masing sudah selesai. Mereka pulang berdua karena bertemu didepan kelas Rui yang ternyata sudah sepi dan mereka tak menemukan sosok Rui disana. Mereka berhenti ketika sampai pada kediaman Hayasi, kemudian menatap keadaan rumah Fumio yang nampak ada yang aneh.

"Fumio, rumahmu keliatannya rame sekali"ujar Daiki yang dapat mendengar samar-samar suara dari dalam rumah Fumio.

"Aku juga tidak tau"ujar Fumio yang nampak bingung menatap kearah rumahnya.

"Mau mampir dan lihat? Mungkin Rui sedang melakukan sesuatu"ujar Fumio yang meraih pintu pagarnya, Daiki terkekeh.

"Rui melakukan apa sampai rumahmu heboh seperti ini"ujar Daiki yang mengikuti langkah kedalam teras rumah Fumio.

Voice Later [Book 2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang