26~ Not alone-

690 93 6
                                    


Bab 56

Book 2 Chapter 26

Daiki menghela napasnya untuk yang kesian kalinya. Matanya sesekali melirik pada Rui yang berjalan disampingnya. Dengan Yukata yang sangat pas dan rapi ditubuhnya, Rui menatap keselilingnya begitu antusias. Kembali helaan napas Diaki terdengar. Langkah kaki Daiki semakin cepat melupakan Rui yang tertinggal dibelakangnya.

"Rui kau ingin permen ap-"Daiki yang terhenti saat tak menemukan Rui dibelakang ataupun sampingnya.

Daiki berputar dan menatap kekanan dan kirinya memastikan keberadaan Rui. Matanya menyusuri banyaknya orang-orang untuk mencari sosok Rui. Wajah paniknya mulai nampak kemudian mulai berlari kecil melewati jalanan yang baru saja Ia lalui. Langkahnya terhenti saat menemukan Rui yang sedang berdiri dengan kepalanya yang tak bergenti bergerak kekanan dan kekiri seakan mencari sesuatu. Helaan napas lega Daiki terdengar, kini dirinya berjalan cukup santai san meraih pergelangan tangan kiri Rui. Rui tersentak kaget kemudian memandang kearah Daiki yang akhirnya membuat senyuman muncul diwajah.

"Kau sangking kecilnya sampai bisa hilang"eluh Daiki dengan kekehannya. Rui yang kesal mengembungkan pipinya.

"Daiki saja yang jalannya terlalu cepat"bela diri Rui.

"Ya, kakimu itu memang pendek. Tidak perlu diperjelas"balas Daiki yang kini mendapatkan pukulan kecil dari Rui.

"Aku akan tumbuh besar nanti. Lihat saja"Rui yang membuat Daiki terkekeh lagi.

"Baik baik- Sekarang pegang tanganku erat. Biar kau tidak hilang lagi"akhir Daiki yang menggenggam jemari Rui dan mengajak kembali berjalan.

"Mau permen apel?"tawar Daiki, Rui mengangguk sebagai jawabannya. Daiki membawa Rui berhenti pada penjual permen apel dan membeli satu permen apel.

"Daiki -kun! Lama tidak melihatmu. Sekarang kau sudah sangat besar"suara parau itu muncul dari sang penjual permen apel. Daiki tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya.

"Lama tidak bertemu paman. Satu permennya"balas Daiki.

"Baik baik~ Untuk kekasihmu, huh?"pria tersebut melirik pada Rui. Rui merona dan melirik kecil pada Daiki usai memberikan salam dengan kepalanya.

"Begitulah"ujar Daiki menerima permen yang disodorkan oleh pria penjual permen.

"Lihat kau- Bahkan menemukan kekasih yang sangat cantik dan memamerkannya disini"pria itu kembali menggoda Daiki. Daiki terkekeh seraya membuka bungkus plastik pada permen apel ditangannya dan menyerahkannya pada Rui.

"Ini bonus untukmu"pria itu menyodorkan sebuah sapu tangan yang masih tersusun rapi pada Rui.

"Ta -Tapi-"

"Tidak masalah. Ambil ini"pria itu memotong suara Rui. Rui menatap Daiki dan mendapatkan anggukan dari Daiki.

"Terima kasih banyak, paman"ujar Rui menerima sapu tangan tersebut. Pria tersebut tersenyum dan mengangguk pada Rui.

"Kami akan kejembatan, paman"ujar Daiki yang meraih pergelangan tangan Rui dan membawa Rui kembali berjalan bersamanya

Seraya menikmati permennya, mata Rui sesekali melirik pada Daiki yang sedang menuntunnya dengan tangan mereka yang sama sekali tidak terpisah.

"Menurut Daiki aku cantik?"ujar Rui yang memulai percakapan. Daiki menoleh dan menatap Rui.

"Kau lebih dari itu"Daiki yang mengelus pucuk kepala Rui.

"Tapi aku bukan perempuan"protes Rui dengan wajah sipunya.

"Memangnya siapa yang bilang kau perempuan"Daiki yang terkekeh kecil kembali menggandeng tangan Rui.

Voice Later [Book 2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang